Semua murid yang ada dikelas XII IPA 1 menatap jengah ke arah papan tulis, disebabkan guru killer lagi menjelaskan rumus-rumus matematika.
"Kapan sih si buta itu keluar, kepala gue udah mau pecah ini." oceh Rika
"Emang kepala bisa pecah ya, Rik?" tanya Hana
"Aduh Han otak lu tuh ya" geram Rika sambil menoyor kepala Hana.
Lisa yang duduk dibelakang mereka berdua hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku kedua sahabatnya.
"Kata Rika si buta, emangnya disini siapa yang buta, Lis? Perasaan disini matanya normal semua deh" ucap Dhira
"Buta itu singakatan dari bu Talita. Rata- rata anak SMA Angkasa itu memberi gelar ke guru yang menurut mereka killer, yah contohnya seperti bu Talita." jelas Lisa
"Nanti-nanti gue jelasin deh secara terperinci tentang SMA Angkasa" sambung Lisa
"Kalian berempat, silakan keluar dari kelas." ucap tegas bu Talita
"Salah kami apa bu? Kok disuruh keluar" ujar Lisa
"Saya capek-capek menjelaskan kalian malah asik ngobrol. Sekarang keluar"
"Terima kasih banyak buta. Lagian telinga dan otak saya juga udah panas banget dengerin penjelasan dari ibu." ujar Rika
"Kamu ini sama saja kayak kakak kamu Rika, nggak ada bedanya. Cepetan kalian keluar sekarang" bu Talita sangat geram.
"Kan saya adeknya bu, ya jelas sama lah. Kalau beda berarti saya bukan adeknya bu"
"CEPETAN KELUAR DARI SINI" teriak bu Talita yang emosinya sudah diubun-ubun
Mereka berempat pun keluar dari kelas dan menuju kekantin.
"Pesan apa?" tanya Rika setelah duduk salah satu meja yang ada dikantin.
"Jus jeruk" Lisa.
"Pop ice coklat" Hana.
"Jus Naga" Dhira.
"Oke"
Menunggu beberapa menit, lalu Rika datang dengan membawa nampan yang berisi minuman mereka.
"Lo kenapa pindah ke Jakarta?" ucap Lisa
"Gue ikut bokap gue."
"Sebenarnya sih gue nggak mau pindah ke Jakarta, tapi kata bokap gue abang gue kalau balik ke Indonesia dia bakal tinggal di Jakarta. Dengar abang gue tinggal di Jakarta yaudah gue ngikut aja." lanjut Dhira
"Balik ke Indonesia! Emangnya abang lo dimana?" tanya Rika
"Di luar negeri"
"Kerja, kuliah, atau apa?" tanya Hana
"Kuliah"
Hana hanya mengangguk ngangguk saja, pertanda bahwa ia mengerti.
"Eh, Dhir kok lo santai-santai aja sih disuruh si bu Talita keluar tadi?" tanya Lisa
"Bawa santai aja, Lis. Gue di Bandung nih ya, malah setiap hari disuruh keluar kelas oleh guru, karena gue ngomong mulu sama teman sebangku gue kalau guru-guru lagi ngejelasin, gue kalau denger penjelasan guru bawaannya ngantuk mulu, apalagi kalau guru killer bisa nambah berkali-kali lipat dah ngantuk gue." jelas Dhira yang berhasil membuat Rika, Hana, dan Lisa melongo.
"Diluar ekspetasi" ucap Hana sambil geleng-geleng kepala.
"Gue lihat lo anaknya polos banget" lanjut Hana
"Makanya jangan lihat orang itu dari covernya doang" cetus Dhira
"Berarti lo badgirl gitu ya, Dhir" tanya Lisa menyelidik
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadhira
Teen Fiction[Complete] Gimana kalau kalian memiliki perasaan bersalah sehingga sulit berdamai dengan masa lalu? Pernah nggak kalian takut sama orang, karena tatapannya? Parahnya lagi keadaan membuat kalian sering bertemu. Begitulah yang terjadi diantara Dhira d...