"Andi... kemana aja kamu, aku khawatir tau ga ada kabar." Sahut Jannie sangat senang lewat telepon.
"Hehe maaf Jannie handphone saya baru aktif lagi, maaf ya.." Ucap Rahardian.
"Iya.. iya.. gak apa-apa, yang penting gak ada masalah apa-apa."
"Oh iya gimana kabarnya? Udah baikan? Udah sekolah lagi? Gimana sama yang lain? Kakak mu mungkin? Gak ada apa-apa?" Tanya Rahardian.
"Waduh waduh waduh satu-satu dong Andi.., iya aku dah baikan meskipun tadi disekolah masih bulak balik ke UKS, kakakku gak apa-apa.. yang lain juga sama." Jelas Jannie.
"Ohhh... baguslah.. kalau gitu.., oh ya Jannie, ada hal yang mau saya omongin." Ucap Rahardian.
"Apa itu?" Tanya Jannie.
"Saya kangen sama kamu.. tadi juga ya saya lagi jalan-jalan, saya kira itu kamu eh ternyata bukan.. beneran deh Jannie, gak tau kenapa karena kejadian itu saya jadi makin sayang sama kamu." Jelas Rahardian. Jannie pun langsung kegeeran.
"Ehehehe bener? Dan ngomong-ngomong aku juga kangen Andi.., tapi Andi, boleh gak aku minta sesuatu?." Tanya Jannie.
"Boleh, apa itu?"
"Mmm.. Andi.. gimana kalau kita saling jaga mata dan hati kita?" Minta Jannie.
"Ohhh iya dong pasti saya lakuin kalau soal itu, masa aja saya gak jaga mata dan hati buat kamu, hehe. Kamu juga ya.." Jelas Rahardian.
"Iya dong Andi.." Jannie pun merasa sedikit lega, karena semenjak tidak bertemu Rahardian lagi untuk beberapa saat, Jannie sangat khawatir Rahardian teralih kan dengan yang lain.
"Oh iya Jannie.. udah dulu ya gak apa-apa?" Tanya Rahardian.
"Ohh.. mmm.... yaudah gak apa-apa." Jawab Jannie dengan sedikit sedih.
"Dah saya sayang kamu Jannie." Rahardian pun mematikan telepon nya, Jannie pun tersenyum haru.
Setelah mereka menelpon, tiba-tiba di depan rumah Jannie ada seorang perempuan yang sedang melambaikan tangan kepada Jannie, otomatis Jannie pun langsung menghampirinya.
"Mm.. maaf mencari siapa ya?" Tanya Jannie kepada seorang perempuan tersebut.
"Kenalin namaku sabrina aku tinggal dekat sini, mmm dan ngomong-ngomong aku juga suka melihat kamu." Jelas Sabrina ini.
"Ohhh.. gitu.. mmm.. ngomong-ngomong aku belum pernah liat kamu." Jelas Jannie.
"Ah masa sih.. aku ini teman kecil kamu." Jelas Sabrina.
"Teman kecil?"
"Iya.. dulu.. aku hanya suka melihat kalian berempat bermain di taman." Jelas Sabrina.
"Ohh gitu.. mm.. aku gak ingat maaf ya." Jawab Jannie.
"Ohh yaudah gak apa-apa, mmm.. mending kita ngobrol di dalem aja yu." Minta Sabrina.
"Oh iya maaf maaf." Jannie pun membukakan pagar untuk Sabrina. Sabrina pun masuk ke rumah Jannie.
"Oh ya Jannie, kamu tau kabar Rahardian?" Tanya Sabrina, Jannie pun kaget mengapa Sabrina spontan menanyakan Rahardian.
"Hah? Mm.. dia baik-baik aja." Jawab Jannie singkat.
"Ohh baguslah.. akhir-akhir ini.. dia jarang kabarin aku.. kamu tau dia kemana?" Tanya Sabrina kembali, Jannie semakin curiga, mengapa Ia sangat peduli sekali, bahkan Rahardian tidak pernah cerita tentang Sabrina ini.
"Mm.. dia di jakarta." Jawab singkat Jannie.
"Ohhh gitu ya.." Ucap Sabrina.
"Mmm... yaudah ya.. aku pulang dulu, ngomong-ngomong kalau mau ngobrol sama aku, ini no WA aku ya dadah." Sabrina pun langsung pergi begitu saja dari rumah Jannie. Jannie menjadi sangat curiga dengan Sabrina, ada apa dengan Sabrina ini? Mengapa dia sangat peduli dengan Rahardian? Jannie merasa sedikit sakit hati karena takut yang diduga nya ini benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Fate
Novela Juvenil#3-girlstory (24 Aug 2018) _________________________________ Aku mempunyai takdir, takdir yang begitu indah saat awal bertemu dengannya. Takdir yang begitu indah saat aku memikirkan nya, di awal takdir itu orang iri padaku. Dia, dia yang membawa cah...