horrible day

184 23 2
                                    

=========={Dove}==========

Sudah sekitar 2 minggu setelah kejadian Dhika yang memberitau ku tentang usia Tommy pada ku. Aku tidak mempermasalahkannya,toh kakek nenek ku memiliki rentang usia yang hampir sama jauhnya dengan rentang usia ku dengan Tommy.

Jadi,dewasa itu bukan soal usia,tapi dewasa itu soal pemikiran.

Tommy masih tinggal di rumah ku,hmm maksudku rumah orang tua ku,dia bilang tak ada yang harus ia kerjakan tahun ini jadi dia memutuskan untuk tinggal disini selama mungkin dan nampaknya ia jatuh cinta pada makanan disini,hahahaha.

Ini hari rabu dan... Mau tak mau aku harus pergi ke UPI untuk memberikan tugas deadline minggu lalu. Ya,aku sedang mengikuti kuliah singkat jurusan bahasa,lebih ke sastra ku rasa.

"Tommy,aku akan ke kampus ku sebentar,hanya memberikan tugas pada dosen,tapi kalau kau sudah lapar,ada bacon,sosis di lemari pendingin dan mie instan di laci dapur"

"Baiklah,belajar yang baik D,--"

Tuk tuk tuk

Hening. Ketukan kaca rumah ku membuat rumah menjadi hening. Kami hanya berdua disini. Tristan sedang ada urusan di Jakarta dan akan kembali 1 bulan lagi. Papa dan Mama sedang ada di Australia sekarang,jadi... Kami benar-benar berdua sekarang.

"Akan ku bukakan pintunya"

"Dove! Aku ikut!"

Dengan sigap,ku taruh tas kuliah ku di kursi ruang santai lantai atas dan berganti menggenggam tongkat bisbol.

"Haruskah kau membawa tongkat itu?"

"Hanya berjaga-jaga"

Kami berjalan dengan penuh waspada.

Saat sudah sampai di dekat pintu,kami menghembuskan nafas panjang. Ternyata seorang wanita. Eh tapi,siapa dia?

"Selamat pagi,apa ada yang bisa aku bantu?"

"Selamat pagi,aku adalah pembantu baru dirumah ini"

"Eh? Tapi mama tidak memberitauku bahwa ia menyewa seorang pembantu. Tom,apa Tristan yang bilang padamu? Apa kau yang memesan seorang pembantu?"

"Demi tuhan Dove,nomer ponselku hanya ada pada mu,keluarga mu dan Hey violet saja dan lagi,mana aku tau soal warga setempat"

"Kau dipesan oleh siapa?"

"Aku dipesan oleh orang tua anda"

"Apa kau punya sertifikat resmi?"

"Kebetulan saya hanya warga setempat,dan--"

Prang!

"Tommy?"

"Akan ku periksa"

Thomas pergi kearah dapur untuk mengambil sebuah pisau daging dan berjalan cepat kearah pintu gudang. Diriku yang masih memegang erat tongkat bisbol pun mengarahkannya tanpa ada rasa takut sedikit pun ke wajah wanita yang ada di hadapanku.

Aku memaju perlahan agar aku bisa memojokkan kearah kolam. Aku harap dia tidak bisa berenang.

"Kau pikir aku bodoh?"

Ucapku sambil terus berjalan.

"D! Aku menangkap seorang wanita! Telepon polisi D!"

"Berapa orang kau bawa? Huh!?"

"Dua,hanya dua"

"Apa yang kalian bawa?"

"Kami tidak membawa apapun nona,kami hanya membawa seutas tali dan lakban hitam besar"

10 Years Older x Thomas Brodie-Sangster⚠DISCONTINUED⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang