Chapter 4

221 29 16
                                    

Happy Reading 😏


Banyak hal yang Louis sudah ketahui tentang Eleanor Giandra dalam satu minggu ini;

1. Eleanor adalah anak manja.

Louis mengelus dada karena kelakukan Eleanor tidak jauh berbeda dengan kelakukan adik kembarnya yang baru berumur 12 tahun. Bahkan adik keduanya saja, Feli, yang baru berumur 16 tahun tampak lebih dewasa dari pada Eleanor.

2. Eleanor tidak akan berhenti memanggilnya curut.

Semoga saja itu hewan mahal yang bermutu.

3. Eleanor tidak mau menutupi kekesalannya pada Louis.

Satu minggu ini yang di dapat Louis bukan belaian, justru tekanan darah. Jika saja Ratu Eliezabeth membolehkan mencekik seseorang; Eleanor adalah orang pertama yang Louis cekik dengan suka rela.

4. Eleanor menyukai makanan.

Ah, tidak! Buka menyukai lagi. Tapi menggilai! Seminggu ini Louis selalu dibentak dan ditolak. Tapi ketika Louis sudah membawa menu makanan, bagai terkena sihir, Eleanor Giandra tidak akan menyia-nyiakannya. Mata perempuan itu berbinar bak melihat pintu surga. Dan tidak akan ada tonjolan urat, wajah membunuh, sampai gertakan kasar dari perempuan itu jika mencium makanan.

"Kata Mama nggak boleh nolak rejeki." Itulah jawaban Eleanor Giandra ketika Louis bertanya mengapa ia senang menerima makanannya. Louis tidak akan pernah mengerti yang diucapkan perempuan itu jika sudah menggunakan bahasa asalnya. Membuat Louis memiliki point ke lima tentang Eleanor.

5. Eleanor akan tetap berbicara seolah Louis paham bahasa Indonesia.

Sekali lagi Louis mengelus dadanya penuh sabar. Jika bukan untuk masa depan adik-adiknya, Louis tidak akan mau mengejar-ngejar perempuan sembarangan seperti Eleanor.

"Lea lagi di jalan nih, Cir! Si curut maksa nemenin Lea."

Lihat? Itu maksud Louis tentang point 2 dan 5. Louis bertanya-tanya; apakah ia akan sanggup menikahi perempuan ini kelak? Louis tidak yakin untuk beberapa ke depan dirinya akan masih hidup. Itu mungkin terdengar berlebihan, tapi Eleanor adalah perempuan berbahaya. Dia susah dijinakkan seperti gadis pada umumnya yang Louis kencani. Gadis ini tidak segan menelpon polisi jika dirasanya Louis membuatnya kesal. Padahal satu-satunya yang Louis lakukan adalah meminta kartu akses apartemen Eleanor, dan perempuan itu malah meledak sejadi-jadinya.

Louis harus melakukan sesuatu agar Eleanor tahu siapa yang patut tunduk di sini. Setidak-tidaknya, Eleanor tidak boleh semena-mena dan paham jika ia berurusan dengan Louis Tomlinson dan jangan pernah namanya melibatkan polisi! Louis dan Polisi bagaikan anjing dan babi, mereka tidak akan pernah akur. Terimakasih berkat mendiang ibunya, sehingga nama Louis bersih dari cacatan kriminal yang telah ia buat dulu, tapi tentu saja tidak hilang dari ingatan beberapa aparat keamanan. Itu sebabnya Louis bisa kena masalah lagi jika polisi mendengar namanya.

Well, ini sudah diputuskan. Eleanor harus diperlihatkan siapa Louis itu.

"Eh! Eh! Anjing, ini kemana? Eh, Curut! Kau ingin membawaku kemana?" Eleanor memegang sabuk pengamannya ketika Louis memutar stir mobil dengan tiba-tiba. Bahkan dari arah berlawanan ada mobil yang mengerem mendadak karena ulah Louis. "Louis!"

Louis meliriknya sebentar. Ternyata benar, perempuan ini harus digertak balik. "Akhirnya kau memanggil namaku."

"Apa?!"

"Apa aku harus membuatmu takut agar bisa mengucapkan namaku dengan benar?"

"Tai! Apa yang kau bicarakan?"

Same Craziness and Love (Elounor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang