Part 5 🐾

57 8 0
                                    

Setelah beberapa tahun kemudian...

Dentuman musik menggema kencang di dalam club tempat yang hanya tersinari oleh lampu warna-warni yang kelap-kelip & berputar-putar diatas mengelilingi yang menari dibawahnya. Dengan pakaian serba minim & ketat gadis itu menari-nari sambil melikuk-likukan tubuhnya diatas lantai club tanpa peduli dengan pakaian kurang bahan yang gadis itu gunakan sehingga mendapatkan tatapan lapar dari kaum Adam, tetapi gadis itu hanya menanggapi nya cuek & santai.

Saat Zahra tengah asyik-asyik nya menari tiba-tiba ponselnya berbunyi. Zahra menjauh dari kerumunan menuju ruangan yang lebih sepi, ia mengambil ponsel tersebut kemudian mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menelpon nya.

"Siapa sih ganggu orang aja"

"Assalamu'alaikum, Zahra kamu dimana sekarang? Berisik sekali disana. Memang begitu cara berbicara dengan orang tua "

Ups. Aduh bodoh banget sih bukan lihat dulu yang menelpon siapa? Jadi kena marah bunda batin Zahra

"Anu.. Bun.. Zahra lagi dirumah temen" Ucapku terbata-bata

"Jangan bohong kamu Zahra (!) cepat pulang ini sudah jam 12 (!) Tidak baik anak perempuan jam segini masih kelayapan nggak jelas" Ucap bunda dengan marah-marah.

"Iyh bun.. Zahra pulang"

"Assalamu'alaikum.. "

"Wa'alaikumsalam bunda" Ucapku malas.

Sudah pasti aku akan kena marah bunda, ini bukan yang pertama kalinya aku pergi ke club dengan pakaian serba minim & ketat. Bunda sering menasehatiku untuk berpakaian syar'i seperti dulu, namun egoku mengalahkan semuanya. Ini semua karena kejadian itu, jika saja kejadian itu tidak pernah terjadi mungkin sekarang aku masih Zahra yang dulu.

***

Sekarang aku sudah berada diluar club, lebih tepatnya di halte menunggu taksi lewat. Saat aku tengah menunggu datang seorang laki-laki berjalan kearahku.

"Hai cantik" Ucap lelaki itu namun aku tidak menanggapi nya, aku pun bersikap acuh & mengarahkan pandangan ku ke arah lain.

"Udah cantik, seksi tapi kok tuli sih" kemudian lelaki itu mendekat & menjawil pipiku, sontak aku pun menatap tajam lelaki tersebut.

"Jaga ya kelakuan lo, kurang ajar.. "

"Makin cantik aja sih neng, sini ikut abang kita seneng-seneng" Ucap lelaki tersebut, kemudian lelaki itu memegang bahuku.

Sontak aku terkejut & segera menepisnya "jangan macem-macem ya lo.. Gue bakal teriak ini" Ia tidak menghiraukan kata-kata ku lelaki tersebut semakin mendekat. Aku takut namun aku bisa apa? Lidahku seketika menjadi kelu ingin rasanya berteriak namun aku tidak bisa, aku memejamkan mataku.

Tunggu? Tidak terjadi apa-apa dengan ku, aku mulai membuka mataku. Ku lihat lelaki itu berkelahi dengan seseorang, kemudian lelaki brengsek itu pun kabur. Seseorang itu ternyata laki-laki ia berjalan mendekati ku.

"Pakailah ini.. Lain kali jangan keluar malam-malam dengan pakaian seperti ini. Apalagi kamu perempuan, tutup lah auratmu" Ucap laki-laki itu sembari melepaskan jaketnya &  memberikan nya padaku.

"Terimakasih" ucapku sembari menerima jaket tersebut.

"Segera lah pulang, aku masih ada urusan. Assalamu'alaikum " ucap lelaki itu sembari pergi meninggalkan ku.

"Wa'alaikumsalam.. " ucapku lirih.
Tunggu? Sepertinya aku pernah melihat lelaki itu...tapi dimana? Batinku.

***

Hope And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang