2 - Enough

114 11 0
                                    

Devil bingung sebagai pemula ㅠ.ㅠ masa yang liat cuma 6? Jangan-jangan itu Devil sendiri. Huaaaaaa *nangis darah* Apa perlu ini cerita Devil pasangin pelet biar banyak yang baca? *eh

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ethan's POV

Cukup! Udah 3 hari aku duduk sebangku dan aku sudah muak dengan aura 'kulkas'nya. Sebenernya yang salah aku atau dia? Perasaan wajahku nggak nyeremin deh. Akupun menoleh pada cermin yang melekat pada pintu lemari pakaianku. Hmm, not bad. Malah aku terlihat keren. Aduh, pedeku kumat.

Yah bisa dibilang wajahku tidak terlalu buruk. Dengan kacamata hitam full-frame, kulit putih Chinese turunan kedua orang tuaku dan rambut normal (read: bukan kribo, gimbal, ataupun gondrong) aku terlihat keren. Tidak sedikit yang bilang aku ganteng di depan mukaku. Apalagi di belakangku. Memikirkan hal ini membuatku tampak seperti orang gila di cermin.

Jadi wajahku nggak bisa dijadikan alasan Lyn buat takut padaku dan memperkuat aura dinginnya. Atau, mungkin aku galak ya? Seingetku nggak pernah deh ngomong kasar atau dengan nada tinggi sama dia. Tapi kalo ditelusur lebih dalam, aku ngomong sama dia aja bisa diitung dengan 1 tangan tiap harinya. Oke ini coret.

Lalu apa? Otakku buntu memikirkannya. Aku memutar-mutar asal kursi belajarku. Dan aku kembali melihat benda itu. Benda yang sudah 10 tahun menggantung dan berayun di jendela kamarku. Dreamcatcher Emma. Aku menghela nafas panjang.

Sudah 10 tahun ya...

Sekarang kamu dimana?

Bagaimana dengan kehidupan barumu?

Semoga kamu tidak melupakanku...

Emma.

Ethan's POV END

***

Author's POV

"Em... pagi," sapa Ethan pada Lyn. Ia baru saja masuk kelas yang masih sedikit penghuninya.

"Pagi," jawab Lyn tanpa mengalihkan pandangan dari novel yang ia baca.

"Eh, Lyn gue boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Ethan.

"Silahkan," kata Lyn dengan posisi sama.

"Lu napa sih?" sahut Ethan to-the-point. Langsung diiringi dengan menaiknya salah satu alis Lyn. Tanda ia tidak mengerti.

"Lu itu terlalu dingin," protes Ethan, "Lama-lama gue membeku duduk sebelah lu tau ga."

Lynpun tersenyum tanda mengerti, "Maaf ya. Gue memang gini."

"Gue kira gue semengerikan monster atau gue menorehkan luka pada hati es lu."

"Hahaha. Nggak kok."

"Terus napa?"

"Gue belum bisa bilang. Tapi gue bakal berusaha biar nggak gitu dingin sama lu."

"Bagus bagus. Gue tunggu perubahan lu. Semoga bisa memajukan sekolah, kota, provinsi, bahkan negara ini."

Lyn hanya menanggapinya dengan tawa kecil dan melanjutkan membaca.

Dasar kutu buku, pikir Ethan.

Namun begitu, Ethan penasaran dengan buku apa yang dibaca Lyn. Tanpa permisi ia langsung membalik bagian depan cover buku itu. Judulnya membuatnya terkejut dan mematung. Lyn yang terganggu langsung menoleh dengan memasang muka kesal. Berniat menegur namun diurungkannya melihat raut Ethan yang memucat seketika.

Tak lama Ethan sadar dari alam angannya. Ia langsung berjalan keluar kelas. Meninggalkan Lyn dengan perasaan kesal dan sejuta pertanyaan.

Author's POV END

***

Hayo buku apa ya. Huahahaha. Pengen bikin pelanggan penasaran dengan upgrade-an ramuan ini. Semoga penasaran beneran *smirk*

DreamcatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang