36

106 4 0
                                    

Belum selesai mereka chat-an, ada panggilan masuk.

Dari Adit.

---




"Rin? Ini aku.. Buka pintu nya ya"

Tak lama pintu pun terbuka. Adit muncul setelah nya.

Irene yang berjalan gontai pun merasakan pelukan dari belakang "I wish you have a nice day everyday, why you have the bad today?"

"I'm okay" kata Irene pelan. Hari ini dia ngga masuk sekolah, dia takut orang itu akan mencari nya lagi. Pengecut? Biarlah kalian bilang Irene pengecut karena pada dasar nya hati nya memang belum siap untuk bertemu dengan orang yang sudah menggores luka nya cukup dalam.

Adit membalikkan tubuh Irene pelan. Tangan kanan nya mengangkat dagu yang sejak tadi menunduk. Bahkan di bawah mata gadisnya itu ada lingkaran hitam kaya hewan yang mahir kungfu itu.


"Aku masih kalah ya sama dia. Dia bisa dengan mudah ambil hatimu dan dalam sehari membuatmu kalut begini, sedangkan aku harus butuh waktu 3 tahun buat bikin kamu peka" Irene menatap manik mata lelaki di depannya.

"Maaf" kata Irene lirih.

"Nggak papa, aku anaknya kuat kok kan sering makan biskuat" guyonan Adit membuat hati Irene menghangat sedikit. Garing sih tapi dia bermaksud baik untuk menghibur dirinya.

"Boleh minta peluk?" lelaki bernama lengkap Immanuel Aditama itu terkejut. Tumben-tumbenan Irene nggak tsundere kaya biasanya.


"Kamu minta aku masukin sekarang juga aku siap" dan setelah nya Adit mengaduh karena perut nya di cubit gadisnya.

"Mesum!"

"Hehehe.. Jadi peluk nggak?" tanya Adit sambil merentangkan tangan nya. Irene pun berhambur ke pelukan teman sekaligus musuh nya sejak sekolah menengah pertama itu.


Irene sendiri nggak paham kenapa dia minta peluk ke Adit, tapi entah kenapa hati nya punya rasa ingin. Dimas kemarin juga memeluknya, tapi rasanya beda. Dan benar saja, rasa nya lebih nyaman. Irene suka dipeluk Adit.

"Aku nggak minta kamu cepat-cepat lupain orangnya, tapi setidaknya lupain kenangan buruk nya, luka nya yang dia tinggalkan buat kamu seorang diri. Aku tahu kamu sampai mogok bicara juga kan karena dia?" Irene masih diam saja "Kalo aku bilang aku bantu sembuhin itu bakal sulit karena jawaban nya cuma waktu. Time is the best healer, right? Jadi aku bakal bilang, aku bakal ada disini, di sisi mu untuk menemani masa-masa kamu berdamai dengan masa lalumu, selama apapun itu. Sesusah apapun itu, aku bakal tetap disini bantu apapun yang bisa ku bantu"


"Kamu mau kan ulurin tanganmu biar aku bisa membantumu? Irene Queenerena?" Irene mendongak. Lalu setelah nya ia mengangguk pelan.


"Makasih Sayang" Adit mengecup kening Irene pelan.


"Ihhh bocel, jangan sayang-sayang an!"


"Lagi mellow loh ini harusnya aku di panggil sayang juga dong"

"Gamau wlee"  Adit terkekeh. Mode Irene yang biasa udah kembali.





***


"Kamu gapapa Rin?" tanya warga sekelas. Begitu Irene masuk, ia dikerubung udah kaya semut ngerubung yang manis-manis. Iya kan author nya manis ヽ('▽`)/

Aaaa pengen nampol ( ゚∀ ゚) #abaikan


"Gapapa" jawab Irene sambil tersenyum.


"Kemarin Raka kesini lagi-" Rarya ditampol Alin karena ngomongin Raka lagi.

"Aku udah gapapa, Raka kenapa?"

"Dia kesini. Tanya kamu kemana, terus kita jawab ga masuk" jawab Anggi.

"Terus?"

"Dia bilang makasih terus pergi gitu aja"

"Dimas juga tanya ke aku kemarin, entah terus kemana dia" jelas Alin lagi.

Pertanyaan Irene, siapa diantara kedua orang itu yang kemarin mencari nya tapi ia tak membuka kamar nya. Dhiksa bilang ada yang cariin tapi Irene ga mau ketemu siapa-siapa. Tapi begitu ia mendengar suara Adit, hati nya bergerak. Ia membuka pintu begitu saja.

Apa itu artinya hatinya membiarkan Adit masuk?

Entahlah? Irene pusing.

Pulang nya, ia tidak menemui Dimas jadi ia naik bis untuk pulang kerumah. Kemana pergi nya tuh anak? Mungkin Dimas mengira dirinya belum masuk kali ya. Tapi kenapa? Toh biasanya sebelum ada Dimas ia juga pulang sendiri.

Sama seperti dulu kan? Sebelum ada Raka, hati nya baik-baik saja. Tapi kenapa setelah orang itu pergi ia masih saja merasa terluka?

Manusia itu bodoh. Mereka selalu mengikuti kata hati kecil mereka. Terluka karena hal yang semu, menangis karena tergores, terpuruk karena tersandung, tapi saat mati mereka diam.

Ada pepatah ikutilah kata hatimu, tapi kamu akan menjadi orang bodoh jika mengikuti kata hatimu karena sejatinya apa yang kita inginkan adalah sesuatu yang semu.


Apa itu juga berlaku untuk saat ini?


---


Mellow dulu yaa

[✔] Long Time To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang