Hari ini, hari minggu yang cerah. Kamu sedang menyapu halaman belakang rumahmu yang terlantarkan selama ini.
Budayakan vote sebelum baca.
Bahkan jika dilihat, jauh lebih banyak dedaunan gugur dibanding rumputnya.
Setelah membersihkan halaman belakang kamu membuka kursi kayu lipat dan duduk di atasnya. Sambil mengelap keringat dengan tangan kanan, tangan kirimu dipakai untuk memegang sebuah majalah edisi musim panas.
Kamu memakaikan matamu yang bewarna (Your eyes color) dengan kaca mata hitam. Sementara kepalamu kamu pakaikan sebuah topi pantai.
Kamu membalik lembar demi lembar majalah, hingga kamu bertemu dengan halaman edisi baju renang. Kamu memperhatikan majalahnya dengan seksama, terkadang hati kecilmu berkata ingin pergi ke pantai.
Berhubung kamu masih banyak proyek novel kamu tidak bisa bersantai ke pantai sekarang, lagipula saat ini kamu sedang kabur dari kewajibanmu untuk menulis cerita.
Sesekali kamu melirik ke arah handphone mu, kenapa ya? Mungkin mengharapkan panggilan dari seseorang.
Kamu menghela nafas lalu meletakkan majalah di atas perutmu, kamu menatap langit yang sedang cerah-cerahnya hari itu. Hingga tak terasa kamu menutup matamu.
Semuanya gelap, namun tidak gelap gulita seperti hitam sepenuhnya. Warnanya cokelat, kuning? Oranye? Merah? Warnanya berubah-ubah seiring waktu berjalan.
Kamu memikirkan tentang kata-kata Karma kemarin, tentang jangan terlalu dekat dengan Isogai. Padahal kamu dan Isogai adalah teman dekat sejak kuliah, dan kamu harusnya jauh lebih percaya dengan Isogai dibandingkan dengan Karma.
Namun, entah kenapa hatimu rasanya berdebar-debar saat bersama dengan Karma. Sedangkan Isogai, kamu hanya menganggapnya seperti teman?
Kamu dilema oleh dua pilihan, percaya Isogai atau percaya Karma. Kamu tidak ingin ada peperangan diantara keduanya, eumn, tiba-tiba saja ada suatu cerita yang terlintas dibenakmu.
Kamu segera berlari kedalam rumah dan naik ke lantai dua. Kamu segera mengambil laptop dan turun kembali ke lantai satu. Kamu duduk di sofa dan mulai menulis cerita.
--
Sudah di tengah jalan, namun otakmu rasanya buntu. Tidak ada satupun hal yang terlintas dibenakmu.
'Ted Ted Ted Ted Ted'
Suara dering panggilan dari handphone mu. Kamu mencari-cari di sekitarmu, namun tak kunjung menemukannya juga. Hingga teringat kalau kamu meninggalkannya di halaman belakang.
Kamu segera berlari dan mengambil kembali handphone mu. Ah, panggilan dari Karma. Sepertinya dia ada urusan denganmu.
Kamu menggeser tombol hijau dan terduduk di kursi lipat yang belum kamu rapihkan sejak tadi. Kamu meletakkan handphone di telinga kanan, dengan bantuan tangan kananmu.
Selagi menelepon kamu memutuskan untuk membalik-balik lagi halaman majalah edisi musim panas.
'Nee, (Name)-chan? Ada waktu?~'
"Kenapa?"
'Mau pergi ke suatu tempat denganku?'
Wajahmu langsung memerah setelah mendengar ajakan dari Karma. Kamu dengan bimbang memegang satu halaman dari majalahmu ke atas.
'(Name)-chan? Kau disana?'
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Drama (Karma X Reader)
FanfictionMasa lalunya, dan masa laluku. Kami berdua memiliki masa lalu yang bertolak belakang, Bisakah... bisakah kami bersatu? Chara : Reader x Karma Ansatsu Kyohitsu © Yusei Matsui-sensei (Up tyda menentu)