S E V E N

42 7 0
                                    

     Siang ini, Aludra dan Nina akan belajar berdua di cafe dekat sekolah. Jaraknya memang terbilang dekat, tempatnya nyaman dan tidak terlalu ramai.

Sejujurnya Aludra tidak suka belajar di tempat umum. Tapi mau apa lagi? Nina yang akan mengajari materi ulangan kali ini dan Aludra lemah di pelajaran itu.

Untungnya langit siang ini cukup mendukung. Tidak panas, tidak hujan, pas.

"Cafenya jauh? Soalnya gue belum pernah kesana." tanya Aludra sembari menggendong tasnya.

Nina menggeleng. "Deket, udah ayo,"

Aludra mengikuti Nina di belakang sembari sesekali mencari dimana Kenzie berada. Hasilnya pun nihil, ia tidak menemukan Kenzie di gedung sekolah ini. 

Disepanjang jalan, Nina selalu mengajak Aludra untuk berbicara. Entah itu tentang kabar game terbarunya, atau berapa nilai Aludra akhir-akhir ini.

Nina membuka pintu cafe. Hawa dingin AC di dalam cafe langsung berhamburan. Nina mencari tempat yang pas untuk duduk dan Nina memilih di pojokkan yang suasananya lebih tenang.

Aludra ikut duduk di hadapannya lalu mulai mengeluarkan beberapa buku. Ia mengikat rambutnya agar tidak menganggu pandangannya saat belajar nanti.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan yang menghampiri dengan wajah ramah.

Aludra menerima menu yang diberikan pelayan tersebut lalu memilih-milih.

"Ice lemon tea," sahut Nina yang langsung dicatat oleh pelayan.

"Saya juga." pelayan tersebut mengangguk lalu mengambil kembali menunya seraya mengatakan bahwa pesanan akan sampai dalam 5 menit.

Aludra kembali mengalihkan pandangannya ke buku tebal di hadapannya sembari sesekali mengusap tengkuknya yang menandakan bahwa ia bingung.

"Dra, lo cantik."

Aludra langsung mengangkat wajahnya dengan tatapan bingung. "Lo lesbi, Na?"

Tawa Nina langsung terdengar. Bahkan beberapa pengunjung cafe melihat dirinya.

"Gak lah, bodoh." ucap Nina dengan sisa tawanya. "Lo cantik, seriusan. Hidung lo mancung, mata lo coklat terang, kulit lo putih."

Aludra menyunggingkan senyumnya. "Makasih hehe," tawanya canggung. Aludra sangat asing mendengar kata 'cantik', maksudnya, ia sudah lama tidak mendengar kata-kata itu semenjak.. Ibunya meninggal.

Tidak lama kemudian seorang pelayan membawakan nampan berisi 2 gelas ice lemon tea lalu menaruh di hadapan Aludra dan Nina.

"Makasih."

Pelayan tersebut tersenyum lalu meninggalkan Aludra dan Nina.

Aludra tidak menghiraukan ice lemon tea dihadapannya. Ia kembali fokus dengan soal-soal yang membuat otaknya melilit.

Sampai suatu suara membuyarkan kefokusannya. Suara yang sangat familiar bagi Aludra. Kenzie. Tapi, tunggu, tidak hanya suara Kenzie saja yang terdengar. Melainkan, ada suara lain. Suara perempuan.

"Dra, lo tau jawaban soal nomor ini?" tanya Nina. Aludra yang tadinya ingin menoleh ke asal suara, saat mendengar pertanyaan Nina, ia langsung mengurungkannya.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang