2- Bertemu untuk pertama kalinya

84 10 3
                                    

3600 detik yang sangat berharga, tak terlalu bermakna namun mendalam. Singkat, padat namun tak jelas.

▫▫▫

Untuk pertama kalinya aku bertatap langsung dengan dia, di bonceng olehnya. Bergurau walau terdengar tak lucu lucu amat.

▫▫▫

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Yang artinya sudah waktunya aku bergegas untuk pulang. Oh ya, hari ini aku akan bertemu Arsen. Ada rasa senang, cemas, takut, gugup semua menjadi satu.

Aku berlari menuruni tangga menuju lobby utama tempatku bekerja. Untuk pertama kalinya, aku melihat dia. Dia di atas motornya menungguku dengan sabar.

"Mas grab ya?" Itu lah kata yang pertama kali aku lontarkan kepadanya.

"Apa sih?" Jawab Arsen singkat. "Kenapa mukanya gitu kaya yang malu", tanyanya padaku sambil menyerahkan helm.

Aku hanya terdiam tak menjawab kata-katanya, lalu menerima pemberian helmnya dan menggunakannya. "Ih helmnya longgar", keluhku sambil memasang muka cemberut.

Arsen hanya tertawa mendengar keluhanku.

Dipadatnya jalan raya Bandung, dan di bawah langit yang mulai menggelap, untuk pertama kalinya aku bisa bercengkrama dengannya, bisa mendengar langsung ketawa yang keluar dari mulutnya.

"Yaang dingin", ucap Arsen dengan nada bercanda. Aku tau dia pasti bercanda, dia orang yang sangat taat pada Agama.

"Apa sih, kode kode an. Ga akan aku apa apain lagi. Wleee", jawabku sambil bercanda pula. Sepanjang jalan kita tertawa dan ngomongin hal yang ga penting sampe ga penting banget.

Setelahnya aku dan Arsen makan dulu dan Arsen langsung mengantarkan ku pulang ke rumah. Tapi hanya sampai gang rumah saja. Kenapa? Nanti ku beri tahu alasannya.

Malamnya sebelum tidur, aku sangat senang dengan apa yang terjadi hari ini. Aku selalu berharap dan berdoa. Agar Allah tidak cepat cepat menggambil kebahagian yang sedang aku rasakan saat ini. Aku sangat bersyukur dan tak henti hentinya aku tersenyum.

Ya, aku tahu kita itu berpacaran. Tapi kita tidak saling berpelukan atau hal hal yang di lakukan pasangan pada umumnya. Tapi, apakah ini masih tetap salah?

▫▫▫

Assalamualaikum 😊

Author kembali lagi. Semoga ceritanya bisa bikin kalian baper heheh 😆 engga juga gpp sih ga maksa kok:(

Maaf yaaaaa ceritanya pendek banget. Sengaja, kalau panjang panjang nanti kaya jalan tol. Hehe masih mending kaya jalan tol, gimana kalau kaya penantian panjang yang tak kunjung kunjung usai wkwk 🙊maapkan author kalau ada yg tersinggung🙇

Sekian dulu ya

Tetap selalu berdoa dan jangan berhenti untuk berharap yang baik baik 😊😊

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang