"Hei.. hei.. jangan menangis... Dia akan baik-baik saja..."
"Dok... gimana dok.." Suara yang tersamar-samar terdengar di telinga Jannie. Dan yang Jannie lihat hanya latar hitam saja.
"Enggak... ENGGAK....!, Aaaaaaaaaaaa.........." Jannie pun berteriak dan terbangun dari tidurnya. Jannie pun menghela napas dan mencoba menenangkan dirinya, Jannie juga heran mengapa ada air mata di matanya. Jannie pun bangun dari tempat tidurnya. Ketika Jannie mencoba untuk bangun, tidak tahu kenapa badannya sangat lemas. Jannie pun berhenti untuk mencoba bangun dari tempat tidurnya dan Dia hanya memilih untuk duduk saja.
"Kreeek..." Terdengar suara pintu kamar Jannie terbuka. Dan ternyata itu Ibunya Jannie.
"Ohh... Jannie akhirnya kau terbangun juga." Ibu Jannie berkata sambil tersenyum.
"Bu.. memangnya Jannie kenapa? Tadi juga di mimpi ada hal yang aneh.." Jannie pun bertanya kepada ibunya.
"Tidak Jannie, kamu tidak apa-apa." Jawab Ibu Jannie sambil tersenyum seperti sedang menutupi sesuatu yang mengkhawatirkan. Jannie hanya merespon dengan menundukkan kepala saja.
***
Siang yang cerah, angin menghembus dengan perlahan-lahan, suasana yang tenang. Beginilah kondisi taman dekat rumah Jannie. Karena sekarang hari Minggu, Jannie memutuskan untuk pergi ke taman.
"Fyuuh.. capek juga jalan ke taman, tapi biasanya sih gak capek. Apa karena efek tadi lemas ya.." Jannie pun bergumam saat sampai di taman. Jannie pun duduk di kursi sebelah pohon rindang yang sejuk. Jannie kembali memikirkan mimpinya tadi selagi duduk di taman. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mukanya seperti Oppa tampan yang menghampiri Jannie.
"Hai, boleh saya duduk disini?" Tanya laki-laki itu dengan tersenyum manis. Jannie pun berhenti memikirkan mimpinya dan melihat laki-laki itu dengan ekspresi terkejut.
"M-m-m-m.. bo-boleh.." Jannie pun menjawab dengan gugup. Laki-laki itu pun duduk di sebelah Jannie. Jannie hanya bersikap canggung, karena disebelahnya itu orang baru yang Jannie lihat di komplek ini, dan Dia juga se-tampan Oppa.
"Mmmm.. namanya siapa?" Tanya laki-laki itu, Jannie kembali terkejut.
"Mm.. Jannie" Jawab Jannie dengan singkatnya, karena masih canggung.
"Ohh.. Jannie.., saya Rahardian. Saya dulu tinggal disini, tapi sekarang saya sudah pindah ke Bekasi. Dulu rumah saya dekat dengan taman ini. Dulu saat masih kecil saya suka bermain di taman ini bertiga. Dua orang laki-laki termasuk saya, dan satu lagi perempuan." Rahardian pun bercerita panjang lebar. Jannie hanya membulatkan mulutnya. Tetapi tidak tahu kenapa Jannie teringat dengan sesuatu dimana saat Jannie kecil.
"Oh.. iya bolehkah saya kerumahmu?" Tanya Rahardian.
"Oh.. oh.. iya boleh." Jawab Jannie yang masih canggung. Mereka pun berdiri, dan berjalan menuju rumah Jannie. Saat di perjalanan, Rahardian teringat dengan tujuannya kesini untuk mencari seseorang, dan Rahardian sudah berpikir bahwa kalau yang di carinya itu Jannie.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Fate
Teen Fiction#3-girlstory (24 Aug 2018) _________________________________ Aku mempunyai takdir, takdir yang begitu indah saat awal bertemu dengannya. Takdir yang begitu indah saat aku memikirkan nya, di awal takdir itu orang iri padaku. Dia, dia yang membawa cah...