Part 4 - Perlawanan Evdo & Rino

24.7K 392 6
                                    

Pukul 17.45. Evdo berlari kecil ke dalam rumahnya setelah memarkirkan motor sportnya di depan. Hari ini ia sengaja absen kelas malam karena ada sesuatu yang harus dibicarakannya pada Rino.

"Kak Rino gue mau ngomong sesuatu sama lo!" teriaknya sambil menerobos masuk, namun tak lama langkahnya mendadak terhenti ketika memasuki ruang tamu.

Di sana, Rino tampak duduk di sofa dalam diam. Tak lama muncul seorang cewek yang membuatnya terkejut mengapa cewek itu ada di rumahnya sekarang. Yang ia yakini cewek itu keluar dari dalam kamar Rino.

"Jeane? Lo... di sini?" tanya Evdo masih dengan keterkejutannya. Ia menaruh ransel yang dari tadi tersampir di bahunya ke sofa.

Tak hanya Evdo, Rino pun sama terkejutnya karena hari ini ternyata Evdo pulang lebih cepat. Biasanya anak itu tidak pernah bolos mengikuti kelas malam.

"Lo bukannya ada kelas malam?" tanya Rino berusaha tenang menutupi kegugupannya.

Evdo mengernyit lalu melempar pandangannya ke wajah Jeane. "Apa yang lo lakuin di sini, Jeane?" tanyanya penasaran tanpa menjawab pertanyaan Rino.

Rino merasa teracuhkan. Ia sedikit menggigit bibir bawahnya pertanda kesal. Bukan Evdo namanya kalau harus diam dan tak ikut campur.

Sedangkan Jeane hanya menatap Evdo canggung sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

Jelas ada sesuatu yang tidak beres di sini.

"Ada apa ini? Nggak ada yang mau ngaku?" tanya Evdo lagi, menunggu jawaban dari keduanya.

"Aku cuma numpang istirahat di sini. Aku baru bikin tugas di rumah teman, kebetulan dekat sini jadi aku mampir sekalian," dusta Jeane sebelum Evdo makin membeo.

Evdo hanya mengangguk, namun itu bukan berarti mereka akan selamat darinya. "Tapi di ujung situ ada kamar khusus buat tamu, nggak dipake?"

"Pintunya rusak, tempat tidurnya juga debuan belum dibersihin," sahut Rino cepat.

Lalu Evdo berjalan menuju kamar itu dan membuka pintunya, mencoba mengunci pintu itu dan membukanya lagi. Tak ada yang rusak. Pintunya bagus. Dan ia berjalan masuk menuju ke tempat tidur dan menepuk spring bednya. Tak ada debu. Spreinya pun nampak baru diganti dan baunya pun masih harum. Kamar tamu itu normal dan bagus.

Evdo berjalan kembali menuju ruang tamu sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dengan gayanya yang cool.

"Gue nggak bego, ya."

"Siapa juga yang ngatain lo bego?"

"Lo boongin gue," kata Evdo kesal karena dua orang di depannya itu sudah membohonginya.

"Ini bukan urusan lo."

"Jelas ini urusan gue juga karena ada Jeane di sini. Kalau di sini ada dia, berarti jelas ada masalah,"

"Stop kalian berdua," sela Jeane. "Sebenarnya aku datang untuk kasih tahu Rino kalau Mama akan kesini. Aku tahu Mama harus bisa dapatkan apa yang dia inginkan. Aku nggak ingin ada sesuatu yang terjadi di sini."

Evdo memandang Rino yang masih duduk di sofa. Ia tahu betul dari kecil hubungan Rino dengan sang Mama tidak begitu baik. Wajar jika saat ini ia tidak ingin memberitahunya soal ini. Yang Evdo tahu, dari dulu Rino selalu berusaha membuatnya tertawa dan membantunya untuk tidak mengingat lagi akan sosok Mama. Seorang ibu yang tega meninggalkan dua anaknya demi menikahi seorang duda kaya, seorang pebisnis properti ternama di Jakarta. Seorang ibu yang meninggalkan dua anaknya satu minggu sejak papa mereka meninggal. Saat itu Rino berumur 10 tahun dan Evdo 8 tahun. Masih sangat kecil untuk ditinggal kedua orangtuanya.

My Friend, My Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang