1.0 End

970 66 9
                                    


Cerita ini hanya fiktif belaka.

∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵

Dia itu manis namun seperti ular. Menyelinap kesana kemari dan aku membiarkannya. Karena dia terlalu licin untuk ditangkap - Roseanne Park

∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵∵





Yeri memukul kaki Baekhyun dengan tongkat baseball yang ia temukan di balik kursi. Baekhyun sendiri tak bisa mengelak karena dia terikat dan tak dapat melawan.

" Rasakan ini!! "

Bugghk!!

" Ini untuk kau yang mencintai Rose! "

Bughhh!

" Ini untuk kau yang selalu perhatian pada Chanyeol! "

Bughh!!

" Ini untuk kau agar kau tidak pernah lari dariku!! "

Napas Yeri terengah sambil memegangi tongkat baseball kuat. Baekhyun sendiri hanya menangis tanpa suara. Kakinya sakit sekali. Bahkan ia merasa tulangnya sudah remuk.

Yeri kembali memegang kedua sisi pipinya. Mencengkeramnya kuat setelah memberikan tamparan kuat di salah satu sisi.

" Apa mau-mu, Yer? Kau suka melihatku lemah seperti ini? " tanya Baekhyun kemudian dengan pandangan sayu.

" Sebenarnya dalam hal hal tertentu aku suka lawanku yang menjadi dominan. Tapi aku tau kau tidak akan seperti itu. "

" Lepaskan aku. "

" Berjanjilah kau akan terus bersamaku. "

" Dari dulu aku terus bersa-"

" Tidak! Aku ingin kita hidup bahagia berdua saja. Aku ingin menikah denganmu. "

***

Jika Yeri sudah gila, maka JongIn lebih parah. Dia sudah seperti iblis yang siap menerkam kapan saja. Pandangan mata yang selalu menatap Rose dengan lembut, berubah menjadi pandangan tajam yang mengerikan.

" Tidurlah. Jika kau sudah merasa baikan, aku akan membawakan mu makan. "

Namun, Rose tau hati pria itu tetap lembut seperti biasanya.

" Kau tidak bisa tidur? " tanya JongIn lagi sewaktu melihat mata Rose yang belum juga terpejam.

JongIn mulai berbaring di samping Rose dan memeluk gadis itu erat. Memberikan usapan lembut di kepala dan membisikkan kata kata yang sering ia ucapkan saat ia menemani Rose tidur.

Rose pikir ini rasanya seperti dejavu.

Mengingat bagaimana JongIn selalu menyanyikan lagu tidur untuknya-sepuluh tahun yang lalu. Namun dirasa, semuanya sudah menguap bersamaan dengan waktu yang berjalan.

" Lepaskan aku. Kumohon. " lirih Rose lagi yang kali ini terdengar lebih menyesakkan.

" Tidak bisa, sayang. "

Stalking √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang