9# Rahardian

15 4 1
                                    

Nama saya Rahardian Rasyid, yap ini adalah cerita takdir saya yang mungkin bisa dibilang labil karena disini saya sedang mencari jati diri, ketika saya duduk dibangku SMA kelas 12 saya menyukai adik kelas saya.

Dia aktif dan juga ceria, dia satu hobi sama saya kalau setelah jauh-jauh waktu itu saya lihat. Dan suatu saat ketika di kantin saya memberani kan diri berbicara dengannya,

"Hai." Saya menyapa nya sambil menghampirinya. Muka nya terlihat malu-malu setelah saya sapa.

"Mm hai juga kak." Ucapnya dengan mukanya mulai memerah karena malu.

"Namanya siapa?" Saya memberanikan diri untuk mengetahui namanya.

"Namaku Sabrina." Jawabnya sambil masih tersipu malu.

"Mm.. Kalau saya Rahardian, salam kenal ya.." Dan ini adalah pertama kali saya kenalan dengan adik kelas.

"Oh iya saya ke kelas dulu ya." Ucap saya karena saat itu teman-teman saya memanggil dari jauh. Sabrina pun hanya mengangguk saja.

Saya sangat senang bisa berkenalan dengannya, mungkin pikir sabrina saat itu "maksudnya.. apa coba", ya tapi saya tetap senang.

Dan setelah pulang dari sekolah saya langsung mencari instagramnya, dan untungnya ketemu juga, yang pasti saya langsung like semua postingan nya dan beberapa menit kemudian dia juga like back postingan saya. Disitu saya sangat senang sekali, dan kali ini saya mencoba memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada nya lewat instagram.

Alhasil.. pesan saya dibalas, disitu saya mulai basa basi dengan nya, mungkin bisa disebut juga melakukan pendekatan. Semakin lama.. kita saling mengenal, dan saling mempunyai rasa suka.

Pada suatu saat tahun ajaran pun berakhir, sekolah kami menyelenggarakan study tour ke Yogyakarta, sesampai nya di Yogya, disini saatnya saya cari perhatian kepada nya.

Dan pada saat itu juga kami sudah akrab, jadi kami sudah terbiasa satu sama lain. Dan saat study tour berakhir saya memberani kan diri untuk menembak nya lewat chat.

Rahardian: "Mm... Sabrina.. saya cuma mau ngasih tau, saya suka sama kamu, jadi.. kamu mau gak sama saya?"
Sabrina: "Mmm..."

Sabrina hanya terdiam saat itu.. dan saya kira itu adalah jawaban tidak mau, dan disitu saya sangat sakit hati. Pada beberapa hari kemudian saya coba jalan-jalan ke rumah saya yang dulu, untuk mengingat masa kecil saya.

Saya pun sampai di taman tempat bermain saya. Sambil berdiri dan menikmati angin sejuk, saya sambil membayangkan masa kecil saya dulu, dan saya juga teringat memiliki teman masa kecil perempuan. Karena pegal berdiri, saya ingin menuju tempat duduk yang berada dibawah pohon. Ternyata tempat duduk itu telah diduduki oleh seorang perempuan yang terlihat pucat.

Kami pun mengobrol, dan ternyata dia adalah teman masa kecil saya, Jannie, dan saya juga mencoba melakukan pendekatan dengannya. Lama kelamaan saya jadi suka sama dia. Dan saya pun mencoba menembaknya.

Sebenernya dua alasan untuk menembaknya, yaitu karena saya suka sama dia, dan juga untuk pelampiasan.
Saya sangat senang saat dia menerimanya. Banyak pengalaman yang sudah kami lakukan. Hingga beberapa bulan kemudian Sabrina tiba-tiba pindah ke dekat rumah Jannie dan juga tiba-tiba mengirim pesan kepada saya kembali.

Sabrina: "Hallo kak Rahardian."

Rahardian: "Mm.. ada apa ya?"

Sabrina: "Aku ingin menyatakan yang
sebenarnya."

Rahardian: "Mm... silahkan."

Sabrina: "Jadi aku mau nerima kakak, aku sudah memikirkannya matang-matang, jadi maaf ya telat."

Disitu saya terdiam, karena saya ini kan lagi berhubungan dengan Jannie, tapi orang yang saya suka dan bahkan masih saya suka dimasa itu, baru nerima saya setelah berbulan-bulan. Saya bingung harus gimana, tapi saya tidak mau menyakiti kedua perempuan ini, saya takut sesuatu terjadi.

Dan ya karena Jannie hanya pelampiasan, meskipun saya juga suka sama dia, saya rela kan lah Jannie. Dan ditambah juga ibu saya masih bermasalah dengan ibu Jannie, jadi waktu itu saya tidak aktif nomor dengan sengaja untuk menerima Sabrina agar Jannie tidak tau.

Dan beberapa saat kemudian, ketika kami, saya dan Sabrina pergi ke sebuah acara jejepangan hubungan kami ketahuan oleh Jannie.

It's My Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang