Undangan Pernikahan

1.8K 69 1
                                    

Ps: Cerita ini pernah di post di fb sama di blog. Dan ini udah lama, cuma gue pindahin aja ke sini. Sorry buat typo dan juga EYD nya yang berantakkan. Happy reading!

Warning! jangan kecewa karena ini gaje parah, apalagi di ending tahu lah cerita gue selalu diakhiri dengan ending yang maksa.

Happy reading!

***

Undangan Pernikahan

Mama bilang sudah ada 3 undangan pernikahan nangkring di rumah, yang minta di datangi Rio waktu pulang kampung tanggal 20 Maret nanti.

Pertama, dari Alvin sobat kentalnya yang menikah dengan Sivia.

Kedua, dari Cakka masih sobat kentalnya juga yang menikah dengan Agni.

Ketiga, dari mas Gabriel tetangga dekat rumah nya yang sudah di anggap kakak oleh Rio, pria itu menikah dengan mbak Shilla yang sudah 5 tahun menjadi pacarnya.

Selain mengabarkan ada undangan pernikahan yang Rio juga sudah tahu dari orangnya, mama juga nanya, "Kamu kapan?" Aduh, pertanyaan yang nggak ada jawabannya, memang nya siapa yang tahu jodoh kita akan datang? Nggak ada kan? Rio masih jomblo masalah nya.

Dan, ke jombloannya itu juga membuatnya bingung setengah hidup, ia tak punya gandengan untuk ke pernikahan sobat-sobatnya nanti. Ini memalukkan. Seharusnya, iya seharusnya, Rio seperti mereka, di umurnya yang akan menginjak 26 tahun, pria itu juga sudah pantas berada di pelaminan bersama seorang perempuan yang di cintainya.

Bagaimana ini?

Ify.

Tiba-tiba saja nama itu melintas dalam otak Rio. Ify, tetangga sekaligus orang yang kini bekerja satu kantor dengannya, mungkin bisa membantunya, lagipula Sivia dan Agni sahabat gadis itu juga, ada kemungkinan gadis itu akan hadir, dan di saat itu, Rio akan mengajak gadis itu pergi bersama, untuk setuju atau tidaknya gadis itu, mungkin hanya keberuntungan Rio yang akan berbicara nanti.

Ify, putri pak Wisnu, yang merupakan ketua RT di kampung Rio, gadis itu cantik dan pintar serta tutur katanya sopan, dan Rio juga tidak memungkiri, ia diam-diam mengagumi Ify, namun, karena tidak percaya diri, kata suka dan cinta hanya tertahan di hati tak pernah bisa terucap oleh bibir manisnya.

Sejak SMP, saat ia dan gadis itu sering berangkat bersama, karena pak Wisnu menitipkan Ify pada Rio, Rio tahu, ia mulai menempatkan nama Ify dalam dinding hatinya, hingga saat ini, dan itu sudah 9 tahun lamanya.

Ify memang adik kelas Rio, usia mereka terpaut 2 tahun, tapi kini mereka bekerja di satu kantor yang sama di kota Bandung. Rio merasa, satu alasan kuat yang menjadi porosnya untuk jomblo, adalah Ify. Hatinya masih di penuhi nama Ify, dan lagipula Ify juga tidak pernah punya pacar, jadi Rio berani berharap. Nanti, entah kapan, ia akan mewujudkan keinginan hatinya, menyatakkan cinta pada gadis itu.

Rio menghela napas memandangi layar komputer di hadapannya, ratusan kata dalam postingan di website kantornya seolah-olah mengejek ketidakpercayadirian pemuda itu yang memundur-mundurkan waktu untuk jujur pada pujaan hatinya, Ify.

"Oke, Ify mungkin bisa menjadi obat merana gue di pernikahan teman-teman gue nanti." gumam Rio, matanya masih sibuk menatap layar komputer.

"Kenapa Yo?" tanya Debo heran, membuat Rio menoleh ke arah samping, Debo salah satu teman marketing nya.

"Oh enggak papa De," Rio berkata sambil nyengir, membuat Debo mengangkat bahu acuh, pemuda itu kemudian fokus kembali pada pekerjaannya, memposting sebuah artikel.

Untung saja bos sedang umroh sudah satu minggu yang lalu. Kalau ada mah boro-boro melamun, gerak aja di kasih deheman keras. Huh, emang ya kerja sama orang itu banyak aturannya.

Kumpulan Cerpen RifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang