41

518 10 6
                                    


"Lu udah dapat kabar dari Irene?" Adit yang baru saja dapat panggilan dari nomer asing itu mengernyit. Ternyata Dimas.

"Belom, kenapa?"


"Kemarin gue dapat kabar kalo Irene pergi ke rumah Raka"

"Terus?"

"Lu ingat sekarang ini baru hari ketiga dan Irene udah ke tempat Raka kemarin. Lu gak curiga apa?"

"Gue inget,  tapi gue gak bisa maksa juga kan? Gue akan menghargai apapun keputusan Irene"

"Gue bingung deh, sebenarnya lu tuh benar sayang apa nggak sih sama Irene? I mean lu terlalu santai gitu daripada yang lain. Yaudah lah malah makin stress gue telepon sama lu" lalu Dimas menutup secara sepihak sambungan telepon mereka.

Adit menghela nafasnya berat. "Gue sayang, sayang banget malah sama Irene. Tapi gue gak mau maksain hatinya. Gue rela apapun keputusan yang akan Irene ambil pasti itu yang menurutnya terbaik"



***




Seperti biasa, sebelum pulang Dimas akan menunggu apakah Irene sudah pulang atau belum. Siapa tahu kan dia butuh tumpangan.

Tapi sampai beberapa anak sekelas Irene keluar,  gadis itu tak tampak sama sekali.

Jadi ia memutuskan untuk pergi dan menanyai seseorang.

"Mbak"

Perempuan berambut panjang itu terkejut, iyalah masa dia dipanggil 'mbak' sama doi nya. Iya, dia Kinan.

"Kenapa ya?"

"Irene nya udah keluar?" raut muka Kinan langsung berubah begitu nama temannya itu tersebut. Selalu seperti ini,  kenapa bukan dirinya. Ingatkan dia jika dia sudah punya kekasih.

"Kamu nggak tahu?  Irene ijin"

"Ijin? Kemana?"

"Sebelum aku menjawab nya,  apa kamu menyukai Irene Mas?"

Dimas mengernyitkan dahi nya,  kenapa tiba-tiba perempuan di depannya ini bertanya demikian?  Bukannya sudah jelas?

"Kau tak perlu tahu" hati Kinan sukses mencelos mendengar kata-kata dari Dimas.

"Tapi.. Aku menyukaimu"

Dimas sudah bingung kemana Irene pergi, sekarang di tambah perempuan aneh ini lagi. "Tunggu,  kau bukannya pacaran sama Yohan?"

"A-aku bisa memutuskannya jika kau mau. Udah dari lama aku suka sama kamu, Dimas" Kinan memegang tangan Dimas dan langsung di hempaskan oleh lelaki bermarga Kurniawan itu.

"Maaf tapi aku tidak menikung teman sendiri, ya kan Han?" Kinan menoleh dan terkejut karena di belakang nya sudah ada Yohan, kekasihnya. "Jadi kemana Irene ijin? "

"Irene ada ujian tes masuk perguruan tinggi Mas"  bukan Kinan yang menjawab, melainkan Lalita.

"Kemana?"

"Universitas Sanata Dharma"

Dimas tersenyum "Terimakasih"




***




Irene yang baru saja menyelesaikan tes ujian masuk nya pun keluar dari gedung aula yang digunakan untuk ujian bagi para peserta yang lolos ujian seleksi secara online. Seminggu yang lalu Irene memang mengikuti ujian itu. Sebentar lagi ia akan menghadapi ujian nasional dan tentu saja ia berpikir akan melanjutkan studi lebih tinggi lagi. Dan pilihannya jatuh ke fakultas Sasing yang ada di Universitas Sadhar itu.

[✔] Long Time To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang