[FREYA]
Reaksi Anggoro ketika melihat Kanya muncul dari pintu rumah kontrakan kami benar-benar tidak kuduga. Dengan membabi buta ia menarik -- ralat -- menyeret istrinya.
"HEY! Nggak usah kasar!" seru Momo yang nyaris terpelanting karena kedua manusia tersebut melewatinya saat menuju ke luar rumah.
Momo memutar tubuhnya sambil berkacak pinggang. Alisnya bertaut, ekspresi wajahnya menampakkan ketidaksukaan yang amat sangat. Perlahan kuhampiri Momo. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang kulihat.
"Sakit! Lepasin!" Kanya mengguncang-guncang lengannya, namun rupanya genggaman Anggoro lebih kuat. Tak sedikit pun tangan kokoh Anggoro bergeser dari lengan mungil Kanya; bahkan kulihat ia sedikit memelintir lengan Kanya sampai perempuan itu meringis kesakitan.
Anggoro yang kukenal adalah sosok laki-laki yang sangat lembut. Aku tidak mengenal siapa yang ada di sana! Itu bukan Anggoro, kini ia bak monster yang sedang mengamuk. Bulu kudukku meremang.
"Pulang, Kanya! Pulang!" seru Anggoro lagi. Aku semakin terhenyak begitu melihat Anggoro dengan kasar menarik tangan Kanya dan menyeretnya keluar gerbang.
"Si Anjrit. Pacar lo. Bangsat banget. Gue hajar juga nih!" Momo melangkah maju, namun segera kutahan. Kugenggam tangannya kuat-kuat. Momo memutar badannya ke arahku sembari mendelik,"Kenapa? Lo mau ngebelain pacar lo yang nyakitin perempuan? Mau kalau nanti si Dickhead itu nyakitin lo, gue diemin aja? " balas Momo dengan rahang terkatup.
"Mo!" Aku tertohok mendengar kata-katanya yang tajam. Genggaman tanganku mengendur karena kaget mendengar kalimat sahabatku.
Kami bersitatap beberapa jenak; rahang Momo terkatup. Kemudian ia mengibaskan lengannya hingga tanganku terlepas.
Momo menghambur menyusul Anggoro dan Kanya; sementara aku berdiri terpaku di tempatku. Semua yang terjadi begitu cepat, dan mengejutkan. Aku bahkan belum benar-benar bisa mencerna apa yang sedang terjadi di rumah ini.
Tak lama terdengar suara mobil dinyalakan. Deru mesin mobil terdengar kasar, tanda pedal gas yang diinjak dalam-dalam. Bersamaan dengan itu, Momo menghentikan langkah cepatnya mendadak; kemudian ia membuang mukanya.
BRAK!!!
Suara benda tertabrak.
Tunggu. Benda atau orang?
Ya Tuhan! Anggoro!
Yang terlintas dibenakku adalah Kanya menabrak Anggoro. Didorong oleh rasa cemas, aku melejit menuju pintu gerbang. Namun baru beberapa langkah.
"Anjrit!" Momo mundur beberapa langkah, lalu membuang muka. Langkahku terhenti karenanya, pada saat yang bersamaan, terdengar suara benda keras saling bertabrakan lagi, kali ini lebih keras.
BRAK!
Mobil Anggoro sedikit berguncang.
Beberapa tetangga tergopoh-gopoh keluar, namun tunggang langgang masuk ke rumah kembali karena Kanya melajukan mobilnya dengan kecepatan yang terlalu tinggi untuk di jalan sempit.
Sosok Anggoro berdiri menyandar di gerbang pagar tetangga dengan pucat, wajahnya menunjukkan kekagetan yang luar biasa. Buru-buru aku menyeberang jalan dan kuraih tangannya. Terasa dingin dan basah karena keringat.
Decit kasar rem terdengar dan beberapa jeritan terkejut tetangga.
'GOBLOG! PAEHAN SIAH KU AING!"
"BALEG, KEHED!"
Entah berapa banyak lagi makian dari tetanggaku.
Setelah mobil menjauh, semua mata memandang kami dengan bertanya-tanya. Beberapa orang bahkan menghampiri rumah kami. Mereka semua menuntut penjelasan atas keributan yang baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catfight ('REUNI' Time Will Tell Extended)
Romance('Reuni' adalah salah satu dari dua cerita yang terdapat dalam novel Time Will Tell terbitan Gagas Media. Dan 'Catfight' adalah perpanjangan kisah Kanya dalam 'Reuni') Kisah ini tentang Kanya dan Freya. Dua perempuan ini berseteru karena ingin mempe...