Author pov
Past time
Tiffany keluar dari kamar mandi masih dengan pakaian kerjanya yang lengkap, bedanya kondisi pakaian itu sudah basah kuyup dan juga Tiffany nampak menggigil. Wajar saja jika Tiffany menggigil mengingat dia berada di dalam kamar mandi selama kurang lebih 2 jam. Matanya memerah akibat menangis, bahkan air matanya masih keluar, tapi Tiffany menangis dalam diam. Dia tidak mengeluarkan suara apapun ketika menangis, Tiffany berjalan mengambil handuk yang berada di balik pintu kamarnya dan kemudian membuka bajunya, meletakkannya di tempat pakaian kotor, lalu mengambil pakaian baru di lemari.
Tiffany sudah membuka perban yang dibuatkan oleh Siwon tadi pagi. Kini dia hanya meringkuk di sofa sambil menyenderkan kepalanya pada lututnya, menatap kosong yang selalu sengaja dia nyalakan. Tiba tiba saja bel apartemen berbunyi, Tiffany hanya menengok ke arah intercom yang berada tak jauh darinya, Nampak wajah Siwon di layar intercom.
Tiffany kembali menyenderkan kepalanya di lutut, tidak berniat untuk membukakan pintu untuk Siwon yang nampaknya masih belum menyerah untuk terus membunyikan bel.
"Tiff, come on.. I know you're inside" kata Siwon yang suaranya terdengar dari layar intercom.
Aku masih terdiam, dan akhirnya memutuskan untuk membukakan pintu untuknya.
"Pulanglah Wonnie, aku sedang tidak mood untuk melakukan apapun" kata Tiffany ketika Siwon saat itu memutuskan untuk pergi dari apartemenku.
"Kamu kenapa?" kata Siwon yang kaget melihat Tiffany yang terlihat berantakan.
"Aku baik baik saja, pulanglah" kata Tiffany yang ketika akan menutup pintu di halangi oleh kaki Siwon.
Siwon pun merangsek masuk ke dalam, Tiffany tidak bisa berbuat apa apa lagi dan Nampak tidak ingin berdebat. Sehingga dia hanya meninggalkan Siwon yang baru masuk di apartemennya, dan pergi ke dalam kamarnya untuk mengunci pintu.
Siwon tau ada yang salah dengan Tiffany saat itu, dia memang sengaja datang ke apartemen Tiffany sore ini untuk mengganti perban yang ada di tangan Tiffany. Dan Siwon sudah bertanya pada salah satu staf sekuriti apartemen apakah Tiffany sudah pulang atau belum, makanya dia tau kalau Tiffany ada di dalam apartemen.
Siwon memutuskan untuk tinggal lebih lama dan memasakkan makan malam untuk Tiffany. Siwon berpikir bahwa Tiffany sedang dalam keadaan yang tidak baik dan tentu membutuhkan teman untuk berada di dekatnya dan memastikan bahwa semua baik baik saja. Terlepas dari kenyataan bahwa sebenarnya Siwon juga tidak dalam kondisi mental yang baik karena baru saja ditolak lamarannya, tapi dia tau bahwa saat ini Tiffany membutuhkannya, membutuhkan sahabatnya.
"Tiff, come outside. Aku sudah memasakkan makan malam untukmu" kata Siwon ketika mengetuk pintu kamar Tiffany. Tidak ada jawaban, suasana hening.
Siwon khawatir dengan keadaan Tiffany. Sehingga dia terus mengetuk pintu kamar Tiffany hingga wanita itu membuka pintu dengan kesal. "What?" kata Tiffany kasar.
"Lets have dinner"
"Im not hungry" kata Tiffany dan memutuskan untuk menutup pintunya kembali.
Tapi Siwon lebih cepat, dan menahan pintu agar tidak tertutup.
"Kamu harus makan agar tidak sakit" kata Siwon yang menarik tangan Tiffany dan membawanya ke dapur untuk duduk.
"Makanlah, aku membuatkan nasi goreng. Mungkin rasanya tidak enak tapi aku sudah mencobanya dan aku tidak sakit perut. Jadi kurasa akan baik baik saja" kata Siwon asal.
Tiffany tidak merespon apapun, namun setidaknya dia mulai memakan nasi goreng itu. Siwon melihat Tiffany lekat lekat, hingga membuat Tiffany jengah. "Could you stop looking at me?" kata Tiffany tanpa melihat Siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Friendship (Completed)
RomanceLove in Friendship sequel is out now as My Fear! Check out guys! Memang benar apa kata orang, tidak ada yang namanya persahabatan antar lelaki dan wanita. Pasti ada salah satu diantara mereka yang jatuh hati. Aku pun tak sampai hati memberitahunya k...