harapan

4.8K 117 3
                                    

Dering handphone yang melantunkan lagu BTS 'DNA' langsung membangunkan Diva dari tidur lelapnya dipagi itu.

"Duh, siapa sih pagi buta gini nelpon" gerutu Diva sembari mengusap-usap kelopak matanya.

"Yaaa, halo dengan siapa?"

"Div!gak lu simpen apa nomor gue?? Masih magang aja belagu lu" omel suara cewek diujung telepon.

"Ya Allah!maaaaaaf Mba Melll!" Diva tersentak dan menyadari suara itu sangat familiar, yang tiada lain suara cempreng milik Melly teman sekantornya.

"Fuuh, ya udah. Kebiasaan ne anak. Gue punya good news buat lu. Lu sudah harus ada dikantor jam 7. Kita mau kedatangan direktur yang selama ini lu penasaran gimana orangnya, jadi gue tunggu lu setengah jam dari sekarang. Gak ada protes. Buruan. ok. bye!"

Tut..tut..tut...telepon berhenti dan menyisakan Diva dengan ekpresi bingung, masih setengah sadar dan mencubit-cubit pipinya.

"Ouucch sakit, beneran bukan mimpi!" dengan berusaha mengumpulkan kekuatan seadanya Diva bergegas menuju kamar mandi dan mempersiapkan baju terbaiknya untuk hari itu.

Sembari menyisir rambutnya, Diva membayangkan sosok bosnya yang selama 2 bulan terakhir ini belum pernah ia temui.

"Mudah-mudahan bos gue kaya CEO di drakor,hihiihi. Atau jangan-jangan bos gue kakek-kakek botak 70 tahun pake tongkat. Uuuuhhh"Diva memanyunkan bibirnya.

Tak lebih lima menit Diva berdiri tertegun didepan cermin seukuran tubuhnya yang menempel didinding tembok kamarnya yang berwarna pink pucat.

Matanya bergerak dari atas kebawah "ok, lu perfect hari ini Div.hihihi" gumamnya dalam hati.

Setelan blazer berwarna biru tua, dipadu padankan dengan blouse putih dengan aksen pita menggelayut dileher membuat Diva tampil cantik pagi itu.

"Yang penting gue tampil maksimal dulu, siapa tau gue diangkat jadi pegawai tetap. Fighting Diva!"

Diva segera bergegas berangkat dengan sejuta harapan dan senyum yang merekah dibibirnya.

My Perfect BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang