O N E

103 15 8
                                    

Senin, hari yang paling dibenci oleh rata-rata anak berusia remaja yang masih menuntut ilmu.

Tidak untuk Aludra. Gadis ini lebih suka menghabiskan waktunya di sekolah daripada di rumah.

Aludra memang bukan tipe gadis yang kutu buku, atau suka menghabiskan waktu berjam-jam dengan membaca buku. Tidak, hanya saja ia menganggap sekolah adalah tempat ia kabur dari semua masalah.

Terkesan drama tapi memang seperti itulah hidup Aludra saat ini.

"Aludra." panggil Kenzie dengan wajah jahilnya.

"Gue lagi ga mood, gak usah ganggu bisa?"

Aludra menatap tajam Kenzie lalu kembali menulis sebuah tulisan di buku bersampul biru mudanya tersebut.

Kenzie menebak kalau Aludra sedang menulis hutangnya di kantin bulan lalu. Aludra tidak pernah memberi tahu apa isi buku itu.

"Oh iya maaf, Ratu."

Aludra memutar bola matanya dan kembali terdiam. Kenzie sibuk memukul meja sedangkan Aludra sibuk menulis tulisan yang tidak akan pernah Kenzie tahu apa itu.

Lantai 4 sangat sunyi siang ini. Bagaimana tidak? Semua murid sedang berkumpul dilapangan karena ada acara sekolah. Hanya Aludra yang tidak tertarik dengan semua itu.

Walaupun Kenzie sudah berkali-kali mengajak Aludra untuk ikut menonton acara dibawah tetap saja jawabannya hanya sebuah gelengan kepala.

"Yaudah lo aja sana yang nonton. Gue mah ogah."

Pada akhirnya Kenzie mengalah dan memilih untuk tetap diam menunggu Aludra di dalam kelas.

"Kenzie!"

Aludra dan Kenzie serempak menengok.

"Kenapa Yan?" Kenzie turun dari meja lalu segera berlari ke arah Rian.

Aludra melihat Rian yang berbisik ditelinga Kenzie. Kenzie terlihat menggeleng sembari sesekali melihat kearah Aludra dan wajah Rian yang memelas.

"Udah gapapa, gue tau lo pasti disuruh manggung kan? Yaudah sana. Gue sendirian aja."

"Se--"

"Iya, udah sono. Daripada lo disini gangguin gue mulu."

Kenzie menatap Aludra lama. Aludra menoleh lalu tersenyum sesaat. Kenzie mengangguk lalu meninggalkan Aludra sendirian.

Setelah keadaan benar-benar sepi. Aludra menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku.

Hampir setengah dari bukunya sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang mewakili perasaannya.

Aludra memutuskan untuk melihat penampilan Kenzie dari lantai 4. Disana, Kenzie terlihat memangku gitar lalu memulai sebuah lagu. Aludra tersenyum tipis. Sesekali juga Kenzie melihat ke arah Aludra disana sana sembari tersenyum.

Inikah yang dinamakan jatuh cinta?

Tidak,tidak. Aludra tidak boleh jatuh cinta sekarang.

<<>>

Kenzie memasangkan seatbelt Aludra lalu menyelimutinya dengan jaket. Ia mulai menancapkan gas untuk mengantar Aludra pulang.

Kenzie berbelok ke arah perumahan Aludra dan memberhentikan mobilnya tepat depan gerbang rumah Aludra.

"Dra, bangun. Udah nyampe nih."

Aludra membuka matanya perlahan. Ia menoleh ke Kenzie dengan tatapan bingung.

"Gue dimana?" ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang