Alo! Eid mubarek! Selamat hari raya untuk semua yang merayakan.
Sedikit angpau update dari saya untuk kalian.
Semoga suka ya, kalauckalian rajin like dan komen, itu bisa dipastikan update nya cepet. Karena saya nya jadi semangat nulis.
Tapi ya kalo sedikit ya lama hehe..
Tapi saya gak maksa, as i said before.. menulis adalah terapi khusus saya dari segudang kerjaan yang numpuk ga abis abis.
Thanks, enjoy the story
Xoxo
Tiffany pov
Aku sedang termenung memikirkan semua penjelasan yang diberikan lelaki yang baru kuketahui adalah ayah kandungku beberapa saat lalu.
Henry yang juga baru kuketahui adalah kakak laki lakiku, juga ikut membantu menjelaskan dan terkadang menanyakan pertanyaan yang tak bisa ku kemukakan dihadapan ayahku ini.
Aku masih menangis, tapi tanpa suara. Aku sekilas menatap diriku yang terpantulkan oleh cermin yang ada di ruang tamu ini, terlihat menyedihkan dan mengenaskan.
Sampai tiba tiba saja, ayahku itu bangkit dari tempat duduknya dan mendekatiku. Menangkupkan kedua tangannya, memohon maafku. Aku bingung, apa yang harus kumaafkan.
Semua telah terjadi, memang sedikit memori yang kuingat mengenai Tn. Hwang menyayangiku, tapi sekilas aku masih mengingat ia pernah tertawa bersamaku sambil menggendongku.
Sampai hari dimana ibuku meninggal, dan membuatnya membenciku selama lamanya. Aku tak bisa menyalahkannya.
Juga tak bisa menyalahkan lelaki dihadapanku ini. Ayah kandungku, mengalah dan memilih mundur untuk kebahagiaanku dan mommy.
Aku tahu dan sadar jika dia sama terlukanya dengan diriku. Bedanya, aku sudah mengetahui apa yang ia rasakan selama ini.
Aku menatap ayahku itu, memegang tangannya , "Kumohon jangan seperti ini. Aku mengerti. Pasti sangat sulit bagimu saat itu"
Ayahku terlihat tak bisa lagi menahan tangisnya. Air matanya sudah tumpah seakan akan banjir bandang. Ia memelukku, oh Tuhan, inikah rasanya dipeluk oleh orangtua?
"Semua keputusanku dulu salah dan tak termaafkan. Maafkan aku, ku mohon"
"Tak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah terjadi, dan aku mengerti. Kita sama sama mengalami hal yang tak mengenakkan" kataku padanya.
"Apa maksudmu? Apa kau disiksa olehnya? Katakan padaku nak, katakan apa yang terjadi" kata ayahku sedikit memaksa dan terdengar sedikit protektif.
Tampaknya aku sudah salah berbicara kini, dengan gegabah aku justru mengatakan hal yang inign ku simpan sendiri. Henry sendiri menatapku dengan wajah penasaran.
Dan aku yakin, jika aku tak mengatakan pada mereka pun, mereka akan mencari tahu dan akan segera tahu.
Tampaknya segala sesuatu yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan dengan cepat, begitu juga dengan informasi. Aku merasa masih sedikit sungkan untuk berbicara, dan juga ragu harus berkata apa.
"Kamu tahu bukan, Abang akan tetap bisa mendapatkan apa yang abang ingin ketahui? Abang akan tetap meminta seorang detektif untuk mencaritahu kehidupanmu selama ini. Abang merasa ada yang janggal dengan ini semua" kata Henry dengan tegas.
Lelaki yang kini bahkan sudah memanggil dirinya sendiri dengan abang itu kini terlihat tegas dan tampak tak ingin melewatkan sedikitpun fakta yang ada. Ku lihat kesungguhan dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Friendship (Completed)
RomanceLove in Friendship sequel is out now as My Fear! Check out guys! Memang benar apa kata orang, tidak ada yang namanya persahabatan antar lelaki dan wanita. Pasti ada salah satu diantara mereka yang jatuh hati. Aku pun tak sampai hati memberitahunya k...