mem-BAIK-lah

47 4 0
                                    


Apakah kamu kesakitan?
Apakah kamu terluka parah?
Aku harus bagaimana?

Aku menumpuk banyak aku dalam kepalaku.
Kurangkai satu persatunya, hingga jauh kedepan.
Aku memang menawarimu tempat, kuacuhkan tentang ketakberdayaanmu.
Terserah, mau atau tidak.
Lalu, masih tentang aku yang menjadi raja dalam kepala.
Apakah aku bisa jika tanpamu?
Apakah aku akan punya cukup tenaga untuk bangkit lagi?
Apakah aku akan tetap waras menjalani hari yang sama sekali tak berbau namamu?

Kemarin, aku berdiri di atas kepalaku sendiri. Tinggi sekali.
Tak kulihat siapa pun selain diriku.
Aku sedang tak menjadi aku.
Entah ini yang mereka sebut logika, atau justru aku sedang gila.
Kurasa aku sedang gila, karena ini membuatku lupa.
Lupa bahwa meninggalkanmu, sama saja membunuh diriku sendiri.
Aku lupa, ini akan membuatmu terluka parah.
Tanpa sadar, aku sudah menjadi seperti pembunuh berdarah dingin.
Aku mencabut jantungmu sambil tersenyum.
Aku meracunimu sambil mengecup bibirmu. Aku sudah gila..

Aku tahu, memohon maaf padamu dengan berlutut lama-lama pun tak akan membuat dadamu tak jadi berdarah. Dan aku, masih dengan bangsat maha egoisnya, tetap memaksamu sembuh dengan segera. Dan aku, masih dengan tak tahu malunya, menawarkan pelukan setelah membunuhmu dengan sekali hentakan.

Sayang, pria macam apakah yang kamu sayangi ini?
Begitu mengerikan. Bersikap manis, sementara hatinya memelihara iblis.

Wanitaku, lupakan aku yang menanyakan "Apakah kamu baik-baik saja?".
Abaikan aku yang mati-matian khawatir setelah membuatmu hidup dalam getir.
Jangan hiraukan aku yang masih tak tahu diri bilang rindu.

Jika tak mendengar suaraku, tak melihat wajahku, bisa membuatmu merasa lebih baik,
aku akan menghilang.
Jika memuntahkan semua racun, mengeluarkan semua kerikil yang mengganggu tenggorokanmu, bisa membuatmu lebih lega, kamu tahu harus mencariku di mana.

Sayang, membaiklah. Untuk itu, aku akan melakukan segala...

Kata Itu BerasaWhere stories live. Discover now