If Its You

292 39 0
                                    

Sebaiknya readers membaca sambil mendengarkan lagu :

If Its You - Rosé Blackpink cover

Untitled - GDragon









Wendy pulang ke apartemennya saat jam dinding di tempat tinggalnya itu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Pintu terkunci otomatis. Ia berjalan dengan gontai.

Melepas sepatunya asal. Menyimpan tasnya di sofa. Begitu melihat pintu kamarnya, ia mengurungkan niat untuk ke dapur meminum seteguk air.

Ia pulang dengan raut wajah kusut. Penampilannya tetap cantik dan rapih. Hanya saja matanya bengkak, pipi dan hidungnya memerah, kentara sekali bahwa ia baru menangis sepanjang jalan. Ya, sepanjang jalan ia menangis tak mempedulikan pandangan orang-orang.

Begitu membuka pintu kamarnya, langsung matanya kembali memanas. Rasanya air matanya tidak akan pernah habis jika sudah berhubungan dengan namja bermarga Park itu.

Wendy langsung berjalan ke kasurnya dan membanting dirinya. Dalam sekejap air matanya kembali keluar, membasahi bantalnya. Ia menangis tanpa suara tapi air matanya tak henti-hentinya keluar. Tubuhnya bergetar lebih jelas dari sebelumnya.

Beginikah rasanya patah hati disaat memiliki status jelas? Beginikah rasanya patah hati di hari anniversary?

Rasanya seperti...hatinya yang begitu rapuh terjatuh dan pecah berkeping-keping. Nyaris kepingan pecahan itu tak terlihat lagi dan tak terselamatkan.

Wae?

Wae?

Wae?

Hubungan mereka baik-baik saja. Dua hari yang lalu saat berpisah tak ada pertengkaran apapun. Ia tak melakukan kesalahan apapun. Tapi kenapa, kenapa namja itu bahkan tak berusaha menghubunginya hari ini?

Arraseoyeo. Aku mengerti jika hari ini ia ada keperluan. Keundae wae? Kenapa dia tak menghubungiku sama sekali? Apa aku sama sekali tak penting untuknya?

Park Chanyeol. Namja tinggi yang selalu berusaha mendekatinya di kampus selama dua semester. Suaranya adalah yang pertama kali ingin Wendy dengar begitu bangun tidur. Senyumnya adalah hal pertama yang selalu ia ingat tentang namja itu.

"Tenanglah. Aku ada disini."

"Uljima. Kau bisa melewatinya."

"Apakah kau Wendy yang ku kenal?"

Semua perkataan Chanyeol itu kini terngiang-ngiang di kepalanya. Kata-kata yang selalu ia ucapkan setiap kali terkena masalah di kampus tentang tugas ataupun tentang pekerjaannya ataupun keluarganya.

Namja itu selalu menenangkannya. Dan ia? Apa yang sudah ia lakukan untuk Chanyeol? Eopseo. Dialah yang egois.

Chanyeol selalu menunjukkan senyum di depannya. Membuatnya berfikir bahwa namja itu tak memiliki masalah sama sekali. Apakah karena ini namja itu tak muncul hari ini? Apakah justru karenanya lah ia tak mau repot mengingat hari jadi mereka?

"Chanyeol-ah... Yaaa! Park Chanyeol!" teriak Wendy dengan suara yang sudah lemah.

"Kemana kau? Aku mencarimu. Mianhae, aku tak bisa menemukanmu. Karena aku bahkan tak tau apapun tentangmu."

Hiks hiks

"Keundae, bisakah kau memberitahu...hiks... apa yang seharusnya aku lakukan? Aku akan melakukannya. Jadi..."

"Jadi...muncullah. Jangan menghilang seperti hari ini...."

Wendy semakin menangis di atas kasurnya. Ia merasa tak akan bisa tidur jika ia tak ketiduran. Namja itu...adalah orang yang sangat ingin ia temui untuk saat ini. Orang yang sangat ia rindukan sekarang.

Wendy meraih gulingnya. Mengintip ke penjuru kamarnya. Satu yang ia lihat, semua tentangnya dan Chanyeol. Foto polaroid mereka bersama yang memenuhi board di dinding. Boneka yang menumpuk saat Chanyeol memenangkannya dari mesin doll catcher. Gitar miliknya yang sering dimainkan oleh Chanyeol.

Dirinya sudah terlalu banyak dipenuhi oleh namja itu. Meskipun ia tak tau menahu tentang kehidupan namja itu tapi namja itu sudah terlalu masuk ke dalam kehidupannya.

Bukannya Wendy menyerah sebelum berusaha. Anniyeo. Saat ia berusaha menghubungi dan menanyakan teman-teman Chanyeol di kampus pun. Satu pun tak ada yang tau dimana Chanyeol tinggal atau dimana Chanyeol kerja paruh waktu.

Ternyata Chanyeol benar-benar kasat mata dengan menyembunyikan segalanya dibalik senyumnya. Sekarang siapa yang salah? Chanyeol kah? Atau dirinya?

Jika ia yang salah.

Aku harap kau tetap datang, memang permintaan yang egois.

Tapi biarkan aku mendengar apa yang kau inginkan padaku.

Biarkan aku mencoba menjadi yang kau mau.

Biarkan aku tau apa yang kamu fikirkan.

Tolong jangan sembunyi.

Jangan pergi, kumohon.

Hajima, Chanyeol!

Stay With Me [WenYeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang