16. No One

755 15 16
                                    

Apaah? Udah sebulan ya nggak update? Maab, dua minggu keluar kota, dua minggu banyak kerjaan. *alesan* Ini dia part 16-nya, kalau rada-rada garing maab aja yah, kelamaan ditinggal jadi serasa putus hubungan emosional sama Catfight. Sekarang nyoba untuk 'masuk' lagi.

Eh iya,  setelah dilihat-lihat ternyata yang baca Catfight nyampe 5000. Seperti janji gue, ada kuis! Pertanyaan bakal saya cantumkan di ujung part 16.  EH! Baca dulu aja kali, jangan langsung ke bagian akhirnya. :D

[FREYA]

OK. Aku mampir ke rumah jam sepuluh malam nanti Fre, tapi sebentar aja, ya?

Kuhela napas lega. Akhirnya Anggoro mengabariku. Selama seminggu ia membuatku panik karena susah dihubungi (dan tidak menghubungi), selama itu pula ia bersikap dingin padaku di kampus. Ia pun kerap menolak permintaanku untuk bimbingan. Aku benar-benar merasa ditinggal. Padahal di saat-saat seperti ini, hal terakhir yang kuinginkan adalah merasa sendiri.

Kondisiku benar-benar kacau. Belum ada panggilan lanjutan dari Komisi Disiplin dan Kode Etik kampus; sehingga aku resah tidak karuan. Konsentrasiku untuk mengerjakan semua hal benar-benar berantakan. Apa pun yang kulakukan, pikiranku selalu melayang pada nasibku di masa depan : dipecat dari pekerjaan atau dikeluarkan dari kampus tanpa sempat membereskan kuliahku.  Atau bisa jadi keduanya.

Aku bukanlah perempuan yang ceroboh dan pelupa, namun kasus ini berkali-kali membuatku mengalami kecelakaan kecil; terpeleset berkali-kali, terjungkal, lupa dompet, lupa kacamata dan entah apa lagi.

Berat rasanya karena hal ini harus kuhadapi sendirian. Momo, sahabatku - orang yang biasanya selalu mendengar telah memilih sikap untuk melawanku. Satu-satunya harapan adalah Anggoro, namun ia pun sulit diraih. Aku sudah berusaha keras untuk tidak terlalu merengek ingin bertemu karena tidak mau menjadi perempuan mengesalkan, sehingga ia justru akan menjauh. Namun apa yang kuhadapi terlalu berat bagiku; aku tidak tahan sehingga berkali-kali, bagaikan orang gila, aku meminta waktunya untuk bertemu.

Itu sebabnya, pesan Whatsapp yang kuterima menumbuhkan secercah asa bagiku *eciye secercah asaaa, bahasanya, #Abaikan*. Kalau biasanya di sore hari aku hanya memikirkan apa jadinya aku jika dipecat dan drop out, kali ini aku bisa memikirkan hal lain : bertemu Anggoro. Dia memang selalu menjadi support system-ku.

...

Selama berjam-jam aku mondar-mandir tak tentu arah di dalam rumah. Sampai pada akhirnya aku memaksakan diri untuk duduk di kursi pantry. Tahu kan, semakin ditunggu, maka akan terasa semakin lama? Nah! Itulah yang kurasa.

Pukul 21.12. Handphone yang tak pernah terlepas dari genggaman berbunyi. Buru-buru aku melihat layarnya.

Sebentar lagi aku sampai Fre. Kamu lekas buka pintu ya?

Pesan dari Anggoro. Bagaikan terbang aku beranjak keluar rumah. Di luar gelap dan cukup sepi. Kupanjangkan leherku melampaui pagar yang setinggi dada, kutajamkan penglihatan ke arah biasa mobil Anggoro muncul. Beberapa menit, masih belum ada sinar mobil dari arah itu; yang tampak justru sosok perempuan langsing berjalan mendekat. Momo.

Selama seminggu setelah kembali ke rumah ini, bertemu muka dengan Momo adalah hal yang selalu kuhindari; namun kali ini sudah terlambat. Momo sudah melihatku. Langkah perempuan itu tersendat, menampakkan bahwa ia juga enggan untuk bertemu muka dan melakukan tegur sapa basa-basi.

"Eh, Fre. Ngapain?" tanya Momo setelah mendekat.

"Mmm.." aku menahan kalimatku, malas rasanya membayangkan bagaimana responsnya jika ia tahu aku sedang menunggu Anggoro.

Selama beberapa jenak kami berhadapan, Momo berdiri di luar, sementara aku membeku dengan kedua tangan menggenggam bilah pagar.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat bias sinar sepasang lampu mobil. Baik aku dan Momo  menoleh berbarengan. Mobil tersebut melamban dan parkir tepat di depan rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catfight ('REUNI' Time Will Tell Extended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang