Siomay versi Baru

3K 133 3
                                    

NB : Cerita ini sudah pernah dipublish di facebook ku

Sore ini, ketika langit mulai meredup menandakkan jika sang waktu kini tak lagi untuk siang melainkan untuk sang malam yang sudah tak sabar menunggu sedari tadi untuk menjalankan tugas nya di bumi ini. Ify tersenyum menatap penjual siomay yang sering dibelinya pada sore hari seperti ini, ditangannya mengenggam sebuah mangkuk untuk dijadikan tempat penampung para siomay yang ingin dibelinya. Kakinya yang jenjang melangkah dengan kecepatan rata-rata menghampiri mang Usep si penjual siomay. Satu alasan mengapa Ify suka membeli siomay pada sore hari seperti ini, karena Rio tetangga nya juga suka membeli siomay pada saat yang sama dengan Ify.

Ify naksir Rio. Ia diam-diam menaruh hati pada cowok kuliahan semester 2 itu.

Namanya Mario Dewantara, nama ibunya Manda Alya, nama ayahnya Zeth Dewantara, nama neneknya? Lupa, beliau sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.

Tapi, kenapa hari ini kak Rio tak ada? Biasanya cowok itu sudah nangkring di samping mang Usep tepat ketika Ify menghampirinya.

Kemana dia? Batin Ify bertanya heran, matanya sibuk melirik ke rumah tetangganya itu, sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Mau balik lagi ke rumah gara-gara kecewa karena tetangga kecengannya itu hari ini tak membeli siomay nggak mungkin banget, tadi udah kelihatan sama mang Usep kalau Ify seperti orang yang ingin membeli siomaynya, bahkan pria paruh baya yang sering memakai topi untuk pelindung kepalanya itu sempat membalas senyum Ify tadi.

Oke deh, mungkin ini sudah rezeki mang Usep, batin Ify berkata lagi.

"Oh neng Ify, mau beli neng?" tanya mang Usep ramah tepat ketika Ify sampai di sampingnya.

"Iya mang," jawab Ify seadanya, ia meletakkan mangkuk yang tadi di bawanya pada gerobak mang Usep, beberapa detik yang lalu, mbak Via tetangganya baru selesai meninggalkan tempat yang kini Ify pijaki dengan membawa semangkuk pangsit.. Loh, mang Usep kan nggak jualan pangsit, kenapa mbak Via tadi kayaknya beli pangsit? Berkuah gitu? Batin Ify heran.

"Itu siomay versi baru neng, berkuah, mau nyoba?" tanya mang Usep yang mengerti kebingungan Ify setelah mata gadis itu memandang ke arah mangkuk mbak Via, langgannya juga yang baru saja beliau layani.

"Siomay versi terbaru? Kok bisa? Itu berkuah kayak pangsit mang," ucap Ify membalas.

Mang Usep mengangguk sebagai jawaban yang membuat Ify penasaran, kok bisa sih? Siomay bertranformasi jadi pangsit seperti itu? Ada-ada saja.

"Iya neng, ini resepnya dari mas Rio, katanya di kampusnya lagi ngetrend siomay berkuah, kemarin dia nyaranin mamang buat mencoba siomay versi terbarunya itu, tapi, mamang masih menyediakkan siomay seperti biasa kok neng, kalau neng Ify suka yang versi lama juga ada." jelas mang Usep.

Ify kaget mendengar ini, resepnya dari Rio? Cowok kecengannya itu? Ah, apapun dan berapapun harganya Ify harus mencoba siomay versi terbaru ini, ini kan resepnya dari orang yang spesial di hati Ify, jadi, Ify sebagai orang yang menganguminya, harus mencicipi bagaimana penemuan terbaru dari kak Rio itu.

"Mau deh mang, hasil penemuan orang tercinta harus jadi orang yang mencicipinya." kata Ify tak menyadari ucapannya yang membuat mang Usep melongo di tempat.

"Orang tercinta neng? Jadi neng Ify naksir mas Rio ya?" tanya mang Usep setengah menggoda. Ify melebarkan matanya kaget, lalu menutup mulutnya merutuk, aduh kenapa nih mulut malah nyablak begini? Ngomong apa tadi dia? Aihhh malunya.

"Siapa yang bilang begitu, mang Usep salah denger kali, ya udah deh mang Ify pesan 5.000 aja ya seperti biasa, bisa kan mang?"

"Oh, salah denger ya, padahal kalian cocok sekali neng, yang satu cantik yang satu ganteng, iya neng bisa kok, harganya masih 2000 dapat 3 hanya tampilannya yang berubah." kata mang usep panjang lebar, kemudian pria paruh baya itu dengan cekatan memasukkan bumbu pada mangkuk Ify.

Kumpulan Cerpen RifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang