Chapter 3

3.6K 445 23
                                    

Naruto berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, sebentar lagi Sasuke pasti akan pulang. Ini sudah jam sepuluh malam, sesuai perkataan Yugao. Sasuke selalu pulang jam sembilan malam atau jam sepuluh malam, dan jadwal Naruto tidur itu jam sembilan malam dan bisa sampai jam sepuluh malam kalau ada tugas yang menggunung.

Ia tidak bisa tidur sekarang, bisa-bisa nanti Sasuke pulang dan melihatnya tidur, pria itu akan bernafsu lalu memperkosanya yang berada dalam kondisi tidak berdaya untuk melawan.

Tidak! Naruto belum siap untuk di grape-grape oleh Sasuke meski pria itu adalah suaminya sendiri, Naruto belum mau hamil, dia masih muda. Masa depannya masih panjang, dan Naruto bukan gadis yang mau ikutan tren nikah mudah, namun nyatanya ia menikah dengan om-om yang kurang ajarnya sangat tampan!

Naruto menggigit kuku-kuku jarinya sendiri, ia berdiri diam di depan jendela kamar yang memperlihatkan pemandangan halaman belakang rumah yang amat luas dan di terangi oleh lampu-lampu taman yang sangat indah, hingga tanpa sadar kalau pria yang saat ini ia pikirkan sudah berada di dalam kamar, meletakan tas di atas meja panjang tak jauh dari meja riasnya, melepaskan dasi, dan kemeja yang terasa sesak sekali.

Sasuke bernapas lega, dia benar-benar lelah sekali hari ini, banyak rapat dan laporan yang harus dia periksa, dan rasa lelahnya dengan cepat menghilang karena di suguhkan oleh pemandangan yang membangkitkan gairahnya saja sebagai laki-laki. Naruto mengenakan dress tidur selutut dan tipis bergambar Doraemon. Yugao benar-benar mengerti akan keadaannya, gadis itu pintar memilih pakaian bagus untuk kucing kecilnya.

Sasuke menyeringai tipis bak singa bertemu kucing kecil yang tersudutkan dan tak berdaya. Dia berjalan mengendap-endap layaknya predator buas dengan seringai lebarnya, setelah berada beberapa senti di belakang Naruto, taring Sasuke semakin panjang karena mencium aroma mawar putih yang menenangkan dari tubuh Naruto.

Ah! Kucing kecilnya benar-benar menggoda. Sasuke memejamkan kedua matanya, menikmati aroma tubuh Naruto, ia merunduk dan menciumi aroma rambut Naruto yang juga beraroma mawar.

Naruto menghela napas panjang, ia pun berbalik dan terkejut bukan main saat melihat Sasuke setengah telanjang berdiri di hadapannya, dan bibir sexy pria itu mencium dahinya.

"Kyaaaaaaaaa~" Ia berteriak histeris lalu mendorong tubuh Sasuke cukup kuat, namun pria itu cukup mampu mengendalikan keseimbangan dirinya sendiri sehingga tidak menghantam lantai.

"Mesuuuuuuum!"

Sasuke bergerak cepat dan langsung memeluk tubuh Naruto dan tangan kanannya menutup mulut Naruto agar berhenti berteriak yang membuat telinganya cukup sakit.

"Ini bukan hutan bodoh! Tidak perlu berteriak!" serunya ketus.

"Mmmmmpph!" Naruto memberontak.

Sasuke melepaskan pelukan dan tangannya saat Naruto terus saja memberontak.

"Dasar pedopil!" seru Naruto dengan kedua pipi menggembung, dan itu sangat lucu serta menggemaskan di mata mesum Sasuke.

"Aku bukan pedopil kucing! Kau istriku jadi wajar kalau aku menyentuhmu!" balas Sasuke.

"Aku bukan kuciiiing!"

"Tapi kau seperti kucing kecil." Sahut Sasuke dengan seringai sexynya.

"Kau singa!"

"Oh aku suka jadi singa jantan yang perkasa." Sasuke tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Naruto yang merah padam.

"Kau tidak perkasa!" sahut Naruto tajam.

"Oh ya?" Sasuke tersenyum miring dan berjalan mendekat kearah Naruto yang tersudutkan ke dinding kamar.

Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah, suaminya memang perkasa anjir! Lihat roti sobeknya itu, dada bidang dan berotot, bahu dan lengan pria itu juga terlihat kekar dan kuat, serta jemari-jemari itu terlihat sangat panas?

Love In Tokyo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang