"Karma, kamu harus membiarkan aku pergi hari ini!" Ucapmu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Karma dengan penuh emosi. Sedangkan Karma yang sedang menikmati liburannya hanya fokus kepada TV yang sedang ia tonton dan snack yang sedang ia makan.
Karena merasa terabaikan kamu mendekat ke arah Karma dan menatap dia dari atas, tanpa kamu sadari ada sebuah luka di pipi Karma.
"Karma, itu luka apaan? Kok aku ga pernah liat?" Karma terkekeh mendengar pertanyaanmu, dia menutup mulutnya dengan punggung tangannya dan membalikkan badannya untuk melihat wajahmu.
"Kamu ga inget semalem?" Kamu tersentak kaget mendengarnya, dan kamu berusaha untuk mengingat nya. Semalam kamu tidur di kamar Karma, namun tidak ingat kalau ada sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua.
Wajahmu langsung memerah dan kamu memundurkan kepalamu, "MU-mungkin kah!?" Karma tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lakumu.
"Bukan, pas lagi tidur semalam kamu gaduh banget sampe kuku kamu kena muka aku," dan seketika wajahmu memerah karena malu.
"I-intinya aku ma-mau ke kantor sekarang..." Karma menghela nafas lalu kembali fokus kepada TV dan snacknya, kamu yang merasa diabaikan (lagi) memilih untuk langsung pergi ke luar.
Ternyata oh, ternyata pintu rumahnya sedang dikunci Karma, dan kuncinya ada di Karma seorang.
"Ke-Karma! Biarkan aku pergi dong!!" Ucapmu Sambil menghentakkan kaki di ubin. Karma melirikmu sebentar lalu kembali kepada TV dan snacknya.
"Kamu menghampiri Karma dan loncat ke sofa. Kamu duduk dan mendorong-dorong Karma sampai ia terpojok di sofa. "Karmaaaaa" Ucapmu dengan nada memaksa.
Karma malah terkekeh melihat tingkah lakumu, dia menatap matamu lalu tersenyum kecil kepadamu, "Hee~ kau tidak mau temani aku?" kamu langsung menggeleng.
"Cih, baiklah" Ucap Karma kecewa, dia segera meletakkan snacknya di atas meja kaca dan lalu berdiri dan berjalan ke arah tangga. Kamu mengikutinya dari belakang.
Saat sudah di lantai dua Karma hendak membuka pintu kamarnya, namun sebelumnya dia menengok ke arahmu terlebih dahulu.
Dia masuk lalu kamu mengikutinya. Di dalam dia tersenyum iblis kepadamu, dan kamu mulai merasakan firasat buruk.
Karma membalikkan badan ke arah lemari lalu membuka pakaiannya wajahmu merah seketika.
"Karma! Kamu mau ngapain!?" Seru mu sambil menutup mata dengan kedua tanganmu. Karma yang sudah terlanjur telanjang dada berjalan mendekatimu.
"Siapa suruh ngikutin aku~" Seru Karma dengan nada mesra, dia memegang kedua tangan yang kamu pakai untuk menutupi matamu.
"Sini coba liat~" Pinta Karma yang sudah melepaskan kedua tanganmu dari matamu, namun kedua matamu masih tertutup dan kamu langsung memalingkan kepalamu.
"hee~ (Name)-chan malu-malu rupanya" Seru Karma setelah itu dia melepaskan pegangannya, dia segera mengganti baju dan sesekali kamu mengintip... (Author di bacoque)
"Ayo" Seru Karma sambil menarik tanganmu berjalan ke lantai satu. Saat sudah di dekat pintu kamu menepis tangan Karma.
"Eh, kenapa??" Karma berkacak pinggang lalu menghela nafas, "Tentu saja aku mau mengantarkan dirimu..." Matamu membulat sempurna dibuatnya.
"Gausah, aku udah gede, bisa sendiri" Ucapmu dengan wajah yang memerah. Kamu langsung memalingkan pandangan dari Karma.
"Kalo disamperin mak lampir kayak waktu itu gimana?" Karma terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Drama (Karma X Reader)
FanfictionMasa lalunya, dan masa laluku. Kami berdua memiliki masa lalu yang bertolak belakang, Bisakah... bisakah kami bersatu? Chara : Reader x Karma Ansatsu Kyohitsu © Yusei Matsui-sensei (Up tyda menentu)