Cincau

800 48 0
                                    

Ps: Cerita ini pernah di post di fb sama di blog. Dan ini udah lama, cuma gue pindahin aja ke sini. Sorry buat typo dan juga EYD nya yang berantakkan. Happy reading!

Cincau

Jujur, Rio tidak terlalu suka sama cincau, serius.

Sekalipun itu cincau harganya cuma dua ribu rupiah, dan di tambah es krim di dalamnya, Rio tetap tidak suka sama minuman setengah makanan itu (bener enggaknya, gue nggak tahu).

Tapi, Ify pujaan hati Rio yang sudah lama di taksir pemuda itu, menganjukkan syarat yang tak masuk akal, menyuruh Rio untuk harus setiap hari membeli cincau yang sering lewat di komplek mereka setiap sorenya itu selama satu minggu, bukan, bukan, membelinya yang jadi masalah besar bagi Rio, karena cuma dua ribu perak mah Rio juga mampu, tapi, gadis itu juga menyuruh Rio untuk memakannya. Hah! Tidak, Rio tidak suka cincau, dan benar-banar tidak suka.

Tapi lagi, Ify tak mau mengerti. Itu syarat yang harus dipenuhi, kalau tidak mampu ya sudah kang Alvin juga ngantri katanya waktu itu. Alsan mengapa gadis itu mengajukkan syarat tersbut pada Rio, karena Ify suka cincau, jadi nanti kalau berhasil dan Rio jadi suka makanan itu, kan kalau kencan bisa makan cincau berdua, ihhh sosweeet nya! Iya sosweet kalau sama-sama suka, lah, ini salah satu pihak nggak suka pake banget, bahkan mendengar suara kring - kring yang bukan suara sepeda beroda dua, tapi suara penjual cincau, kuping Rio rasanya tak menerima suara itu mampir di sekitarnya.

Seberapa besar sih rasa cintanya untuk Ify? Kalau boleh di jabarkan, besarnya dunia ini, bahkan mungkin tidak bisa di bandingkan dengan besarnya cinta Rio untuk neng Ify tercinta. Terlalu lebay? Jangan terlalu berkomentar, kou juga akan merasakkannya ketika cinta hadir menghantuimu, akan terasa banyak hiperbola dalam hidupmu. Dan, mungkin Rio juga seperti itu. Apalagi, pemuda itu tidak rela jika Ify jatuh ke tangan kang Alvin, pria yang mengaku berasal dari Garut dan kini bekerja di bengkel mang Sapri tepatnya di belokkan, apapun alasannya, Ify hanya tercipta untuknya, tidak untuk kang Alvin dan pria lainnya yang bernapas di bumi ini.

Oke, sekalipun Rio tak suka cincau, kalau demi mendapatkan Ify apapun, apapun akan Rio lakukkan.

***

Ify dan Rio kini duduk berdua diteras rumah Ify, dengan satu tujuan menunggu penjual cincau datang. Ya, Rio akan mencoba memenuhi syarat Ify itu, walaupun dengan seperempat hati.

"Fy, serius ya syaratnya harus itu buat jadi pacar kamu?" tanya Rio yang berharap Ify akan mengubah syarat menyebalkan itu.

Ify mengangguk. Matanya sibuk memandang ke jalanan kompleks di depannya.

"Iya, cuma itu, gampang banget kan Yo?" tanya Ify balik. Rio mendengus, entah apa yang ada di pikiran gadis itu, dia bilang gampang, padahal sudah tahu kalau Rio tak suka sama makanan itu, sungguh Rio tak mengerti. Mungkin kah Ify tak mencintainya? Dan, kenapa Rio mesti kukuh untuk mendapatkan hati orang yang sama sekali tak menghargainya? Mungkin, Ify tak tega menolak Rio karena mamanya dan mama Rio sahabatan sejak kecil, hingga gadis itu sendiri mengajukkan syarat yang tidak bisa Rio penuhi, agar pilihan terakhir Rio mundur.

Mungkinkah seperti itu?

Rio memandang gadis di sampingnya dengan perasaan teriris, pemikirannya barusan menyadarkannya, kemungkinan besar Ify memang berusaha membuat sayap Rio patah untuk mundur sebelum terbang, gadis ini cantik, baik hati, dan juga sopan, Rio benar-benar telah jatuh cinta, tapi, bagaimana dengan Ifynya? Bukankah cinta tak adil jika hanya sepihak yang memilikinya? Dan, seharusnya Rio tahu diri.

Kring.. Kring..

Suara memekakkan telinga -menurut Rio- meyadarkan pemuda itu dari alam lamunannya.

Kumpulan Cerpen RifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang