9.

826 107 2
                                    

Lucio menoleh kebelakang, ia menatap irene dan taehyung secara bergantian.

"apa kalian benar-benar ingin masuk?" tanya lucio.

"tentu saja kami ingin, kenapa kau terlihat seperti ragu?" tanya taehyung.

"baiklah, kajja."ajak lucio.

Lucio menekan bel rumahnya terus menerus, berharap maid segera membukakanya.

"tuan, anda sudah pulang rupanya, oo tuan membawa teman tuan juga, mari silahkan masuk."kata maid tersebut dengan senyum ramah.

Taehyung dan irene memasuki rumah tersebut, pertama kali yang mereka rasakan, rumah ini benar-benar simple but elegan.

"aku tak tahu jika rumahmu sangat arsitek sekali."kata taehyung.

"semuanya tampak tenang dan sepi."sambung irene.

Lucio tersenyum mendengar pendapat kedua temanya tersebut.

"appa yang mendesain semua ini." kata lucio.

"maaf tuan, agak lama tadi, ini minumanya serta snack, bibi permisi dulu." ucap pelayan tersebut.

Taehyung, irene serta lucio duduk diruang tamu, taehyung tampak menikmati sekali suasana rumah lucio.

"kau sendirian tinggal disini?" tanya irene.

"ada appa bersamaku" jawab lucio.

"appa? Bukankah kau bilang appa dan eommamu sudah meninggal?" tanya irene.

"appa angkatku, dia yang menolongku waktu itu."kata lucio.

"apa dia ada dirumah?" tanya taehyung.

"tidak, appa sedang ada urusan bisnis diluar kota."jawab lucio.

Sebenarnya lucio ingin sekali memberitahu mingyu kalau mereka bertamu dirumah.

"jadi sebenarnya sampai sekarang ini jasad kedua orang tuamu belum ditemukan?" tanya taehyung.

"pada waktu itu mobil appa jatuh ke jurang, polisis mengevakuasi mobil tersebut menggunakan alat berat, mustahil memang jika ada orang yang selamat dari jurang tersebut karena jurang tersebut sangat dalam dan berbahaya, bahkan polisi tidak berani memastikan dibawah jurang karena faktor keselamatan."ulas lucio.

Irene dan taehyung tampak memperhatikan setiap lucio menceritakan peristiwa tahun silam.

"untuk itu setiap akhir pekan sekali aku mengunjungi tempat itu, walaupun itu sangat menyakitkan aku tidak akan pernah melupakanya."ucap lucio.

Mata irene berbinar-binar mendengar cerita lucio.
"kami minta maaf kalau kami mengingatkanmu pada kedua orangtuamu."ucap irene sambil memegang tangan lucio.

Detik itu juga lucio meneteskan air mata, ia tidak tahu harus senang atau sedih, hanya ungkapan emosi kerinduan yang dapat lucio rasakan.

Taehyung iba melihat lucio sangat tersiksa selama ini, ini juga bukan salah dia dan irene, memang didunia ini tak ada yang mustahil, semua bisa terjadi, taehyung dan irene pun sama ia tidak bisa memungkiri bahwa orang tua lucio benar-benar mirip denganya.

Greb

Mata lucio membelalak, irene memeluknya, mengusap punggungnya.

"anggaplah kami sebagai keluargamu, hemmm,.."kata irene

Taehyung tersenyum melihat keduanya, hanya dengan ini mereka bisa membuat lucio lebih baik.
.
.
.
Flashback on

14 tahun yang lalu.

GENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang