1.

2.7K 159 0
                                    

Tap tap tap

Suara langkah kaki menggema didalam ruangan yang sangat luas nan megah, langkah kaki tersebut berjalan menuju area dapur.

Cezzzzzz

Suara kaleng soda yang terbuka, dengan seragam sekolah lengkap serta tas yang ia bawa pada salah satu lenganya membuat lelaki tersebut terlihat tampan.

"kau masih remaja, hindari minuman bersoda itu, kalau berlebihan tidak baik." suara berat tersebut membuatnya mengembalikan soda kedalam lemari es.

"padahal appa juga menyukainya." ia berlalu melewati lawan bicaranya tersebut.

"appa akan mengantarmu."

Kemudian ia mengehentikan langkahnya ketika pemilik suara berat tersebut membuka suaranya.

"lagi,,,,, appa, kenapa appa suka sekalu mengantarku kesekolah, apa appa sedang menjalin hubungan dengan siswi disekolahku, sehingga appa suka sekali mengantarku kesekolah."

"yak, bukan begitu, kenapa kau berbicara seperti itu, appa hanya ingin kau sampai disekolah dengan selamat."

"kehh, carilah istri yang bisa merawat appa, sepertinya appa kesepian, daaaa,,,, hari ini aku akan naik bus."

Kemudian pemuda itu pergi sedangkan sipemilik suara berat tersebut hanya mengumpat kesal, mulut anaknya itu benar-benar sangat tajam.

Dikelas, ia terkenal dengan sifat kritisnya, ia tak segan-segan mengkritik jika menurutnya itu buruk. Ia juga pandai, jenius dalam bidang sains, tak jarang ia diikutsertakan olympiade dimanapun oleh pihak sekolah.

Lucio membolak balikan buku pelajaran yang sudah ia pelajari berulang kali, sebenarnya ia bosan.

"kau ingin pergi ke kantin? Jung woo yang akan membayar."ucap sung wan.

"tidak, aku malas, kalian pergi saja."kata lucio.

"omoo, si jenius sudah menolak, baiklah kami pergi."kata sung wan.

Kemudian datang segerombolan gadis pecundang bodoh dikelas lucas, setiap hari mereka selalu membuat kebisingan didalam kelas maupun diluar kelas, ada 4 perempuan yang satu merupakan musuh dari lucio, dia selalu saja membuat lucio jengkel, dia perempuan yang usil tangguh dan keras kepala, dia juga siswi dengan nilai terendah dikelas lucio.

Prangg

Lucio melempar buku tulisnya tepat disamping siswi tadi. Siswi tersebut kaget lantaran ia hampir terkena lemparan saat sedang bercanda dengan teman-temanya.

"kau.... "ucap seojong sambil meremas buku tersebut dan kemudian menginjaknya dengan kesal.

Setelah itu seojong berjalan mendekat kearah lucio yang sedang duduk, seojong melemparkan buku tulis tadi dimeja lucio.

"aku kembalikan..."ucap seojong.

Lucio hanya menatap buku lusuh yang dilemparkan seojong dimejanya, lucio mengambil buku tersebut seperti orang yang jijik pada benda atau barang yang menurutnya menjijikan.

Lucio melempar buku tersebut keluar jendela."aku sudah tidak memhutuhkanya lagi, buku itu sudah tidak berguna."

"ahh, sombong sekali kau,...aaaa tidak ada gunanya berbicara dengan makhluk jenius sepertimu."kata seojong.

Lucio hanya mengangguk-ngangguk mendengar ucapan seojong. "aku berani taruhan, kalau kau seharusnya tidak ada dikelas ini, kau lebih pantas berada dihutan liar, karena tak ada aturan atau semacamnya, sama seperti mu."

"yakk, brengsek kau,,,, "ucap seojong, ia sudah bersiap ingin meninju mulut lucio, sebelelum itu terjadi guru bk yang sedang berpatroli melihat seojong yang mengepalkan tanganya kerarah lucio.

"berhenti... "teriak guru bk tersebut.
Sang guru menghampiri seojong dan menjewer telinga seojong.

"aaaaa sakit saem.... "rengek seojong.

"kau selalu saja membuat onar, sekarang aku akan memberimu hukuman."kata guru tersebut sambil menyeret seojong keluar kelas, para murid yang melihatnya pun menertawakan seojong, ini bukan kali pertama seojong mendapat hukuman dari bk, melainkan ini merupakan agenda rutin seojong dikelas.

"berdiri dan jangan duduk kalau aku belum menyuruh duduk, satu hal lagi, aku akan mengawasimu, jadi jika ada teman yang menolongmu, hukumanmu akan aku tambah."kata guru tersebut.

Sudah 1 jam seojong berdiri diluar kelas. Hukuman seojong adalah berdiri menggunakan satu kaki serta kedua tanganya memegang telinganya sendiri.

Geng dari seojong pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tahu ini sudah menjadi aktifitas mingguan dari kim seojong.

Lucio keluar dari kelasnya, ia tengah menuju atap tempat favoritnya sambil membaca novel.

Brukk

Tiba-tiba saja lucio tertabrak dengan seseorang, seseorang tersebut mengambil bukunya.

Lucio mendongak dan betapa terkejutnya ia, melihat sosok laki-laki didepanya, sepintas lucio bengong, bukanya mengambil buku novel yang diberikan lelaki tersebut ia malah melamun sambil menatap wajah lelaki yang ada didepanya.

Lelaki tersebut mengayun-ayunkan novel itu agar pemilik novel itu sadar.
"kau tak apa?" tanya lelaki tersebut.

"ahh, nde,,,, mianhe..... "ucap lucio dan mengambil novel tersebut dari tangan lelaki dihadapanya.

"ada apa? " tanya park jimin ia kembali setelah temanya tertinggal dibelakang, dan ia menemukan temanya yang sedang berjongkok bersama juniornya.

"tidak ada apa-apa, tadi aku tak sengaja menabraknya."kata lelaki tersebut.

Kemudian lucio berdiri dia memberanikan diri untuk menanyakan siapa nama lelaki tersebut.

"sunbae.... "ucap lucio.

Park jimin dan kim taehyung menoleh."waeo... "jawab taehyung.

"bolehkah aku tahu siapa namamu?" tanya lucio.

Taehyung tersenyum ia menepuk bahu lucio. "tentu saja, aku kim taehyung dan dia park jimin temanku, kau kelas satu?" tanya taehyung.

Lucio mengangguk "kau, siapa namamu?" tanya park jimin kepada lucio.

"aku lucio... "jawab lucio.

"baiklah, sampai jumpa lain kali lucio." kata taehyung.

Setelah kepergian park jimin dan kim taehyung, lucio terbengong, ia ingat sosok lelaki yang sangat mirip dengan taehyung sunbae.

"appa, aku melihatmu, appa aku melihatmu didalam tubuh lelaki itu, appa, apa benar kau adalah dia? Appa aku sangat merindukan appa, dan juga eomma."kata lucio.

"kata lucio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang