Terkadang aku iri dengannya,.
Ketika aku Melihat ia bebas mengepakkan sayapnya,.
Memperhatikan ia bebas melangkah dan menghentakkan kakinya,.
Memandang ia bebas menuliskan skenario indah perjalanannya,.
Aku melihat Itu semua karena tak ada formalitas yang membelengguh aksinya,.
Karena bukan keformalitasan belaka yg ia pandang dalam langkahnya,.
Dengan tekadnya yang membaja,
Seberapa besarpun badai menerjangnya,.
ia mampu menaklukannya.
Demi tujuan yang tergantung di depan matanya,.
Ia rela mengorbankan banyak hal demi mewujudkannya,.
Dengan rasa iri tersebut aku bangga dan berterimakasih padanya,.
Karena langkahku sekarang adalah berawal dari rasa iriku dulu padanya,.
Dan aku berharap rasa iriku sekarang adalah sebagai wasilah langkahku kedepannya,.
Karena kau adalah cermin yang membuatku selalu menatapnya,.
Mungkin sekarang aku adalah sebagai penonton,.
Yang hanya bisa menikmati asyiknya skenariomu yang tak monoton,.
Tapi aku berharap pada suatu masa,.
Aku dan kamu menjadi aktor utama,.
Dari skenario indah sang maha cinta,.
Merasakan suka dan duka bersama,.
Dengan satu tujuan yang sama,.
Menggapai kebahagiaan dengan ridhonya,.
Dan kelak kita menjadi cermin yang selalu di pandang oleh ranting-ranting yang akan tumbuh di dunia,.