12

199 8 4
                                    


* * *

Sudah setengah bulan sejak pertemuan terakhir Angel dan Jimin. Angel dan Jimin jadi jarang bertukar kabar. Paling-palingan hanya Jimin yang sesekali menelpon Angel. Itu pun ia masih di tempat syuting. Angel tahu karena terkadang Jimin mengajaknya video call karena ia rindu dengan Angel. Kalau sekedar bertuka pesan, itu masih bisa dilakukan Jimin. Walau singkat.

Angel, Ia lebih sering menyibukkan dirinya tuk tugas-tugas kuliah daripada harus memikirkan Jimin. Walau beberapa kali penyakitnya kambuh. Entah kenapa tapi, sekarang Angel merasa penyakitnya semakin parah. Ia sering merasa lemas pada badannya, mudah mengantuk dan terkadang ia merasa mual. Tapi, ia terlalu malas memeriksakan dirinya kedokter karena dokter nya nanti berusah membujuk Angel agar kemotrapi.

Angel sedang fokus menonton drama korea di televisi miliknya demi membunuuh kebosanan sampai kemudian, bel apartemennya berbunyi. Dengan malas ia berjalan menuju pintu.

"Nug..."Ucapan Angel terhenti kala ia melihat tamu nya."Oppa!! Kenapa kau bisa disini?"Ujar Angel senang kepada sang tamu yang ternyata adalah Jimin.

"Kau terkejut kan? Aku sengaja melakukannya karena ingin mengejutkanmu. Ayo kita jalan-jalan"Ajak Jimin.

"Kemana?"Tanya Angel.

"Tak jauh. Hanya ke taman apartemen. Aku ingin menikmati waktu kosong denganmu. Cepatlah ganti bajumu."Ujar Jimin seraya mendorong Angel masuk.

* * *

"Pakailah ini."Ujar Jimin seraya menyodorkan topi hitam yang sama dengannya dan sebah masker dengan warna senada. Angel pun menerimanya dan segera memakai ke 2 benda itu.

Begitu ia selesai memakai, pintu lift terbuka. Jimin menggandeng tangan Angel. Angel merasa panas pada pipinya. Ia yakin, pipinya sedang merah saat ini. Beruntung ia sedang memakai masker.

Tak terasa, Jimin dan Angel sudah berada di taman selama 1 jam. Banyak kegiatan yang mereka lakukan mulai dari kejar-kejaran hingga bersenda gurau bersama. Mereka sangat menikmati waktu ini walau beberapa mata menatap aneh mereka karena penampilan misterius mereka tapi itu tak dipedulikan oleh sepasang kekasih itu.

"Angel coba kau kemari. Bunga ini sangat cantik"Ujar Jimin seraya jongkok dihadapan sebuah bunga. Sementara Angel, ia tetap diam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Ia merasa pusing dan mendadak badannya lemas.

"Ya Tuhan. Jangan sekarang"Ujar Angel didalam hatinya.

"Angel kenapa kau hanya berdiam diri disana? Kau baik-baik saja?"Tanya Jimin. Ia pun berjalan menghampiri Angel.

"Kenapa Jimin oppa ada dua?"Gumam Angel pelan.

"Angel. Kau baik-baik saja?"Tanya Jimin seraya memegang bahu Angel. Dengan cepat Angel mengangguk.

"Ne oppa. Ayo kita ke tempat yang kau maksud"Ajak Angel. Ia berusaha menghilangkan rasa sakit di kepalanya. Namun, itu tak bertahan lama.

Baru beberapa langkah berjalan, Angel langsung jatuh pingsan. Untungnya, Jimin dengan sigap langsung menahan tubuhnya agar tak sampai jatuh ke tanah. Jimin menggendong Angel ala bridal style dan membaringkannya di kursi taman lalu membuka masker Angel. Jimin sangat terkejut melihat wajah Angel yang sangat pucat. Dengan segera, ia membawa Angel ke rumah sakit engan taksi.

* * *

"Eungh...."Lenguhan kecil keluar dari mulut Angel. Dengan segera Jimin mendekat ke arah Angel yang perlahan-lahan mulai membuka mata.

"Syukurlah kau sudah sadar. Sebentar akan ku panggilkan dokter ne."Ujar Jimin lalu memencet tombol darurat diatas ranjang Angel.

"Oppa, berapa lama aku disini?"Tanya Angel.

"Umm.... Mungkin sekitar 2 jam"Jawab Jimin. Tak lama kemudian, seorang dokter datang.

"Jimin-ssi kau bisa tunggu di luar sebentar? Saya akan memeriksa keadaan pasien"Ujar sang dokter. Dengan segera, Jimin keluar dari ruangan Angel.

"Angel. Sudah berapa kali saya bilang kalau anda itu harus meminum obat dengan teratur saat pusing itu datang"Omel sang dokter pada Angel. Dokter yang sudah berumr kira-kira 40 tahunan itu merasa kesal karena pasiennya yang satu ini. Entah kenapa, ia memberi perhatian lebih layaknya Angel adalah anaknya sendiri.

"Dokter... jangan mengomel seperti itu. Tadi itu adalah ketidaksengajaan. Aku lupa membawa obatku pergi."Jelas Angel.

"Hah.... kau ini. Keadaanmu semakin memburuk. Kau harus segera kemotrapi agar bisa segera sembuh."Pinta sang dokter.

"Kemotrapi hanya mencegah bukan menyembuhkan dok"Ujar Angel.

"Tapi itu satu-satunya cara agar kanker itu tidak menyebar lebih lagi."

"Uissa, Jimin oppa sudah menuggu terlalu lama diluar. Ia akan curiga nanti. Apa tadi ia menanyakan keadaanku? Apa uissa memberitahunya?"Potong Angel.

"Tidak. Saya hanya bilang kalau kau kelelahan dan stress ringan seperti anak kuliah lainnya."Jelas sang dokter.

"Hah... Syukurlah kalau begitu. Uissa apa bisa kau suruh Jimin oppa masuk? Aku tak mau membuatnya menuggu lebih lama lagi"Pinta Angel. Setelah mendengar perkataan Angel, sang dokter pun keluar dan membiarkan Jimin masuk.

"Bagaimana? Apa sudah enakkan?"Tanya Jimin dan dibalas dengan anggukan oleh Angel. "Kata dokter kau kelelahan dan stress ringan akibat tugas. Tak usah terlalu memikirkan tugas. Aku tak ingin kau sakit."

"Oppa tenang lah. Aku tak apa-apa. O iya, apa oppa tak kembali kelokasi syuting?"Ujar Angel.

"Kau benar. Waktuku akan habis 30 menit lagi. Aku harus pergi. O iya, kau tidak boleh kemana-mana dulu. Dokter bilang kau harus dirawat beberapa hari disini"Jimin menasehati Angel seraya memakai masker dan topinya. Lalu, ia memeluk singkat Angel dan berjalan keluar.

TBC....

Nah, kli ini udh selsesai spam updatenya. Cukup 3 chapt saja 😂

Vote + coment jangan lupa ya ^.^

BIG NO. pero......... немного.

✔Our (last) Time | PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang