#2 THROWBACK

42 4 1
                                    

Sepuluh tahun yang lalu, saat aku berumur 5 tahun...

Saat itu keluargaku pindah ke rumah kami yang baru

"Ayo Murou" Ajak Bunda kepadaku, aku yang pemalu hanya bersembunyi dibalik Bunda."Kenalkan ini Murou, dia anakku satu satunya."Bunda memperkenalkanku.

"Wah Murou yah? Cantik sekali mirip ibunya, kenalkan ini anakku namanya Kou." Tante berambut pendek lurus itu memperkenalkan anaknya. Kulihat anak laki-laki itu hanya memasang muka masamnya.

"Ayo Nancy, kenalkan namamu sayang." Tante itu meminta anaknya memperkenalkan namanya. Tante itu agak berbeda, dia memiliki kulit yang sangat putih, rabutnya berwarna emas panjang yang bergelombang serta mata biru yang begitu indah.

"Em ma, khenalkhan aku Nancy!" Sapa anak itu dengan riang, dia langsung menjabat tanganku. Kurasa ia belum lancar bahasa Indonesia. Betul saja Bunda dan tante-tante itu tertawa mendengarnya berbicara.


"Nancy ini belum lancar bahasa Indonesia, dia dari lahir tinggal di Amerika, saat umurnya 4 tahun kami pindah kesini." Tante yang agak aneh itu menjelaskan sesuatu, yah tentang anaknya.


Esoknya...
Pagi itu aku sedang makan biscuit coklat buatan Bunda sambil menonton kartun doraemon kesukaanku, bel rumah kami berbunyi. Bunda segera membuka pintu, lalu Bunda memanggilku.
"Murou, kemari sayang Kou dan Nancy datang, mereka mau mengajakmu bermain."

Aku segera kesana, betul saja kedua anak kemarin menungguku di depan pintu. Anak yang yang perempuan itu tersenyum lebar sedangkan yang laki-laki masih dengan wajah masamnya.


"Aunty khami main dhulu yah."Pamit anak yang perempuan kepada Bunda.

"Iya tapi jangan lama-lama pulangnya yah." Kata Bunda lembut.

"Oke." Jawab anak itu singkat sambil menunjukkan jempol jarinya.

"Ayo Murou." Anak perempuan itu langsung menggandeng tanganku dan membawaku pergi, aku hanya diam menurut.

Kulihat anak yang laki-laki mengikuti kami di belakang. Anak perempuan itu membawa kami ke sebuah taman bermain kecil di perumahan kami." Di situ aku melihat tumpukam pasir, dan anak itu mengajak kami bermain masak masakkan di pasir-pasir itu.

"Ayo Murou, kou! Mari belmain!" Ajak anak itu kepadaku dan anak yang laki-laki.

"Ga mau! Nanti tanganku bisa kotor, kalian aja." Tolak anak yang laki-laki, kulihat ia sangat sombong dan tak ramah sedikit pun.

"Yah shudah, ayo Murou kita buat banyak cakes yang lezat!" Ia menuangkan pasir di telapak tanganku.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang