"Tadi cewek-cewek yang masak, jadi sekarang giliran cowok-cowok cuci piring" cetus Rika.
"Buruan sana ke dapur cuci piring!" perintah Rika ke Andra dkk.
"Seben..." ucapan Eky langsung dipotong Rika, "Nggak ada penguluran waktu. Cepat sana bawa piring-piringnya kedapur! Cuci sampai bersih" perintah Rika tegas.
Para empat cowok itu ogah-ogahan berjalan menuju dapur. Terlebih lagi Dion.
Walaupun Dion pemilik apartemen itu, akantetapi kalau adeknya sudah memerintah ia tidak bisa menolak.
Kalau ia menolak, ujung-ujungnya akan terjadi perdebatan. Dan parahnya lagi ia juga yang harus mengalah dalam perdebatan itu.
Daripada membuang suara dan tenaga, lebih baik Dion menuruti perkataan, dan perintah adeknya itu.
Hanya memerlukan waktu sebentar, empat cowok itu sudah kembali keruang tengah.
"Main yuk" ucap Eky sambil mendudukan bokongnya disofa.
"Main Dare" usul Rika.
"Nggak ada penolakan, semuanya harus ikut!" paksa Rika.
"Pasrah deh" ucap Hana dan Lisa.
Hana dan Lisa sangat menghindari permainan dare, karena mereka sangat-sangat kesal apabila Rika yang memberi tantangannya. Menurut mereka berdua tantangan yang diberikan Rika itu konyol.
"Yaudah, gue ambil botol dulu sama snacknya" ujar Rika sambil bangkit dari duduknya.
"Yon, lo pindahin meja ke samping biar luas!" perintah Rika.
Rika kembali dengan membawa botol dan kantong plastik yang berisi snack. Rika meletakkan botolnya diatas karpet, dan mereka berdelapan duduk mengelilingi botol itu.
"Gue yang ngambil, berarti gue yang duluan mutar" ucap Rika.
"Itu mah udah strategi awal lo nying. Cepetan putar" ujar Eky.
Rika memutar botolnya, dan botol itu berhenti di Lisa.
Lisa yang kena, hanya bisa mengehela napas pasrah.
Rika mengeluarkan smirknya, "Lo omelin tembok selama 30 menit" kata Rika.
"Rika, 10 menit aja ya, ya, ya" Lisa meminta toleran ke Rika dengan nada memelas.
"30 menit omelin tembok atau lo kirim sms ke bonyok lo kalau lo mau kawin sekarang. Ayo pilih mau yang mana?" kata Rika.
Semuanya melongo mendengarkan tantangan yang diberikan Rika ke Lisa.
"Ngeri amat tantangannya, Rik" ujar Dhira.
"Lo sama sahabat sendiri tega bener sih, Rik" ujar Hana.
"Otak adek lo bener-bener gesrek, Yon" celetuk Eky.
"Gue juga bingung sama otak adek gue" timpal Dion sambil geleng-geleng kepala.
Sedangkan Andra dan Dista hanya diam. Mending si Dista diam masih senyum, kalau Andra udah diam nggak ada ekspresi lagi.
"Cepet Lis pilih! Lo mau yang mana?" desak Rika ke Lisa.
"Gue omelin tembok aja" putus Lisa pasrah.
"Lo pada jangan ada yang ketawa" ucap Lisa ketus.
"Tunggu dulu, Lis!" ujar Dion.
Tiba-tiba tawa Dion pecah, "HAHAHAHHAHA."
Mereka semua kaget mendengar tawa Dion yang tiba-tiba pecah tanpa sebab apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadhira
Teen Fiction[Complete] Gimana kalau kalian memiliki perasaan bersalah sehingga sulit berdamai dengan masa lalu? Pernah nggak kalian takut sama orang, karena tatapannya? Parahnya lagi keadaan membuat kalian sering bertemu. Begitulah yang terjadi diantara Dhira d...