April Mop

98 12 16
                                    

Lah ni manusia, kirain bakal keberatan kalo gue suruh izin, ternyata malah seneng. Alahamdulillah. - Wildan.

Hari demi haripun terlewati. Dalam seminggu ini Gigi sudah terapi rutin tiap hari.

Ia merasakan kakinya sudah mulai bisa digerakkan. Sesekali ia mencoba berdiri dan dibantu Reza ataupun Wildan.

Yah, setidaknya satu dua langkah ia bisa melangkah walau akhirnya jatuh lagi. Tapi kalian ingetkan motto Gigi.

Jatuh bangkit lagi
Bukan
Jatuh bikin mati

Hari ini, Gigi tengah ditaman kompleknya untuk belajar berjalan ditemani oleh Reza.

"Za, bantuin gue, lo pokoknya pegangin gue, jangan biarkan gue jatuh. Kalo gue sampe jatuh gue suruh lo nraktir gue es krim 1 bulan, mampus lo." ucap Gigi serius.

"Yaelah, gampang mah, kalo sehari cuma sekali, dan eskrimnya Aice yang 2000an, hahah." ucap Reza enteng.

"Hahahahhahahahaha,"

Reza pun memegang pinggang Gigi.

"Eh Za, kok pegangnya pinggang sih," Gigi menepis tangan Reza.

"lah, kan kalo bayi itu dilatih jalan kan dipegang pinggangnya." jawab Reza polos.

"Lo pikir gue bayi, bilang aja modus." Gigi menjitak dahi Reza.

"Adus, sakit tau."

Percakapan itu berakhir. Ia lanjutkan dengan melatih Gigi.

"Satu, dua, tiga,lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, yeah gue bisa, Za coba pelan pelan lepasin tangan gue."

Reza pun melepas tangan Gigi.

Gigi mencoba berdiri tegak,
"Sepuluh." bruk, Gigi terjatuh.

"Laaaaa, Reza ngebiarin gue jatuh, pokoknya lo harus nraktir gue es krim sebulan."

"Yayayalh,." Reza menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah, yuk berdiri lagi, belajar lagi ya adek kecil.," Reza berkata manja dan menepuk kedua pipi Gigi yang mengembang sempurna.

"Iya abang gedhe." Gigi pun membalas hal yang sama kepada Reza.

Setelah berulang kali jatuh. Gigi tetap mencoba dan mencoba lagi. Dan apa yang ia dapat.

"Tigapuluhsembilan,.yipii, Reza gue bisa jalan lagi."

Gigipun langsung merangkulkan tangannya pada Reza dan memeluknya dengan erat. Rezapun membalasnya.

"Rezaa, makasih banget ya, udah bantuin gue, udah nemenin gue."

Za, andaikan lo itu nggak bisa denger, gue udah ucapkan gue sayang sama lo. Tapi gue takut kalo lo nggak sayang sama gue -- Gigi

"Iya sama - sama sa•• " Reza melepaskan pelukan Gigi, dan mencubit kedua pipi Gigi.

Gi, andaikan lo tahu kalo gue sayang sama lo -- Reza

"Sa•• ? Sa apa?" tanya Gigi mengerutkan dahi.

"Saaa••, Sa•• sapi perah, ya sapi perah." jawab Reza gagap.

"Lah, kok sapi perah, emang dimata lo, gue sebuah sapi perah?" tanya Gigi bingung.

"Iyalah, kan setiap pagi gue perah buat ngasih sarapan ke gue, hahahah."

"Alah apaain sih, receh, hahaha."

Merekapun tertawa bersama- sama. Gigi yang kini bisa jalan lagi sangatlah bahagia. Ia ingin merasakan capeknya lari maraton, ngrasain telapak kaki kalo nginjak batu, ngrasain lelah ya berjalan digunung. Gigi sangat kangen dengan semua itu.

ToothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang