Setelah satu minggu sejak kejadian itu....
Aku selalu menunggu janji ayah akan kembali dan menjemputku, itu yang membuatku semangat dan tak bersedih.
Aku sedang menggambar aku,Bunda, dan Ayah di sebuah kertas. Kulihat Bunda sedang mengerjakan sesuatu, aku sangat ingin menunjukkan hasil gambarku ke Bunda.
Dengan gembira aku menghampiri Bunda.
"Bun, Bunda lihat ini! Aku gambar kita! Ada aku,Bunda dan Ayah loh." Kataku ke Bunda, Bunda tampak tak menghiraukanku."Bun, Bundaa..." Aku menarik narik baju Bunda. Akhirnya Bunda melihat ke arahku, Senyumku mengembang.
"Jangan ganggu aku, aku sedang sibuk!" Bunda membentakku, menepis tanganku dan menatap tajam ke arahku.
Tanpa kusadari air mata sudah berhasil lolos ke pipiku. Aku menjatuhkan hasil gambarku dan berlari keluar rumah.
Bunda tidak mengejarku, ia membiarkanku pergi. Aku melihat Nancy dan Kou di depan pintu rumahku, sepertinya mereka baru saja mau mengajakku bermain, aku segera berlari ke taman tanpa menghiraukan mereka berdua.
Di belakang tampak Nancy dan Kou mengejarku. Sampai di taman aku berjongkok dan menangis.
"Ada apa Murou? Kenapa menangis?" Nancy bertanya kepadaku, aku hanya diam dan terisak."Ada yang menjahatimu? Dimana orangnya biar aku beri dia pelajaran." Tanya Nancy lagi. Lagi-lagi aku tidak mampu berbicara dan tangisku makin pecah mengingat perkataan Bunda kepadaku.
"Kalau ga mau cerita ga papa kok, tapi berhenti menangis. Mukamu makin jelek kalo nangis." Kata kou mengacak rambutku dan mencubit pipiku.Tangisku mulai berhenti. "Kou jahat!" Aku marah kepada Kou.
"Sudah...sudah cup cup." Nancy menenangkanku sambil mengelus punggungku.
"Ayo ke rumahku, ibuku buat kue dan jus jeruk loh! Tenggorokkanmu pasti kering karna menangis." Ajak kou kepadaku, ia mengulurkan tangannya kepadaku. Aku segera mengangguk dan menerima uluran tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Teen Fiction"I only hope one thing...bisakah kau menyayangiku?" Hidup Murou yang bahagia tiba-tiba berubah ketika ayahnya meninggalkannya. bundanya yang awalnya menyayanginya mulai mengacuhkannya. Hari-hari Murou yang begitu sedih, keinginannya melupakan kenang...