8. I Won't Give Up

1.3K 250 51
                                    

Karma menatap jam tangannya yang terpasang di tangan sebelah kanan. Karma uang sekarang sedang menyandar di mobilnya yang bewarna merah sedang di penuhi oleh emosi.

Budayakan vote sebelum baca.

Pasalnya, gerbang kompleks mu sudah ditutup. Karma, tidak, bahkan siapapun sudah tidak bisa memasuki Kompleks itu.

Karma menatap satpam kompleks dengan penuh emosi, sementara yang di tatap hanya bisa menjalankan tugasnya dengan benar.

"Ayolah! Pacarku bisa mati didalam sana!"

Cetus Karma sambil menunjuk kedalam kompleks. Sementara pak satpam hanya melirik sesekali ke dalam gerbang kompleks.

Pak satpam menghela nafas dan masuk kembali kedalam pos jaganya. Karena merasa di abaikan Karma pun mendekati pos jaga.

Karma memukul kaca pos jaga.

Satpam itu tampak ketakutan, "Cepat buka, atau kau akan berakhir sama seperti kaca ini" Ancam Karma sambil menatap sinis satpam kompleks. Satpam kompleks hanya bisa mengangguk dan membukakan gerbang itu untuk Karma.

Karma segera memasuki mobilnya, dan menghidupkan mesin mobil. Dia membuka kaca mobilnya, "Nee~ awas saja kalau lapor polisi atau temanmu, nanti nyawamu bisa melayang"

Karma langsung melaju cepat menuju rumahmu. Hingga akhirnya dia berhenti di sebuah rumah berdinding (Fav Color) muda, dengan atap bewarna oranye.

Karma langsung keluar dari mobilnya, dan berjalan menuju pintu rumah. Karma mengetuk, ah bukan, Karma menggedor-gedor pintu rumahmu.

Sementara Okada sedang panik dengan kedatangan Karma. Kamu  sedang pingsan dan terbaring di atas sofa. Okada segera mendekati pintu dan mengintip dari jendela,

Wajah Karma terlihat sangat jelas oleh mata Okada.

Okada reflek terjatuh saat melihat Karma sudah di depan kaca. Okada perlahan mundur dan mendekati Sofa.

Emosi Karma sudah meluap-luap, "CEPAT BUKA, ATAU AKU AKAN MEMBUKA PAKSA!" Cetus karma disertai kepalan tangannya yang ia tunjukkan kepada Okada.

Okada dengan penuh gemetaran membuka pintu rumahmu dan Karma langsung mendorongnya. Karma segera menghampirimu dan menggendongmu ala bridal style.

Karma berlari keluar dan segera meninggalkan Okada. Karma membuka pintu mobilnya dan menidurkanmu di kursi deretan kedua. Karma memasuki mobilnya dan melaju kencang meninggalkan Okada.

--

Perlahan matamu terbuka. Kamu melihat atap-atap mobil yang tidak asing bagimu. Kamu segera melirik ke Kiri-kanan hingga mendapati Karma sedang menyetir.

"Tu-tunggu! Ada apa ini... Karma?" Tanyamu sambil perlahan bangun dari tidur. Karma melirikmu dari kaca panjang yang ada di depan, "Maafkan aku, karena aku kamu jadi berada di dalam bahaya..."

Matamu membulat sempurna." Tu-tunggu, Karma? Dimana tunanganmu? Oka-" Karma langsung membanting setirnya yang membuat kamu terjatuh di dalam mobil Karma.

"Dia bukan tunanganku" Jawab Karma disertai tatapan serius. Kamu hanya bisa temerenung di belakang.

Tiba-tiba saja perutmu berbunyi, walau tidak terlalu keras namun pendengaran Karma cukup tajam untuk menangkapnya.

"Nee, kamu pasti belum makan sejak tadi siang. Mau makan?" Kamu hanya mengangguk dalih mengatakan 'iya' kepada Karma.

Karma langsung membawa kamu ke Wc'D.

"Mau pesan apa?" Tanya Karma yang sedari tadi memperhatikan kamu dengan serius. Kamu masih mebulak-balikkan setiap halaman menu, dan kemudian menutupnya.

"Cheese Tsukimi Burger dan cokelat hangat. Kamu tidak pesan Karma?"

Karma hanya menggeleng. Setelah pelayan itu pergi, kamu langsung menggenggam tangan besar Karma. Kamu menatap lurus matanya.

"Sudahlah Karma, aku tidak apa-apa"

Karma memalingkan pandangannya darimu, dia menutupi wajahnya yang mulai memerah. Kamu tersenyum kecil sambil memperhatikan Karma.

Akhirnya pesananmu pun sampai dan kamu mulai memakannya.

--

Kamu dan Karma sekarang sudah berada di mobil (Lagi). Karma masih fokus dengan jalanan, kamu hanya terdiam memperhatikan wajah Karma. Sesekali melirik ke arah jalanan.

Dalam lubuk hati terdalammu, sebenarnya kamu ingin sekali untuk mengetahui seluk beluk permasalahan Karma dan Okada.

Namun, jika melihat ekspresi Karma yang sekarang sepertinya dia sedang tidak ingin ditanya. Jadi kamu hanya pasrah saja.

"Hey"

Kamu tersentak kaget mendengar panggilan dari Karma, "Ya?" Karma hanya menghela nafas lalu membelokkan setirnya.

"Sudah sampai"

Kamu memperhatikan ke segala arah dengan kebingungan. Kamu menatap mata Karma lurus, "Ini, dimana?" Karma membuka pintu mobil dan menutupnya.

Kamu segera membuka pintu mobil juga dan menghampiri Karma yang hendak masuk kedalam rumah. Wajahmu tampak kebingungan, "Ano, ini dimana?" Karma tak menghiraukan pertanyaanmu.

Kalian berdua memasuki rumah yang bagimu cukup besar itu. Sedari tadi kamu hanya membuntuti Karma, "Kenapa?" Tanya Karma sambil berhenti berjalan.

"ini..."

"Rumahku"

Sebelum kamu melanjutkan omonganmu Karma sudah terlebih dahulu menjawab. Dia membalikkan badan ke arahmu dan memegang kedua pundak mungilmu.

"Nee... Akan aku jelaskan semuanya"

Matamu membulat sempurna. Kamu hanya bisa mengangguk mendengar kata-kata yang keluar dari Karma.

Karma menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dan memalingkan pandangannya darimu.

"Aku dan Manami dulu hanya teman biasa, hingga dia menyatakan perasaannya kepadaku..."

Kali ini kamu menggenggam pinggang Karma dengan sangat erat. Kamu mulai mendekatkan diri kepada Karma dan menenggelamkan wajahmu ke dada bidangnya.

Karma meletakkan salah satu tangannya kekepalamu. Dia menundukkan wajahnya hingga dagunya terasa di puncak kepalamu.

"...aku tidak bisa menolaknya, jadi aku menerimanya. Hingga, aku sadari aku tidak bisa terus-terusan memberikannya harapan palsu..."

Karma memelukmu erat, sangat erat. Begitu juga kamu, kamu memeluknya sangat erat.

"...jadi aku mengakhiri hubungan kami, namun, dia tidak terima..."

Kamu segera mendorongnya dan menampakkan wajahmu ke harapannya. Mata (E/C) mu menatap mata emas oranye milik Karma dengan tajam.

Tiba-tiba saja butiran kristal bening mulai keluar dari matamu. Kamu menatapnya nanar.

"Ke-kenapa... Kamu tidak belajar untuk mencintainya?" Tanya mu dengan nada yang terbata-bata. Mata emas oranye Karma membulat setelah mendengarnya,

"Karena, aku tau aku tidak bisa..."

Karma kembali memelukmu erat. Dan kamu kembali menenggelamkan wajahmu di dada bidangnya. Kamu menangis sangat keras dalam pelukan Karma.

Entah kenapa, atau apa maksudnya, saat itu kamu sangat-sangat ingin menangis dalam pelukan Karma.

"Berhentilah menangis, sekarang aku mengetahui sesuatu..."

Tiba-tiba air matamu berhenti mengalir setelah mendengar ucapan Karma. Karma melepaskan pelukannya dan menatap matamu lurus.

'Cup'

Sebuah ciuman hangat mendarat di keningmu. Wajahmu memerah seketika, begitu juga wajah Karma.

--TBC--

Sebelumnya ada kesalahan update maaf :*

1. Drama (Karma X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang