Chapter 5
"Ibuuuu hikss...." anak lelaki itu menangis pelan, ia sudah tidak kuat lagi. Seluruh tubuhnya sudah membiru akibat cambukan seorang wanita cantik yang sedang menatapnya tajam.
Anak lelaki itu menatap ibunya sendu, ia terus menangis dalam diam karena tak berani menangis keras, ia takut jika menangis terlalu keras ibunya akan semakin menyiksanya.
"Aku membencimu! Kenapa kau memiliki wajah yang sama dengan pamanmu!" teriak wanita itu murka dan kembali mencambuk anak lelakinya sendiri menggunakan ikat pinggang.
"Akkkkh!" anak itu berteriak keras, ia menangis tersedu dan terus meminta ampun namun sang ibu tidak peduli, ia terus mencambuk putranya sendiri hingga putranya jatuh tidak sadarkan diri.
oOo
Sasuke terbangun dengan keringat bercucuran, dan dengan napas yang memburu hebat karena bayang-bayang mengerikan itu kembali menghantuinya, cukup sulit baginya untuk melupakan hal tersebut dan entah kenapa bayangan itu kembali hadir untuk mengganggu hidupnya yang sudah tenang.
Naruto mengerjap-ngerjapkan kedua matanya perlahan dan melihat suaminya terduduk dengan kedua mata terbuka lebar, ia melirik jam yang tergantung di dinding ruangan, ini masih dini hari dan Sasuke sudah terbangun.
"Nande?" tanyanya seraya berbalik menghadap kearah Sasuke.
Sasuke tersentak kaget dan menoleh kearah Naruto yang menatapnya bingung, "Kau bangun?" ia balik tanya.
"Ada apa Sasuke? Kau seperti baru saja mimpi buruk."
"Ti-tidak." Sasuke menggelengkan kepalanya pelan kemudian beranjak turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Naruto mengernyit bingung, ia menguap kecil dan berusaha untuk kembali tidur karena besok ia harus bangun pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah, sedangkan Sasuke sendiri sedang menatap pantulan dirinya sendiri di cermin setelah membasuh wajahnya untuk kesekian kalinya.
Tetesan air masih terlihat berjatuhan dari rambutnya yang basah, kedua matanya menatap tajam pantulan dirinya sendiri. Ia pun memejamkan kedua matanya dengan sangat erat saat suara teriakan-teriakan kesakitan itu kembali memenuhi pikirannya, serta bayang-bayang masa lalu yang sudah lama ia lupakan itu kembali berputar layaknya kaset rusak.
Sasuke meremas rambut emonya dengan sangat kuat karena rasa sakit menghamtam kepalanya dengan sangat kuat, giginya bergemelutuk hebat. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan berteriak kuat saat rasa sakit itu tidak mampu ia tahan.
Sementara itu, Naruto yang tidur ayam-ayam terbangun kaget dan segera beranjak bangun untuk menghampiri Sasuke yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ada apa? Kau tidak terpelesetkan dan bokongmu menghamtam lantaikan?" tanya Naruto sambil membolak-balikkan tubuh Sasuke.
Naruto terdiam saat melihat wajah sendu Sasuke, kedua mata yang biasa terlihat tajam itu kini terlihat berkaca-kaca, "Kau kenapa?" tanya Naruto pelan.
Sasuke menghapus jarak di antara keduanya dan membawa Naruto ke dalam pelukkannya, "Sakit." Ucap Sasuke pelan.
"Kau terjatuh ya? Bagian mana yang sakit?" tanya Naruto dengan polosnya.
Sasuke menitihkan air matanya dan semakin erat memeluk Naruto.
"Oh pasti bokongmu mencium lantai." Ucap Naruto pelan lalu menepuk-nepuk bokong Sasuke pelan, "Sudah, sakitnya cuma sebentar kok, nanti juga hilang. Cup cup jangan nangis." Hibur Naruto, dan Sasuke mengulum senyum gelinya melihat tingkah Naruto.
Sasuke melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Naruto seraya memandangi kedua permata sapphire di hadapannya dengan intens, "Apapun yang terjadi, tetaplah disisiku." Pinta Sasuke dan Naruto mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Tokyo [ END ]
FanfictionDi kejar-kejar dua preman penagih hutang, siapa yang mengira kalau dia akan berakhir di altar pernikahan dengan pria tak di kenal.