Before Tomorrow

196 31 2
                                    

4 tahun kemudian...

Wendy tampak siap dengan mantel coklat dan kaos turtle neck merah yang timbul di lehernya dan celana hitam yang tak tertutupi mantel itu. Tersampir tali tas di bahu kanannya.

Ia berniat untuk pergi berjalan-jalan. Sudah lama rasanya ia tak pulang ke rumah orangtuanya ini karena menyibukkan diri di Seoul.

"Eomma-appa, aku akan pergi keluar!" seru Wendy dari depan pintu rumahnya.

"Ahdeul-ah, pulanglah sebelum jam makan malam, eoh?" Ibunya berlari menyusul.

Wendy melempar senyum. Ia mengangguk manis. "Eoh, arraseo. Aku tak akan lama."

Akhirnya Wendy pergi keluar dari rumahnya. Suhu diluar jauh lebih dingin dibanding di dalam rumah. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya. Meski dingin ia tak akan mengurungkan niatnya.

Jadilah yeoja itu meyakinkan langkahnya dan mulai berjalan.

Wendy tersenyum tipis. Sudah dua tahun ia tak melihat dengan baik lingkungan sekitar rumahnya, banyak yang sudah berubah. Cat, gedung bahkan jalanannya.

Ia menunduk menatap jalan namun masih tersenyum. Hanya dirinya saja yang belum berubah. Ia masih dalam penantian yang lama.

Pergi ke Seoul begitu lulus dari sekolah dan ikut menyibukkan diri dengan aktifitas masyarakat kota Seoul. Berkat itulah ia bisa mengalihkan fikirannya, setidaknya. Meski setelah itu ia akan teringat lagi, tapi itu membantu meski sedikit.

Dan sekarang nyaris akan 4 tahun lamanya ia menunggu. Besok genap 4 tahun. Wendy menyengaja datang tiga hari sejak kemarin.

Besok. Ia akan menunggu namja itu lagi. Dan jika besok dia tak muncul lagi, Wendy akan segera kembali ke Seoul dan kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Dan kembali pada penantiannya.

Ia terus berjalan semau kaki melangkah kemana. Hingga kemudian ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk. Namjoo, temannya semasa kuliah.

"Wae geuraeyeo, Namjoo-ah?" tanya Wendy begitu mengangkat telponnya.

"Yaa! Kau lupa? Malam ini sahabat kita akan menikah! Kau tak akan datang?" Namjoo langsung memarahinya lewat ponsel.

Wendy mengernyit. "Arraseo, arraseo. Aku memang akan datang, malam ini kan?" jawabnya lalu terkekeh.

Namjoo terdengar mendengus. "Kau ini! Memang kau sudah punya dress untuk kau pakai, eoh?"

"Geureom... Why not?"

"Huh!" dengus Namjoo jelas. "Terserah kau sajalah. Aku sudah mengingatkanmu, awas kau ya... Kalau kau tak datang, akan ku suruh yang lain untuk tidak datang ke pernikahanmu nanti!"

"Yaa! Siapa yang mau menikah!" sahut Wendy langsung.

"Terserah kau sajalah. Aku sedang mencari baju untuk ku pakai malam ini! Jaa!"

Dan seketika sambungan telepon terputus. Wendy hanya tertawa kecil. Ia menurunkan lengannya dengan masih menggenggam ponsel itu lalu kembali berjalan.

Satu persatu temannya menikah. Ya, tentu saja. Mereka sudah berpisah sejak tiga tahun, setelah diwisuda mereka hanya berkomunikasi lewat sosial media. Tapi terkadang memang suka mengadakan pertemuan, hanya saja Wendy tak pernah mau ikut, ia hanya datang ketika temannya akan ada yang menikah.

***

Wendy tampak cantik dengan dress selutut dan lengan panjangnya yang berwarna biru tua. Kulitnya jadi semakin terlihat putih saja. Ia memilih untuk mengikat rambutnya menjadi ponytail.

Kakinya terlihat cantik dengan memakai heels putih yang tak terlalu tinggi. Ia menutupi badannya dengan mantel panjang hingga ke kaki. Saat itu, memang musim dingin, jadi ia ingin tetap hangat.

Dengan menggunakan taksi Wendy pergi ke tempat acara yang berlokasi di sebuah gedung. Matanya melihat ke layar ponselnya, ia sengaja datang telat 1 jam. Toh ini bukan acara sakralnya, lebih ke acara resepsi yang tamunya kebanyakan datang teman kuliah.

"Kamsahamnida." kata Wendy sebelum keluar dari taksinya.

Ia berjalan menuju pintu masuk dengan dompet putih di tangannya. Hanya itu yang ia bawa.

"Permisi, dimana acara pasangan Ahreum dan James berada?" tanya Wendy.

"Silahkan ikuti kami." kata seorang namja yang memakai setelan jas rapih.

Ahreum juga teman masa kuliahnya. Tapi ia pindah di pertengahan semester ke London. Ternyata disana ia bertemu dengan seseorang yang ia tunggu-tunggu, yaitu James.

Sebelum melewati pintu untuk masuk ke ruangan acara berlangsung, Wendy melepas mantelnya dan memberikannya pada bellboy tersebut tak lupa ia memberikan tip kecil.

Pintu yang sudah terbuka itu akhirnya Wendy langkahi masuk. Banyak wajah yang tersenyum menyapanya. Ada hoobaenya, ada sunbaenya semasa kuliah dengan pasangan-pasangan mereka. Ada juga beberapa orang bule Wendy lihat, mungkin temannya suami Ahreum sekarang.

Dari jauh Wendy melihat lingkaran kecil, ia langsung mengenali adanya Ahreum, Namjoo, Hani, James, Heechan, Haegi, Taerin dan Biryeom. Semua Wendy kenal hanya James saja yang tak ia kenal. Ia berjalan menuju mereka.

Hani menangkapnya.

"Eoh, Wendy-ah!!" teriaknya semangat sambil melambaikan tangan. Membuat ketujuh orang lain menoleh.

Wendy langsung tersenyum da melambai juga berjalan layaknya model.

"Yaa! Awas kau kalau lebih cantik dariku, ini malamku, kau ingat??" kata Ahreum menyambut kedatangannya.

Wendy tertawa. "Arra, arra. Kau yang paling cantik disini, tanya saja suami mu kalau kau tak percaya."

"Jinjjayeo, James?" tanya Ahreum langsung pada satu-satunya namja bule dilingkaran mereka.

"Hm, geureom. Only you."

Ahreum langsung memeluk mesra James di depan kawan-kawannya.

"Yaa, yaa, yaa. Jangan menebar kemesraan kalian disini, eoh?" marah Namjoo.

"Wae? Kau tinggal bermesraan saja dengan Heechan sana." balas Ahreum.

Heechan menanggapi ucapan Ahreum dengan merangkul pinggang Namjoo. "Kalian tak akan tau betapa susahnya aku mendapati yeojaku ini." Yang lain tertawa tapi Namjoo memukul dada Heechan kecil.

"Hani, ku dengar kau juga jadian dengan Taegi? Jinjja yeo?" takjub Wendy. Yang ditanya diam malu-nalu begitupun Taegi.

"Eoh! Kau tak akan percaya bagaimana reaksiku saat mendengarnya di London!" sahut Ahreum.

"Bayangkan Wendy, Hani yang terlalu ceria seperti matahari begini bersatu dengan Taegi yang jarang sekali kita lihat bicara." takjub Namjoo.

Wendy tertawa. Ia merasa terhibur. Ada baiknya juga ternyata ia datang ke acara ini.

"Kau sendiri, datang sendirian kesini?" tanya Haegi.

"Tentu. I'm a strong girl." ucap Wendy. "Wae? Jangan-jangan kau dan Biryeom pasangan pesta ini, eoh?"

"Yaa, yaa, yaa. Jangan bicara melantur seperti itu!" ujar Biryeom.

"Kami juga datang dengan pasangan kami kok! Kau saja yang tidak melihatnya." sombong Haegi.

"Jinjja? Eoddie?"

Kompak dua yeoja cantik mendatangi Haegi dan Biryeom. Dan kedua namja itu langsung merangkul pinggang pasangan mereka.

"Wah, jinjja! Apa-apaan ini, kalian melakukan konspirasi berpasangan? Dan menjadikanku jomblo sendiri malam ini, eoh? Yaa, Namjoo-ya, Ahreum-ah, Hani-ya!"

Wendy berpura-pura marah tapi itu hanya membuat teman-temannya tertawa.

Stay With Me [WenYeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang