Part 9

759 112 9
                                    

Author pov

Sudah sebulan sejak kelahiran Daniel, dan bayi itu sungguh dalam keadaan sehat dan baik. Tiffany sangat bersyukur karena Daniel lahir dengan sempurna tanpa cacat sedikitpun, begitu juga dengan Samchon dan Imo nya. Sehun dan Yoona sangat senang bagaikan menemukan mainan baru ketika Daniel terlahir kedunia.

Bahkan Bora yang terlihat sangat kikuk dengan bayi pun betah dan tak keberatan jika diminta untuk menjaga Daniel sebentar ketika Tiffany harus pergi ke kamar mandi atau menyiapkan ASI untuk Daniel.

Sehun sudah mengetahui masa lalu Tiffany, sekitar seminggu setelah dia menceritakan semua pada Yoona, Tiffany memanggil Sehun dan kemudian menceritakan semuanya di depan Yoona. Yoona sendiri saat itu hanya bisa mengelus punggung Tiffany yang sesekali menangis karena mengingat masa lalunya.

Sehun dan Yoona sepakat untuk menjadi keluarga baru bagi Tiffany, bagi mereka Tiffany adalah Noona dan juga Unnie bagi mereka yang akan mereka lindungi sampai kapanpun. Tiffany sungguh terharu dengan pernyataan keduanya. Meskipun baru mengenal kurang dari setahun, dan juga Tiffany belum mengenal keluarga dan Yoona maupun Sehun.

Wajar saja, karena keluarga mereka tinggal di Korea Selatan, sedangkan saat ini mereka tinggal di Jerman. Dan keluarga mereka berdua jarang mengunjungi ke Jerman karena kesibukan mereka di Korea, sehingga hanya beberapa tahun sekali Yoona dan Sehun pulang ke Korea atau sebaliknya, keluarga mereka mengunjungi mereka di Jerman.

Yoona sebenarnya baru saja selesai mengunjungi keluarganya di Seoul ketika dia bertemu dengan Tiffany di pesawat yang akan mengantarkannya kembali ke Jerman. Seperti sebuah takdir karena kini mereka dekat dan sudah seperti keluarga.

Sesekali Yoona menelepon keluarganya di Seoul, dan mereka pun mengetahui tentang Tiffany, meskipun hanya secara umum saja. Dan bersyukur karena Yoona mau membantu Tiffany, bahkan orangtua Yoona meminta Yoona untuk menjaga Tiffany karena menurut mereka Tiffany sedang dalam keadaan rentan dan juga labil secara emosi.

"Unnie, ayo kita ajak Daniel ke taman. Sekalian menjemurnya, sinar matahari pagi ini sangat baik untuk tubuh Daniel" kata Yoona mengajak Tiffany ke taman dekat rumah mereka.

Tiffany tersenyum dan mengikuti permintaan dongsaengnya, yang sudah berada di depan pintu rumah dengan stroll untuk Daniel.

"Bagaimana keadaan café?" tanya Tiffany pada Yoona ketika mereka berjalan menuju taman.

"Baik, dan ramai oleh mahasiswa. JNJ café bahkan menjadi tempat rekomendasi para mahasiswa untuk melakukan tugas kelompok, karena tempat kita lengkap dengan fasilitas. Kau tak perlu khawatir Unnie, Daniel akan hidup dengan bahagia karena pendapatan kita dari café akan cukup besar" kata Yoona bergembira.

Saat itu, JNJ café memang sudah buka, dan sebenarnya Tiffany sangat ingin mengunjungi café tersebut, namun karena Daniel masih membutuhkan perhatiannya dan juga larangan Sehun yang meminta Tiffany untuk focus saja pada Daniel dan menyerahkan semua urusan JNJ café padanya, Tiffany tidak bisa berbuat apa apa lagi.

Setibanya di taman, mereka berdua duduk di sebuah kursi panjang yang menghadap ke danau dan juga sinar matahari. Kedua wanita itu sudah memakai kacamata hitam sebagai persiapan dan juga menempatkan stroller Daniel di dekat mereka, yang menghadap ke matahari.

"Unnie, apa rencanamu ke depan?" tanya Yoona dalam Bahasa Jerman. Yoona dan Sehun kini memang lebih sering menggunakan Bahasa Jerman ketika berbicara dengan Tiffany, hal ini untuk melatih vocab yang dimiliki Tiffany.

"Entahlah, menjauh dari Korea? Tinggal bahagia bersama anakku dan kalian berdua mungkin, jika kalian mengizinkan tentunya" kata Tiffany.

"Heeeiii, jangan bicara begitu.. tentu saja aku mengizinkannya" kata Yoona.

Love in Friendship (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang