10.

776 100 1
                                    

Lucio dan taehyung berjalan bersama menuju kantin, jimin melihat dari kejauhan dan berlari menyusul keduanya.

Lucio dan taehyung telah sampai dikantin mereka tengah menikmati makananya.

Brakk

"uhukk, jimin, kau mengagetkanku."ucap taehyung.

Jimin menatap taehyung dengan tatapan tajam. "kau menyembunyikan sesuatu lagi padaku."

Taehyung nampak gugup, bagaimana ia bisa lupa bercerita pada jimin, taehyung menggaruk lehernya yang tidak gatal. Lucio yang melihat tingkah keduanya pun tersenyum.

"yak, kenapa kau tersenyum, apa ini lucu bagimu?" tak telak lucio langsung menunduk dan melanjutkan memakan makananya.

"kau belum menjawab pertanyaanku, dan siapa dia, apa dia yang membuatmu mengabaikanku?" tanya jimin.

"oo, tidak, tidak, jimin mianhe karena aku lupa menecritakan sesuatu padamu."ucap taehyung.

Akhirnya taehyung menjelaskan kepada jimin, setelah jimin mendengar penjelasan taehyung, jimin menatap lucio dengan tatapan yang tajam, sambil memakan makanan ringan yang ia pegang.

"dari awal aku sudah mencurigainya, wahh, pantas saja kau terlihat mirip dengan taehyung, yak, kau bisa menunjukan foto orangtuamu padaku, aku semakin penasaran."ucap jimin.

"jim, tidak sekarang, lucio jangan perlihatkan padanya, biar aku saja nanti yang memberikanya."kata taehyung.

"nde hyung."ucap lucio.

"hyung, apa tadi aku tak salah dengar, kau mengatakan hyung?" tanya jimin pada lucio.

"benar, dia dongsangeku sekarang.. "kata taehyung.

"wow, apalagi sekarang, wah kalian benar-benar penuh misteri, yak kalau kau memanggilnya hyung kau juga harus memanggilku hyung, mulai sekarang aku juga hyungmu, araseo?" ucap jimin.

"nde jimin hyung."ucap lucio sambil tersenyum, lucio sangat senang, perlahan hidupnya mulai tertara rapi, indah dan lebih berwarna.
.
.
.
Mingyu telah kembali kerumah, ia melihat lucio yang tengah memegang ponselnya. Mingyu menghampiri lucio.

"kau terlihat lebih baik, apa yang membuatmu seperti ini?" tanya mingyu.

"appa, appa sudah kembali, kenapa appa tidak memberiku kabar?" kata lucio.

"kau sangat sibuk dengan ponselmu."kata mingyu.

"appa mereka mengunjungi rumah ini, mereka sekarang menjadi bagian keluarga kita, mereka menganggapku sebagai adiknya, appa aku sangat senang."ucap lucio.

"kau tidak memberitahu appa sebelumnya kalau mereka disini."ucap mingyu.

"aku tidak ingin mengganggu appa..mereka akan kemari lagi, dan appa pasti bisa bertemu dengan mereka."kata lucio.

"hemm, appa akan menantikanya."kata mingyu.
.
.
.
Taehyung dan irene tiba didepan rumah irene.
"kau tidak ingin mampir?"tanya irene.

"apa boleh?" kata taehyung.

"tentu saja, aku akan mengenalkanmu pada appaku, kajja." irene menarik taehyung untuk masuk ke dalam rumahnya.

"tapi, aku, bagaimana kalau appamu marah."kata taehyung cemas.

"tidak, appa ku sangat baik."kata irene.

Mereka telah sampai didalam rumah, irene menyuruh taehyung duduk, tak lama seokjin muncul dengan membawa kopi.

"appa, appa aku ingin mengenalkan seseorang kepada appa."kata irene.

"siapa, apa ada temanmu yang disini?" kata seokjin.

Setelah irene menggeser badanya disamping nampaklah wajah taehyung, seketika cangkir yang dibawa seokjin jatuh dan pecah.

Prangggg.

Taehyung langsung berdiri karena ia kaget, sedangkan seokjin ia membatu melihat teman irene.

"appa, gwencana?"tanya irene.
Seokjin tidak menjawab pertanyaan irene, ia malah fokus pada taehyung ia berjalan perlahan mendekat kearah taehyung, seokjin tepat berdiri didepan taehyung.

"annyeonghaseo" ucap taehyung sambil membungkukan badan.

"kau,.."itu kata yang pertama kali seokjin ucapkan.

"appa mengenalnya?" tanya irene.

Disini taehyung nampak kebingungan, sepertinya ayah irene sangat penasaran denganya.

"kau bukankah kau sudah meninggal?" tanya seokjin.

"apa maksut anda" kata taehyung.

"benar, kenapa appa berbicara seperti itu pada taehyung"kata irene.

"aku melihatmu berada dikamar mayat, mustahil ini mustahil, kau sudah dimakamkan waktu itu." sangkal seokjin.

"maaf, tapi saya masih hidup, dan mungkin anda salah orang."ucap taehyung.

"tidak, kau, kalau bukan kau, siapa yang aku lihat waktu itu, dia begitu mirip denganmu."ucap seokjin.

"mirip, sama persis maksut appa?" kata irene.

Seokjin mengangguk, disini taehyung bisa menyimpulkan kalau yang ayah irene lihat itu merupakan ayah lucio, karena satu-satunya orang yang mirip denganya adalah ayah lucio.

"irene apa kau berfikir sama denganku.,,"kata taehyung.

"mungkinkah.... " irene tampak ragu.

Taehyung mengangguk kepada irene. "benar, bisa jadi itu mayat ayahnya lucio."kata taehyung.

"apa maksut kalian, appa bingung."kata seokjin.

"ijinkan saya untuk menjelaskanya."kata taehyung.

Lalu taehyung menjelaskan semuanya pada seokjin, seokjin kaget, ia berfikir kasihan sekali selama ini keluarganya masih mencari keberadaan mayat tersebut, bahkan anaknya berteman dengan anak mayat orang tersebut.

"lalu apa yang harus kita lakukan?" kata seokjin.

"tenang, kita akan memberitahu lucio, tapi pelan-pelan saja, aku takut lucio terkejut nantinya."kata irene.

Taehyung dan seokjin menganggukan kepala tanda mereka menyetujui pendapat irene.

Skip

"hey, brother, kau sendirian?" kata jimin sambil merangkul lucio.

"hyung kau mengagetkanku."kata lucio.

"haha mianhe, yak dimana gadis yang sering mengganggumu itu, biasanya dia selalu menguntitmu."kata jimin.

"siapa yang hyung maksut."tanya lucio.

"siapa lagi, aigoo aigoo, kau pura-pura tak mengingatnya."kata jimin sambil mencubiti pinggang lucio.

"ah, hyung hentikan ini menggelikan."kata lucio.

"haha baiklah, ayo kita makan, nampaknya hyung mu yang satunya sedang menemani pacarnya."kata jimin.

"hufftt mereka membicarakanku."kata seojong yang tak sengaja menguping jimin dan lucio.

"kenapa jantung ini tidak normal ketika aku menatapnya, apa aku menyukainya, tidak, tidak, seojong kau harus sadar."ucap seojong.

Disisi lain irene dan taehyung tampak sedang membicarakan hal serius.
"bagaimana, dengan ideku tadi."kata taehyung.

"aku meragukanya, tapi sudah tidak ada cara lain."kata taehyung.

"baiklah, nanti malam aku akan menyuruh lucio mampir kerumah ku sebentar setelah itu kita pergi ketempat tersebut bersama ayahmu."kata taehyung.

"semoga dia bisa kuat."kata irene.

GENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang