9- Mengalihkan Pembicaraan

46 2 0
                                    

Kamu tau? Aku pandai dalam mengalihkan pembicaraan. Ya, aku ahlinya.

▫▫▫

Mungkin ini suatu anugerah atau kelebihanku. Aku tak pandai merangkai kata, tapi aku pandai mengalihkan pembicaraan.

▫▫▫

Waktu menunjukkan pukul 12 lewat 05 menit. "Hah, cape banget. Gue laper Ta", keluhku sambil meregangkan otot otot tanganku.

Rita masih sibuk membereskan tumpukan kertas kertas di mejanya. "Yu kita ke kantin", ucapnya kemudian.

Kita berdua pun pergi ke kantin bersama. "Tuh", tunjukku ke arah meja yang kosong di pojokan yang langsung menghadap ke arah jalan raya.

Tak membutuhkan waktu semenit kami berdua telah duduk di tempat yang aku tunjuk tadi.

Tiba tiba seseorang menepuk pundakku, sontak aku membalikkan badanku. "Eh Tita, sini barengan duduknya", tawarku sambil menepuk kursi kosong di sebelahku.

Tita pun duduk bersama kami. Kami bercakap cakap alakadarnya, membahas masalah kerjaan.

"Eh Thal loe ga pernah di jemput cowok loe?", tanya Tita tiba tiba. Aku berhenti sejenak sambil memegang sendok dan garpu di tanganku.

Aku tersenyum tipis "Engga Tita, soalnya cowok gue tuh kasian pasti pulang kerja cape banget", belaku di depan Tita.

"Oh gitu. Tapi seenganya kan bisa nyempetin Thal", itu suara Rita. Aku udah paling BT kalau ngebahas yang kaya ginian.

"Haha gapapa lah, gue kan Strong Women. Tenang aja masih banyak kendaraan umum kok", ucap ku sambil ketawa kepaksa.

"Eh Tita loe suka nonton drakor kan?, udah nonton Strong Women belum?" Tanyaku dengan antusias, maksudnya sih mengalihkan pembicaraan.

Dan aku berhasil. Kita tak membahas tentang pacarku lagi. Aku tak ingin ngerasa bego di depan teman temanku. Aku sudah berusaha berfikir positif, sepenuh hati mempercayainya.

Kadang aku juga lelah, aku juga manusia yang tak selamanya bisa menunggu.

▫▫▫

Malam tiba.

Kalian pasti tau, aku suka malam.

Sunyi, hingga suara dari dalam hati kecil ku pun terdengar.

Terdengar menyakitkan memang. Mereka berteriak seenaknya dalam hati kecil ku dan pikiranku.

Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyerah? Apa aku harus mendengarkan isi pikiranku dan mengabaikan isi hati ku?

Tolong aku.

▫▫▫

Assalamualaikum 😊😊

Author come back. Udah beberapa hari engga mood buat nulis. Engga ada ide sih sebenernya hehe.

Kasian ya Thalita.

Oh iya, kayanya author juga bakal bikin cerita dari sudut pandang Arsen juga deh. Kayanya ya. Hehe

Doa kan saja lah supaya ga stuck di tengah.

Salam hangat dari author. 😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang