Lalisa, wanita berumur 24 tahun itu terbangun dari tidurnya setelah mengalami mimpi buruk semalaman. Hal yang membuatnya merasa kesal yaitu bukannya ia terbangun ketika ia mengalami mimpi tersebut, tetapi malah ia harus mengalami mimpi buruk itu hingga mimpi itu selesai. Wanita itupun akhirnya mengusap wajahnya sebelum melirik ke sebelahnya.
Lalisa melirik bayi mungil di sampingnya dan membuatnya menyunggingkan sebuah senyuman. Bayi laki-laki yang telah berumur 17 bulan itu sedang terlelap tidur dengan wajah yang sangat menggemaskan. Semenjak bayi itu hadir di hidup Lalisa, wanita muda tersebut memiliki kebiasaan yang menurutnya sangat unik. Mungkin memang menurut ibu-ibu yang telah melahirkan anak, hal tersebut sangatlah umum. Namun berbeda dengan apa yang telah terjadi dengan Lalisa. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan memiliki seorang bayi di usia 25 tahunan seperti sekarang.
Lalisa adalah seorang sekretaris pribadi sekaligus kepercayaan dari pewaris CUBIC Corp. Ia membantu Kim Hanbin, sang pewaris, dalam menyelesaikan berbagai tugasnya. Pekerjaan Lalisa tersebut cukup membuat wanita muda itu kewalahan antara pekerjaan dan statusnya sebagai ibu. Untung saja, Jang Hanna, teman dekatnya bersedia mengurus anak Lalisa ketika ia sedang benar-benar disibukan oleh pekerjaannya. Namun begitu, Lalisa sering merasa sedih karena ia tidak mampu membagi waktu untuk pekerjaan dengan waktu sebagai ibu rumah tangga. Mengingat bahwa Lalisa harus menghidupi dirinya dan anaknya, gaji yang diterima Lalisa dalam sebulan pun dapat dikatakan lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga kecilnya. Akan tetapi, ia masih merasa ada yang kurang dengan kehidupannya.
Wanita itu beranjak dari tidurnya untuk ke dapur mengambil segelas air putih dan kembali tidur. Jam masih menunjukan pukul 2 pagi. Ia bahkan baru tertidur 2 jam semenjak ia menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk di ruang kerjanya. Terkadang ia merasa kehidupannya tidak memberikannya hidup yang layak. Akan tetapi, setiap kali ia melihat anaknya, rasa iba, sedih, bercampur bahagia yang janggal pun selalu merasuki tubuh dan pikirannya.
Lalisa menghela napas pelan sebelum akhirnya ia dikagetkan oleh dering telepon di ponselnya yang membuat ia cepat-cepat mengangkat panggilan tersebut.
ㅡBunny Jiwon is calling...
"Halo?" Lalisa mengangkat teleponnya dengan nada sedikit kesal.
'Aku memiliki tebak-tebakan malam! Malam, malam apa yangㅡ'
"Kim Jiwon! Ini tengah malam!" ucap Lalisa dengan nada kesal.
Terdengar tawa keras di seberang telepon yang membuat Lalisa semakin kesal, 'baiklah, baiklah. Maafkan aku. Aku tahu kau sepertinya belum tidur makaㅡ'
"Aku terbangun," potong Lalisa sebelum Jiwon berkata lebih panjang.
Wanita muda itu dapat mendengar desahan panjang pria di seberang yang terdengar begitu menyedihkan, "kenapa?" tanya Lalisa pelan.
'Kau lupa? Ini ulang tahunku.'
Mata Lalisa membulat, ia terkejut. Lalisa segera berlari ke meja kerjanya dan melihat kalender. Benar, hari ini adalah ulang tahun Kim Jiwon, temannya. Bukan, lebih tepatnya adalah teman dekatnya. Jiwon adalah seseorang yang sungguh berarti di kehidupannya dua tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Big Mistake
FanfictionI hate you as much as I loved you before ㅡLalisa. Published: 21 Desember 2019