Abdi Bogoh Ka Anjeun

1.1K 51 13
                                    

Cuman keisengan aja. Dan, Ini sedikit sekali. Pernah dipost di facebookku.

Happy reading!

***

RABU malam yang sepi. Seorang pemuda tampan tengah mondar-mandir tak jelas di kamarnya. Mario Aditya -Nama pemuda tersebut, tengah kebingungan memikirkan sesuatu, pemuda itu berencana menembak pujaan hatinya, Ify. Gadis yang diam-diam ia taksir, yang jadi masalah, Ify itu orang Sunda dan Rio ingin menyatakan perasaannya dengan bahasa daerah Ify. Tapi, pemuda itu tidak tahu bagaimana caranya.

Rio bingung! Dirinya sama sekali tak pandai bahasa Sunda, ia berasal dari Manado yang kebetulan kini menetap di kota Bandung dan bertemu dengan Ify. Bahasa Sunda aku saja Rio tidak tahu, huh iya, Rio akui dirinya memang payah, ini salah nasib mengapa tak melahirkan Rio di kota dan daerah yang sama dengan Ify.

Jadi cara penyelesaiannya ini gimana? Rio bingung lagi.

"Duh, gimana ya? Eh, apa gue tanya aja sama sohib Ify kali ya, si Sivia Azizah itu, tapi, takut Sivia ember bocor, nanti ngadu lagi sama Ify, kan gawat jadinya gak spesial." Gumam Rio, Sivia sahabat Ify juga berasal dari kota Bandung sama seperti Ify, ada kemungkinan gadis itu bisa membantunya, tapi, Rio harus mikir ulang, takutnya Sivia tipe orang yang nggak bisa jaga rahasia, gimana nanti kalau sampai Ify tahu sebelum misi dilaksanakan? Kan, jadinya nggak sepesial.

Drt.. Drt..

Ponsel canggih keluaran terbaru milik Rio bergetar di atas meja belajar yang terletak di samping ranjang, ada satu pesan via aplikasi whatshapnya masuk, dengan gerakan cepat Rio mengambil ponsel tersebut untuk kemudian dibukanya.

Dari Debo, teman sekelas sekaligus teman sebangkunya.

Debo

"Rio, Debo capek mikir atuh, ngerjain tugas cuma sendiri. Kamu teh gimana sih, bantuin atuh Yo"

Ting!

Otak Rio seketika langsung bekerja, setelah membaca pesan dari Debo, partner tugas makalah bahasa indonesianya.

"Debo. Aha, Debo kan orang Sunda, kenapa gak belajar dari dia aja," Rio bergumam. Pemuda itu serasa mendapat pencerahan mengenai permasalahan yang sedang dipikirkannya.

Pemuda itu kemudian menyambar kunci motornya, tak lupa sebelumnya ia membalas pesan Debo terlebih dahulu.

Dirinya berniat berkunjung ke rumah Debo untuk belajar bahasa Sunda supaya dapat menaklukan hati Ify.

Rio

"Oke. Gue ke rumah lo sekarang,"

***

Abdi bogoh ka anjeun.

Abdi bogoh ka anjeun.

Abdi bogoh ka anjeun.

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya, Rio merapalkan Empat kata itu dengan pelan. Takut lupa ceritanya, kan malu sama Ify kalau mendadak ada satu kata yang kelupaan. Menurut Debo, kalau kita mau mengatakan aku cinta sama kamu, ya, itu abdi bogoh ka anjeun.  Meskipun lidah Rio agak sulit mengucapkannya, tetapi pemuda itu harus melakukannya demi neng Ify tercinta.

Akhirnya Rio sampai di kelas, pemuda itu menemukan Ify yang sudah duduk manis di bangkunya sambil membaca komik kesukaannya. Beberapa murid pun sudah mulai memasuki kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.

"Ify!" Rio memutuskan menyapa dan menghampiri Ify di bangkunya.

Ify, yang tengah membaca komik ke sukaannya mendongak heran saat tiba-tiba Rio -teman sekelasnya, menyapanya.

Ada apa ya, kok tumben?

"Iya Yo, ada apa?" Tanya Ify penasaran juga, tumben sekali pemuda itu pagi-pagi menyapa dan menghampirinya.

Rio menggaruk tengkuknya gugup. Mendadak nyalinya menciut mengatakan kata yang sudah dihapalnya sejak kemarin itu.

Aduh, kok jadi nggak berani gini ya?

"Kenapa, Yo?" Ulang Ify lagi.

Rio menghela napas pelan, kemudian pemuda itu berujar, "Abdi bogoh ka anjeun," akhirnya pemuda itu mengucapkan kata keramat tersebut pada Ify dengan lancar. Ify yang mendengar pengakuan Rio dalam bahasa Sunda tersebut mendadak terdiam membeku. Abdi bogoh ka anjeun itu artinya aku cinta sama kamu. Hah? Rio nembak dia? Gak salah? Kok, mendadak?

"Ify, abdi bogoh ka anjeun," ulang Rio sekali lagi. Ify yang masih syok memandang Rio dengan tatapan tak percayanya. Mata gadis itu mengerjap beberapa kali saat menatap Rio.

"Ka.. Ka.. Mu.. Se.. Serius?" tanya Ify terbata-bata. Hey, sejak kapan? Apa itu pengakuan benar Rio? Atau hanya ingin mengerjai Ify saja?

Tapi, saat Rio mengangguk semangat sebagai jawaban kalau pemuda itu serius dengan ucapannya, Ify yakin kalau semua ini bukan permainan Rio saja. Tapi, ini serius.

"Jadi, gimana, diterima nggak?" Rio bertanya penasaran. Ify lama banget sih jawabnya bikin Rio jamuran nunggu jawabannya, kan, resah.

"Kok, bisa bahasa daerah aku?" Bukannya menjawab Ify malah balik bertanya. Rio di tempatnya sudah was-was, jangan-jangan ini siasat untuk menolaknya lagi.

Ha, Rioo gak terima ditolak, apa kabar sama wajah gantengnya kalau ditolak?

"Dari Debo. Jadi gimana nih? Diterima atau nggak? Deg-degan nih Fy." Rio berujar tak sabar.

"Bisa diulang?" Pinta Ify kemudian.

"Abdi bogoh ka anjeun." Rio menuruti permintaan Ify, pemuda itu mengulang kalimat pernyataannya pada gadis yang kini malah tersenyum sambil menatapnya.

"Abdi oge bogoh ka anjeun Rio -Aku juga cinta sama kamu Rio" Ify mengucapkannya dengan senyuman lebar di wajahnya. Menjawab pernyataan cinta Rio dengan setulus hati.

Karena sesungguhnya, tanpa Rio ketahui, diam-diam gadis berperawakan tinggi semampai itu selalu menyelipkan nama Rio dalam setiap doanya.

Ify juga menyukai Rio, sudah sejak lama. Tidak ada yang tahu, hanya dirinya dan Tuhan yang menjaga rahasia besar ini.

Tunggu-tunggu. Jadi, Rio diterima kan? Ify tadi mengatakan apa yang Rio katakan? Cuma bedanya ada kata oge di sana.. Ah oon Rio gak tahu artinya.

"Jadi, diterima nih Fy, Abdi oge bogoh ka anjeun, artinya apa?" Tanya Rio untuk kesekalian kalinya. Masih harap-harap cemas menunggu jawaban dari Ify.

"Aku juga cinta sama kamu, Rio."

Sambil mengangguk mantap, gadis itu mengulang jawabannya dalam bahasa Indonesia, yang dimengerti Rio. Perasaan Rio yang tadinya harap-harap cemas, kini tergantikkan dengan perasaan bahagia yang membuncah.

Karena, Rio akhirnya diterima, gengs!

Endddd...

Kumpulan Cerpen RifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang