0.6

792 83 4
                                    


Dia tengah berbaring tenang di salah satu kamar. Tangannya sedikit terangkat ke atas—mengecat kukunya dengan warna merah maroon.

" Hei. "

Gadis itu menoleh dan mendapati seorang namja tengah tersenyum ke arahnya.

" Sedang apa kau? " tanya namja itu.

" Menurutmu? Tentu saja merayakan semua ini. "

" Hmm, tapi aku peringatkan jangan sekali kali kau menyentuh Rose atau kau akan tau akibatnya. "

" Aku tak bisa janji. Tapi akan kuusahakan asal dia juga tak macam macam. "

***

" Lisa, " Rose memanggil dengan lembut sewaktu ia masuk ruangan. " Bagaimana keadaanmu? "

Lisa yang menumpu kepalanya di tangan mulai menoleh kepada Rose dengan tatapan tidak suka.

" I'm fine. Kau baru berkunjung sekarang? "

" Hmm, sangat sibuk. "

" Kita satu angkatan, Rose. Kesibukanmu juga kesibukanku. "

Rose terdiam sambil menggigit bibir bawahnya kuat. Tak lama kemudian, dari balik punggungnya muncul Baekhyun dengan wajah kebingungan karena Rose masih di ambang pintu.

" Lisa, Rose, ada apa? " tanyanya.

" Kau juga. Kenapa kau baru datang sekarang? " Lisa mengalihkan pembicaraan.

" A-aku— "

" Merasa bersalah karena sebenarnya kau yang mencelakakan Chanyeol? "

Mata Baekhyun membulat dan Rose sudah sangat cemas. Dia takut sekali jika nanti terjadi pertengkaran. Bagaimanapun ini adalah rumah sakit.

" Jika Baekhyun yang mencelakakan Chanyeol, dia tak akan kesini. Dia bisa saja mencabut semua alat alat medis yang ada di Chanyeol sewaktu tidak ada orang. Kau se— "

" Kau terdengar seperti yang ingin mencelakakannya, Rose. " Lisa menyela.

" Lisa, ini salah paham. Kumohon mengertilah. " sahut Baekhyun kemudian.

Mereka semua terdiam. Baekhyun dan Rose masih berdiri di ambang pintu sementara Lisa duduk di sofa tanpa berani melihat mata mereka. Tak lama dari itu, Rose langsung masuk menarik Baekhyun. Dia langsung menaruh semua bingkisan teruntuk Chanyeol. Lalu dengan cepat juga dia menarik Baekhyun pergi tanpa berkata apapun pada Lisa.

" Apa sih maunya Lisa?! " sungut Rose disepanjang perjalanan dia pergi menarik Baekhyun.

" Rose, stop! " Baekhyun langsung berhenti dan menarik Rose menghadapnya.

" Kita sudah baik baik berkunjung, apa maunya? "

" Hmm, lebih baik kita menyikapinya dengan bijaksana. Sebentar, aku akan ke toilet dulu. Kau tunggu disini."

Akhirnya, mau tak mau Rose duduk menunggu di salah satu bangku—menunggu Baekhyun kembali. Setidaknya dia dapat mengalihkan perhatian dengan ponsel yang ia bawa. Namun tak lama kemudian fokusnya kembali teralih pada namja yang baru saja lewat.

" Abang! " panggil Rose yang membuat semua orang menoleh kepadanya dengan tatapan aneh.

Namja yang dipanggil Rose ikut menoleh. Rose sendiri langsung melambaikan tangannya gemas, bermaksud memanggil namja itu.

" Kenapa kau disini? " bisik Rose sewaktu namja itu mendekat.

" Melihat kondisi Chanyeol. "

" Aish, baiklah tapi jangan macam macam. "

" Tidak. Tapi kau yang harus berhati hati. Bye! " jawab namja itu lalu segera pergi.

" Apa maksudnya? Hei! "

Rose mengerucutkan bibirnya kesal sewaktu melihat namja itu hilang ditelan belokan. Selanjutnya ia malah kaget karena seseorang menepuk bahunya pelan.

" Hei, melihat siapa? " tanya Baekhyun, namja yang menepuk bahu Rose.

" Tidak, " Rose berbalik. " Bukan siapa siapa. "

" Oh, ya sudah. Ayo pulang. "

***

" Eoh, kak Lisa disini? "

Lisa yang semulanya menunduk, kembali menoleh ke arah pintu. Disana sudah berdiri gadis cantik menenteng tas berisi roti.

" Ya, tidak ada yang bisa kukerjakan lagi. Masuklah  "

Gadis itu masuk perlahan lalu menaruh tas roti nya di nakas.

" Apa abangku kemari? "

Lisa mengangguk.

" Kapan? "

" Lima menit yang lalu dia pergi. "

" Oh, " Yeri bergumam sambil duduk disebelah Lisa. " Bagaimana keadaan Chanyeol? "

" Baik. Kata dokter, dia akan segera sadar. "

" Aku harap begitu. "

" Ya, dia sudah banyak tertimpa masalah. "

Yeri menekan bibir bawahnya kuat.

" Oh ya, Kak Lisa butuh sesuatu? Aku akan membelikan. "

" Tidak perlu. Temani saja aku disini. Aku kesepian. "

Yeri mengangguk pelan. Setelah itu, dia ikut menyandarkan punggungnya di sofa. Sesekali matanya melirik Lisa yang terlihat murung itu.

" Kak Lisa mengecat kuku dengan warna merah maroon juga? "

" Iya, " Lisa melihat kukunya sendiri lalu beralih pada kuku Yeri. " Eh, kita samaan dong. "

Yeri mengangguk untuk membenarkan.

***

" Kau sudah mengembalikan anjing Chanyeol? "

" Sudah, aku sudah mengembalikanya ke kakaknya. " Baekhyun menjawab pertanyaan Rose.

" Hmm, kenapa ini tambah rumit? Sangat menakutkan. "

" Sama. Jika seperti ini, aku bisa gila." balas Baekhyun kemudian.

" Aku akan bertanya pada seseorang. Mungkin dia tahu. "

" Siapa? "

" Abangku. "

" A-apa? Rose tunggu! "

Tapi Rose tidak mendengar panggilan Baekhyun. Dia langsung beranjak berdiri dan berlari menuju rumahnya.

" Abang! "

Rose menaiki tangga dengan tergesa. Setelah dia sampai di kamarnya, Rose segera mengedarkan pandangannya. Matanya langsung menangkap sosok pria yang duduk di meja belajarnya.

" Oh, "  Rose terkaget. " Kau disini? Abang tau siapa yang mencelakakan Chanyeol? Lalu yang membawa anjingnya? "

" Rose, kau langsung bertanya padaku seperti itu? "

" Aku tau kau pasti mengetahui semua ini. Kumohon, katakan. "

" Tidak bisa. Ada hal hal yang memang tidak boleh kau tau. "

Rose memandang namja itu dengan mata bergetar.

" Jauhi Baekhyun, maka tidak akan hal buruk yang terjadi lagi. "

" K-kau yang merencanakan semua ini? "

Rose menutup mulutnya tak percaya—menahan tangisnya sebisa mungkin. Bagaimanapun dia tak bisa menyangkal bahwa dia sangat kaget. Secepat kilat dia mengambil vas di meja dekatnya.

" PERGII!!!! " Rose melemparkan vas itu tepat mengenai sasaran.











[…]

Jangan lupa vote :)

30 Maret 2018

SoHyun Sister

Stalking √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang