"Kamu kenapa Rin?" suara Dimas.
Irene mendongak.
"Tolong aku, Mas! " mohon Irene dengan tubuh bergetar.
---
Dimas panik waktu melihat perempuan di depannya itu kembali menangis lagi. Sama seperti waktu di depan sekolah.
"Kamu kenapa Rin?"
Bukannya menjawab air mata Irene semakin deras "Tolong aku, Mas!"
"Iya aku bakal nolongin kamu, tapi ap--"
"Irene" Dimas akhirnya paham siapa yang membuat perempuan kesayangan nya ini menangis. Orang itu lelaki yang waktu itu ia temui di depan angkringan slb. Orang yang ingin kembali untuk menemui Irene.
"Rin, kita balik kelas aja yuk" Lalita berusaha membujuk Irene, tapi Irene masih sesenggukan.
Raka berusaha mendekati Irene, tapi Dimas mencegah nya. Ia merengkuh tubuh perempuan itu.
"Dia butuh waktu, sebaiknya kamu pergi"
"Tapi aku udah menunggu selama 2 tahun untuk ini" kata pria yang suara nya sama sekali tak berubah itu. Irene masih mengingat nya. Bahkan bau parfum nya juga.
"Kamu mau menemui nya, Rin?" tanya Dimas pelan pada Irene. Perempuan itu menggeleng kencang di balik rengkuhan Dimas.
"Tapi Rin, aku mau bicara" bujuk Raka.
"Bawa aku ke meikarta".GGGG ini salah skrip.
"Ngga mau, aku mau pulang" pinta Irene pada Dimas. Dimas pun menyetujui nya.
Sekelas pada bingung waktu liat Dimas yang dianter Lalita ngambil barang-barang Irene dan memberikan surat ijin ke Pak Sur. Dan yang tentu jadi sasaran si Lalita deh.
"Irene kenapa?" tanya Rarya pada Lalita.
"Raka kesini"
"Anjirr ngapain lagi tuh cowo brengsek kesini" Alin.
"Terus gimana?" Kinan ikutan.
"Irene lari, terus malah nabrak Dimas terus ya gitu dia minta pulang ga mau ketemu Raka. Lagian Raka nya ngebet banget anjir mau ketemu tadi aja kejar-kejaran di lapangan buset capek gue kaya lagi syuting film india" cerita Lalita, entah kenapa nih orang berusaha cerita tapi jadinya malah ngelawak bikin temen-temen sekelas nya terbahak meskipun suasana mereka agak lagi ngga enak. Terutama Rarya, Alin dan Kinan yang tahu betul bagaimana cerita Irene dan Raka dulu.
"Sudah kuduga trauma nya belum sembuh" kata Alin.
"Tapi kenapa Mas Raka sampai kesini? " tanya Rarya.
"Itu juga yang jadi pertanyaan ku. Mana dia keukeuh banget padahal Irene nya dah nolak-nolak" Lalita
"Raka memang ada maksud mau menemui Irene lagi" Kali ini semua mata menatap kearah Kinan.
***
"Makasih ya Mas" kata Irene waktu mereka udah sampai di depan rumah Irene.
"Sama-sama, udah ngga usah sedih gitu. Ada aku, kamu bisa pakai aku buat bikin jauh cowo itu dari kamu"
"Enggak, sekali ini aja aku ngerepotin kamu Mas. Makasih banyak ya" tolak Irene. Ia tak mau memberi harapan pada Dimas. Ia ingat pesan Mama.
"Yaudah, masuk gih. Istirahat ya" Irene mengangguk lalu masuk ke dalam rumah nya.
"Apa yang harus aku lakukan agar trauma nya hilang?" tanya Dimas pada diri nya sendiri sambil menghela napas berat.
Irene mengurung diri di kamar nya, Mama nya sudah membujuk nya untuk keluar, tapi Irene tak mau, Dhiksa juga masuk, berusaha menggoda kakak sulungnya itu tapi tetap saja gagal. Ia bahkan lupa mengecas ponsel nya yang udah banyak notifikasi itu.
"Kakak kenapa sih Ma?" tanya Dhiksa pada Mama nya.
"Entah, tadi sih pulang awal diantar Dimas tapi langsung masuk ke kamar dan ga mau keluar"
"Mama tanya ke Dimas?"
"Engga, tadi sih Dimas senyum aja ke Mama habis itu pergi lagi"
"Mending tanya deh ke Dimas"
"Emang kamu punya nomer nya?"
"Engga sih" Dhiksa menggaruk tengkuk nya. "Tanya temen kelas nya aja gimana?"
"Tumben anak Mama pinter" Dhiksa ngambek setelah itu. Ya kali, dia kan pinter setiap saat.
Dhiksa pun mengetik pesan ke Alin, tapi centang satu. Jadi nya dia coba ke Lalita.
👤Mbak Lalitul
Mbak broo, kakak gue kesambet apaan?
Adik macam apa kau ini?
Dia habis ketemu mantan. Mana dikejar2 pula.Raka?
Hooh
Terus sekarang keadaan nya gimana?Ga mau keluar kamar tuh.
Belum selesai mereka chat-an, ada panggilan masuk.
Dari Adit.
----
Angkat tidak ya?┌(˘⌣˘)ʃ -Dhiksa
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Long Time To Love
Random❗Containing harsh word and nsfw content❗ Biasanya cinta itu datang 3 detik Tapi kali ini datangnya 3 tahun 🫡 ©190118 Edited ©190623