Junhoe tidak cukup mabuk untuk berjalan di atas kakinya sendiri. Junhoe juga tidak cukup mabuk untuk mengendarai mobilnya kembali ke tempat ia tinggal. Junhoe hanya cukup mabuk untuk terus memanggil nama sang adik yang membuat Yunhyeong akhirnya mengetahui sebuah kebenaran yang selama ini ternyata sangat dekat sekali di sekitarnya. Ia hanya baru sadar bahwa rekan kerjanya, yang bernama Lalisa, adalah adik dari sahabatnya, Koo Junhoe.
Bukannya ia tidak ingin menjadi sahabat yang tidak baik dengan menyimpan rahasia tersebut. Yunhyeong bisa saja mengatakan kepada Junhoe tentang Lalisa yang sebenarnya adalah rekan kerjanya. Yunhyeong bisa saja mengatakan segala hal yang Lalisa lakukan di kantor dan bisa saja ia menawarkan untuk mempertemukan keduanya. Hanya saja, Yunhyeong memiliki firasat bahwa hal tersebut tidaklah perlu ia lakukan. Cepat atau lambat, Junhoe pasti akan bertemu dengan Lalisa.
"Hati-hati, Jun!" kata Yunhyeong ketika Junhoe tanpa sengaja menabrak pintu masuk bar dan membuatnya sedikit terhuyung kebelakang.
Yunhyeong kemudian menggenggam lengan atas Junhoe dan berusaha membuat Junhoe berjalan di sampingnya.
"Kau cukup mabuk untuk mengendarai mobilmu," gumam Yunhyeong yang masih dapat Junhoe dengar.
Junhoe terkekeh pelan, "tidak, tidak. Aku tidak mabuk! Aku hanya sedikit merasa lebih ringan," ucap Junhoe sambil masih tertawa kecil, membayangkan bagaimana bisa ia mabuk padahal ia hanya minum satu botol wine dan satu kaleng soju. Ia tidak selemah itu.
Yunhyeong terus memapah Junhoe sambil memutar bola matanya mendengar alasan dan perkataan tak masuk akal Junhoe. Yunhyeong jarang sekali mendapati sahabatnya menjadi manja seperti ini. Bahkan menurutnya, Junhoe adalah orang yang benar-benar mandiri. Pria itu tidak akan mencari perhatian dengan cara yang biasa saja. Namun, dugaan Yunhyeong salah. Junhoe tetaplah manusia biasa walaupun mungkin di mata para wanita, Junhoe adalah kesempurnaan yang tak terelakkan.
"Dia tidak tahu seberapa berat hidupku ketika dia menghilang begitu saja," ucap Junhoe masih dengan nada yang naik turun karena ia cukup dikuasai alkohol.
"Gadis itu... dia benar-benar membuatku tak habis pikir..." Junhoe menatap Yunhyeong lalu mengedarkan pandangannya sambil tertawa, "dasar bodoh! Kau bodoh Koo Junhoe!"
Baru saja Junhoe akan membuka mulut untuk mengutuk dirinya sendiri, tanpa sadar mata Junhoe pun menangkap keberadaan seseorang yang langsung dapat ia kenali.
"Lalisa..."
Junhoe melepaskan tangan Yunhyeong yang berusaha membantunya untuk tetap berdiri, kemudian langsung berlari seakan kesadarannya telah kembali dalam sekejap. Yunhyeong yang dengan cepat mempelajari dalam keadaan apa ia sekarang, segera berlari menuju Junhoe.
"Lalisa..."
Tatapan Lalisa langsung terfokus ke arah wajah seorang pria yang berlari ke arahnya. Suara pria itu selalu terngiang di otaknya jika Lalisa mengalami mimpi-mimpi tentang pria tersebut. Mata Lalisa membulat menatap kehadiran pria ini. Di dalam hatinya, Lalisa berdoa semoga ini hanyalah mimpi buruk semata. Namun, sepertinya ini bukanlah salah satu mimpi yang selama ini menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Big Mistake
FanfictionI hate you as much as I loved you before ㅡLalisa. Published: 21 Desember 2019