Empat

119 11 0
                                    


Aku terbangun di malam hari, entah mengapa tapi aku tak bisa kembali memejamkan mata untuk melanjutkan mimpiku.

Kaki kecilku menggiringku ke dapur dan aku membuka kulkas dan mengambil minuman dingin di dalamnya, rasanya segar saat air dingin itu meluncur deras ke tenggorokanku.

Ku bawa sedikit cemilan dan menyimpannya di meja nakasku, ku ambil laptop dari dalam lemari dan menyimpannya di bantal.

Aku mengetik naskah dengan tengkurap di tempat tidurku sambil sesekali memakan cemilan yang aku bawa.

Kulirik ponselku yang tiba-tiba menyala kulihat screen lock dan terpampang jelas fotonya dengan seorang pemuda tengah tersenyum di pantai, menunjukan deretan gigi dan sedikit pemandangan laut di belakangnya.

Kedua pria itu nampak bahagia meski hanya pergi berdua.

Ahh sebenarnya tidak, yoongi pergi bersama teman sekelasnya untuk merayakan libur musim panas. Sebenarnya yoongi malas untuk ikut tapi hoseok merengek untuk ikut, dia malu jika harus ikut senior-seniornya tanpa orang yang ia kenal sebagai alasan, padahal yoongi sudah bilang bahwa ia bisa ikut karena ada sebagian teman sekelasnya yang mengenalnya dan ingin berteman dengan hoseok, mengingat sifatnya yang ramah hoseok pasti di sambut ceria oleh teman sekelasnya tapi hoseok tidak mau jika yoongi tidak ada.

Hoseok benar-benar ingin pergi bersama yoongi dan merajuk hingga 3 hari 3 jam 20 menit 1 detik, mungkin rinci tapi yoongi ingat itu. Ingat waktu hoseok melompat kegirangan saat yoongi menyatakan setuju untuk ikut piknik dan mengajaknya serta.

Meski statusnya adalah piknik satu kelas tapi yoongi dan hoseok merasa mereka piknik hanya berdua, dan persetan dengan yang lain yang penting mereka berdua senang.

Mereka mengambil beberapa gambar lebih banyak selfie berdua karena mereka sadar tidak ada orang yang mau repot-repot memfoto mereka berdua, tapi tak masalah selama mereka senang.

Yoongi terus menatap layar handphonenya yang masih menyala dan tak bosan menatap foto mereka berdua meski ada notifikasi di layar handphonenya pertanda ada pesan masuk, ia tidak peduli karena dari judulnya saja ia sudah tahu, itu hanya notikasi dari grup kelasnya yang menurutnya tidak penting melihat notifikasinya sudah mencapai ratusan.

Layar handphonenya mati dan itu membuat yoongi kembali pada aktivitasnya yang sempat tertunda untuk mengingat kenangannya dengan hoseok.

.
.
.

Lelah, tubuhku sangat lelah hanya untuk duduk saja. aku melakukan rutinitas lamaku yang pernah ku lupakan, melatih dance ku.

Kurasa aku harus banyak berlatih lagi agar tubuhku kembali rileks dengan gerakan-gerakan. Benar, aku sudah cukup lama tidak latihan dan itu membuat otot-ototku kaku.

Aku memulai latihan saat malam tiba, keringatku menetes dan membasahi lantai "yak!! Kau datang lagi?" tanya seseorang yang aku tahu dia sedang menggandong tasnya di punggung, siapa lagi jika bukan patner dance ku, jimin.

Ku arahkan pandanganku menatapnya lelah dan menarik bibirku menjadi senyuman

"kapan kau datang?" tanya jimin meletakan tas punggungya dan mengganti bajunya tanpa ke tempat ganti.

Ya jimin hanya membuka jaket, kaos putihnya dan celana lepis lusuhnya dan mempertahankan celana pendek dan kaos yang ia biasa kenakan untuk melakukan berbagai gerakan dance agar ia tidak membuat lebih banyak baju yang terkena keringatnya, berbeda denganku yang selalu memakai baju panjang atau jaket untuk latihan.

Karena aku harus selalu keren di setiap latihanku bukan malah sebaliknya. Tanpa jawaban dariku ia menyetel lagu dan mulai meliuk-liukan badannya, ya perbedaan kami memang sangat jelas.

✓ | NamjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang