#9 SAHABAT KECIL

40 2 0
                                    

Aku keluar dari rumah dengan senyuman terus mengembang.

"Mbak jangan senyum terus nanti ada yang naksir." Aku menoleh kearah suara ternyata itu suara Kou.

"Kou kayak hantu aja, emang siapa yang mau naksir?" Senyumku yang sedari tadi mengembang kini pudar.

"Aku." Jawab Kou singkat tapi mampu membuatku tersipu malu. Kou membuatku canggung.

"Ga jelas." Aku menunjukkan wajah kesal dan memayunkan mulutku.

"Hehe becanda, kan tipe Murou kutu buku pake kacamata tebal." Cengir Kou dia senang berhasil mengerjaiku.

"Emang ada yang salah sama cowok kutu buku? Terus Kou ngapain di sini? Sana berangkat ke sekolah."
Kataku acuh tak acuh lebih tepatnya aku mengusir Kou dari depan rumahku, sambil menaiki sepedaku.

"Mau jemput mbak yang di depan." Jawab Kou.

"Siapa? Ga ada siapa siapa di sini." Aku melihat di kiri kanan tapi tak ada seorang pun di sekitarku."

"Lo." Kata-kata singkat Kou barusan membuat jantungku berdetak sangat kencang, entah mengapa.

"Ga perlu Murou naik sepeda aja." Tolakku.

"Tapi lo bakal telat, tapi teserah lo gue duluan bye." Kou menyalakan motornya. Aku segera melihat jam ternyata sudah pukul 06:50. Pagar di sekolahku sudah di tutup pukul 07:00.

"Eh tunggu...tunggu! Aku ikut." Kataku yang langsung berlari ke arah motor
Kou.

"Haha, kan betul akhirnya naik juga padahal awalnya sok jual mahal." Kou menertawaiku lalu memberikan helm kepadaku. Aku mengambil helm dengan kesal lalu menaik motor.

"Jadi Kou sengaja ngerjain? Aku telat juga gara gara Kou tau!" Ternyata Kou sengaja megerjaiku.

"Eh... tunggu dulu!"...sanggah Kou.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Lo serius mau duduk kaya gitu?" Tanya Kou.

"Huh?"Pertanyaan Kou membuatku bingung.

"Rok mu ke angkat tuh, turun perbaiki posisi dudukmu." Kou menurunkanku layaknya anak kecil.

"Kou mesum!!" Aku memukul wajah Kou dengan tote bagku lalu segera menganti posisi dudukku.

"Auu sakit." Kou mengerang kesakitan sambil memegangi pipinya.

"Cepat jalan, nanti kita telat" Perintahku pada Kou.

"Iya,iya." Kou menjalankan motornya.

"Jangan laju-laju, bahaya!" Pintaku.

"Tadi katanya nanti telat." Kou mengerutkan dahi.

"Tapi jangan laju-laju." Kataku sambil memasang mimik kesal.

"Memang cewek sulit di mengerti." Kou hanya bisa geleng-geleng.

Sepanjang perjalanan aku terus mengomel ke arah Kou. Kou yang ku omeli hanya pasrah saja.

Sesampai di sekolah....

Kou memakirkan motornya, untung saja kami tidak telat. Aku segera menuruni motor disusul oleh Kou.

"Rambutmu berantakan, cewek tapi penampilan aja ga di urus" Kou tampak sedang merapikan rambutku. Kali ini Kou membuat kembali jantungku berdetak kencang. Mengapa begini? Akhir-akhir ini aku sering merasa aneh saat sedang bersama Kou, padahal kami sudah sering bersama sejak kecil.

"Em biar aku aja." Aku menepis tangan Kou karena aku menyadari banyak mata yang melihat kami. Tampak banyak siswi yang membicarakan kami dan menatapku sinis.

"Oh.. ya..a Kou pagi ini ada ulangan kn? Sana duluan ke kelas aku nanti nyusul." Kataku kaku sambil menyengir.

"Lo masih kesal?" Tanya Kou padaku.

"Egak aku udah ga kesal sama Kou." Kataku sambil menyengir.

"Bareng aja, kelas kita kan bersebelahan. Emang ada apa sih?" Tawar Kou lagi.

"Aku bilang duluan ya duluan aja!" Tampak sadar aku sedikit membentak Kou. Orang-orang tampaknya tidak sadar, untunglah. Tapi, Kou seperti sedikit kaget. Eh sorry Kou, aku ga bermaksud.."

" oh aku mengerti..." Kou langsung mengandengku dan menarik ku ke arah kelas.

"Kouuu ....berhenti !" Aku mencoba menghentikan tapi apa daya dia menggandeng tanganku dengan erat. Aku melihat ke sekitar aku melihat banyak pasang mata yang melirik.

Sesampai di tengah koridor dia berhenti.

"Jangan pedulikan apa yang mereka katakan, lakukan apa saja apa yang kamu sukai yang penting kamu bahagia." Aku tertegun dengan perkataan Kou.

"Iya tapi lepasin tanganku, sakit nih."

Lalu Kou sadar lalu melepaskan gandengannya.

"Oh sorry, yuk ke kelas." Kou menoleh ke arahku sambil tersenyum sangat manis sangat jarang aku melihat Kou tersenyum seperti itu.


















HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang