CHAPTER 1

9.4K 231 0
                                    

Deeerrrrt… deeeerrrrttt…
Telepon berdering.

“Halo sayang, kenapa?”

“Kamu udah makan siang Jer?”

“Aduh sorry sayang, ntar dulu ya aku sibuk banget ini, ntar aku telepon balik. Bye”
Telepon terputus.

Seperti itulah hubungan Fana dan Jerio,
Fana pun juga sudah tidak mengherankan lagi kekasihnya yang selalu mengutamakan segala urusannya yang ia bilang itu semua penting dibanding Fana kekasihnya itu.

Waktu silih berganti,
Hubungan tiga tahun yang cukup terbilang awet itu namun didalamnya sedikitpun sepertinya tidak ada suatu hal yang benar-benar spesial untuk Fana.
Ntah kapan, rasanya seperti menunggu keajaiban yang begitu mustahil.
Mengharap waktu Jerio seperti mengharap matahari terbit disebelah barat.
Entah mengapa rasanya semakin berat, padahal sudah sejauh ini terbiasa dengan kekasihnya yang selalu seperti itu padanya, namun rasanya kali ini seperti tak sanggup lagi.
Ia benar-benar merindukan sosok Jerio yang dulu selalu ada untuknya..

“Aku gak tau sepenting apa keberadaanku dalam hidupmu Jer, tapi kamu seolah ngebelakangkan segala tentangku” Ujar Fana dengan airmata yang membasahi pipinya.

Meratapi sebuah album foto berisikan kebersamaan Fana dan Jerio saat sebelum seperti sekarang ini, rasanya sulit untuk ia terima.
Waktu seperti bisa kapan saja merubah seseorang yang awalnya seakan benar-benar membutuhkan lalu keesokan harinya seketika saja seolah lupa pernah begitu membutuhkan.
Sakit sekali, itulah yang Fana rasakan..

“Aku cuma kangen kita yang seperti difoto ini Jer..” Terus meneteskan airmata sembari mengusap-usap gambar pada setiap halaman album foto tersebut.

Satu minggu kemudian..
Disebuah restoran,

Jerio: "kamu kok suka banget sih ngasih aku kado jam tangan? Dirumah numpuk tau gak sih. Belum kepakai semua, kayak gitu mending uangnya kamu tabung aja. Aku udah gede gak perlu kado" Ujarnya.
Fana: "Sorry, aku kurang ngerti selera cowok. Tapi aku suka waktu liat kamu pakai jam tangan, hihi.."
Jerio: "Tapi lain kali gak perlu ya Fana, buang-buang uang tau gak sih?"
Fana: "Em aku pulang dulu ya, gak bisa lama. Mama udah nunggu.. bye"

Tanpa menghiraukan jawaban Jerio, Fana pun langsung pergi meninggalkan Jerio di acara ulang tahunnya..

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang